Minimalisir Dampak Megatrush, TAGANA Menanam 2,7 Juta Manggrove
Pangandaran, (Metrobali.com)
Kementerian Sosial melalui Taruna Siaga Bencana (TAGANA) melakukan penanaman bibit mangrove sebanyak 2,7 juta pohon di seluruh Indonesia Indonesia.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Safii Nasution menjelaskan penanaman mangrove dilakukan secara gotong royong yang melibatkan seluruh anggota TAGANA setempat bertujuan untuk meminimalisir dampak Megatrush.
“Penanaman ini bertujuan untuk mengantisipasi adanya ancaman bahaya Megatrush yang diperkirakan akan terjadi, hal ini juga untuk melakukan pemulihan ekosistem pesisir. Khusus untuk Pangadaran kita tanam sebanyak 20.000 bibit,” ujar Safii, Selasa (30/3).
Mangrove merupakan salah satu ekosistem pesisir yang memiliki peran sangat penting bagi kehidupan manusia. “Semoga masyarakat dapat menjaga dan merawat bibit mangrove yang ditanam, serta dapat merasakan manfaat keberadaan ekosistem mangrove,” tambahnya.
Kegiatan penanaman manggrove ini merupakan bagian kegiatan ulang tahun TAGANA ke 17. Safii menjelaskan puncak peringatan HUT TAGANA yang dipusatkan di Kabupaten Pangandaran.
Peningkatan Kemampuan Dasar Tagana
Selain melakukan penanaman bibit mangrove, dikatakan Safii Kemensos juga melakukan peningkatan kapasitas kemampuan dasar penyelamatan yang harus dimiliki Tagana. Ketiga kemampuan dasar itu adalah vertical rescue, water rescue dan pertolongan pertama gawat darurat (PPGD).
Vertikal Recue adalah penyelamatan korban bencana yang berada di dasar jurang atau daerah yang lebih rendah. Sedangkan, Water Rescue merupakan pertolongan kepada korban bencana atau kecelakaan yang berada di air.
Sementara, pertolongan pertama gawat darurat (PPGD) adalah pemberian pertolongan pertama kepada korban bencana atau kecelakaan sebelum tim medis tiba di lokasi kejadian.
“Semua materi ini kita berikan kepada seluruh personil TAGANA sebagai bekal mereka untuk terjun ke lokasi bencana. Jika ada yang kena bencana dan kebetulan hanya ada personil TAGANA disana maka dia bisa memberikan pertolongan pertama sebelum tim medis dan SAR datang,” jelas Safii.
Setelah diberikan pelatihan dasar, dikatakan Safii untuk mengetahui pengetahuan dan pemahaman Tagana, Kemensos melakukan perlombaan guna mengukur kemampuan dasar yang dimiliki anggota TAGANA.
“Dalam lomba ini masing-masing propinsi mengirimkan empat perwakilan terbaik mereka. Selama dua hari masing-masing peserta memperagakan semua materi kemampuan dasar rescue di cagar alam Pangandaran,” lanjut Safii.
Selaiin itu juga ada lomba yang dilaksanakan secara online karena situasi pandemi ini, sehingga tidak semua didatangkan ke Pamgamdaran.
“Lomba yang dilaksanakan secara online antara lain Dapur Umum, logistik, shelter, LDP, dan keposkoan,” papar Safii.
Semua kegiatan ini merupakan rangkaian HUT TAGANA ke 17 tahun 2021. (SUT)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.