Foto: Kegiatan acara bedah buku Mark Hobart secara hybrid di Auditorium Widya Sabha Mandala, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, melalui aplikasi Webex Meetings dan streaming YouTube pada Selasa, 20 September 2022.

Denpasar (Metrobali.com)-

Dalam rangka memeriahkan HUT ke-64 FIB dan HUT ke-41 BKFIB Unud, Prodi Doktor Kajian Budaya FIB Unud gelar acara bedah buku Mark Hobart dengan judul “After Culture, Anthroplogy as Radical Metaphysical Critique” secara hybrid di Auditorium Widya Sabha Mandala, Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, melalui aplikasi Webex Meetings dan streaming YouTube pada Selasa, 20 September 2022. Acara bedah buku Mark Hobart kali ini menghadirkan Prof. Dr. I Nyoman Wijaya, M. Hum., Guru Besar Sejarah FIB Unud sekaligus dosen Prodi Doktor Kajian Budaya sebagai narasumber.

Turut hadir pula dalam acara, yaitu Dekan Fakultas Ilmu Budaya Dr. Made Sri Satyawati, S.S. M.Hum., para kaprodi dan dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya, serta mahasiswa Prodi S3 Kajian Budaya.

Acara diawali dengan sambutan oleh Koodinator Program Studi S3 Kajian Budaya, Prof. Dr. I Nyoman Dharma Putra, M. Litt. Dalam sambutannya, disampaikan bahwa buku ini merupakan dasar untuk mendukung, menyambut, dan memperkuat kelahiran Prodi Doktor Kajian Budaya. Di samping itu, beliau juga tertarik dengan  judul buku, yaitu “After Culture” yang diterjemahkan ke ke dalam Bahasa Indonesia berarti “setelah kebudayaan”. “Dalam berbagai kehidupan sekarang, kita sinonimkan dengan sesudah atau pasca. Dalam dunia interkomunikasi dikenal dengan pasca, kalau dalam dunia pendidikan dikenal dengan pascasarjana, lalu kalau after culture (pasca budaya) itu merupakan hal yang sangat menarik yang menjadi inti atau jiwa dari kajian budaya”, ujarnya.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Dr. Made Sri Satyawati, S.S.M.Hum., juga turut hadir memberikan sambutan sekaligus membuka acara bedah buku. Dalam sambutannya, beliau mengucapkan terimakasih kepada Koordinator Prodi Doktor Kajian Budaya yang telah memberikan hadiah pada ulang tahun Fakultas Ilmu Budaya yang ke-64 dan turut ikut serta dalam menyemarakkan ulang tahun Fakultas Ilmu Budaya. Beliau juga menegaskan harapannya agar Prof. Dr. I Nyoman Wijaya, M. Hum., membuat satu program studi S1 Culture Studies Asia Tenggara yang dapat mewadahi seluruh mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Budaya terutama pada program BIPAS.

Dalam bedah buku Mark Hobart “After Culture, Anthroplogy as Radical Metaphysical Critique”, Prof. Dr. I Nyoman Wijaya, M. Hum. mengungkapkan gagasannya dalam memaknai kata After dalam After Culture. Menurut Prof. Wijaya, kata after yang dimaksud adalah melampaui. Melalui After Culture yang dibuat 22 tahun silam oleh Mark Hobart, beliau mengutarakan bahwa cultural studies terperangkap dalam jaring tiga paradigma besar, yaitu study of culture, semiotika, cultural studies model Amerika, dan etnografi kritis. Melalui buku After Culture, pertanyaan mengenai fenomena masa lampau itu masih berkelanjutan hingga sekarang dan membahas solusi mengenai problema tersebut. Buku yang dibahas ini juga banyak membahas mengenai culture studies dan akibatnya, praktik dalam culture studies, serta teori-teori dan fungsi dari culture studies. (rls)

Sumber: https://drive.google.com