jkn

Negara (Metrobali.com)-

Minat masyarakat di Kabupaten Jembrana untuk menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Mandiri masih rendah dibandingkan dengan daerah lain di Provinsi Bali.

“Kesadaran masyarakat untuk mendaftar sebagai klien JKN mandiri masih kurang. Padahal kami terus melakukan sosialisasi,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana, dr Putu Suasta, di Negara, Rabu (1/10).

Menurut dia, masyarakat baru mendaftar saat sudah jatuh sakit, sementara tanggungan biaya pengobatan dari Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM) sangat terbatas.

“Seluruh masyarakat Bali memang sudah ditanggung JKBM, tapi jangkauan layanannya tidak seluas JKN. Saat membutuhkan pelayanan yang lebih dari JKBM, baru masyarakat yang sakit mau mendaftar sebagai peserta JKN,” ujarnya.

Dengan membayar premi sesuai kelas perawatan yang diinginkan, lanjut dia, banyak keuntungan diperoleh peserta JKN karena bisa digunakan untuk berobat di seluruh rumah sakit umum di Indonesia.

“Kalau kita bepergian ke mana saja kemudian sakit, tidak perlu bingung biaya berobat kalau memegang kartu JKN,” ujarnya.

Pelayanan lainnya bagi peserta JKN mandiri adalah peserta bisa memilih kelas perawatan di atas premi yang dibayarkan dengan syarat membayar tambahan biaya selama perawatan.

Menurut dia, tambahan biaya perawatan di kelas yang lebih tinggi dari premi yang dibayarkan tidak terlalu besar, apalagi bagi peserta JKN kelas satu yang ingin dirawat di VIP.

“Kalau JKBM atau JKN tanpa premi khusus untuk warga miskin, mereka hanya bisa dirawat di kelas tiga dan tidak bisa minta kelas di atasnya,” katanya.

Untuk meningkatkan jumlah peserta JKN mandiri, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan BPJS selaku pengelola JKN. AN-BM