Klungkung  (Metrobali.com)-

Sebanyak 1893 orang siswa melakukan aksi makan Ledok bersama. Ini dilakukan usai apel Bendera untuk memperingati hari Puputan Klungkung ke-104 dan Hut Kota Semarapura ke- 20. Aksi makan Ledok yang juga makanan kas Nusa Penida tersebut digelar di Balai Budaya Ide I Dewa Istri Kanya, Klungkung. Sabtu (28/4/2012). Kagiatan ini sendiri diprakarsi PKK Klungkung selaku pelaksana dengan di beck up oleh Kantor Ketahanan Pangan Klungkung, BNI dan BPD Bali serta Pemkab Klungkung. selaian untuk memperingati hari Puputan Klungkung ke 104 dan HUT Kota Semarapura ke- 20, kegiatan ini juga untuk menperingati HUT Gerakan PKK.

Anak anak sendiri nampak antusias ikut kegiatan tersebut. seperti diakui salah satu siswa SD 3 Semarapura Klod, Putu Dirga dan Wayan Anggik. Kedua siswa mengaku belum pernah makan Ledok, namun demikian dirinya sangat ingin terlebih lagi dikatakan kalau kandungan gizinya sangat bagus.

Sementara itu peserta lainya Putu  Widyaningsih siswa kelas VI SD 2 Semarapura mengaku bisa bikin Ledok. Dia dilatih oleh salah satu gurunya yang kebetulan asal Nusa Penida, Made Supriati. Guru wali kelas III ini cukup piawai membuat Ledok.

Menurut Widyaningsih bahan yang dipergunakan adalah manik Jagung Nusa Penida, kacang merah, sayur kangkung dan sayur lainya, ketela dan Labu. Sementara bumbunya adalah  Cabe merah, cabe lombok, terasi dan garam. Bumbu ini ditumbuk menjadi satu lalu dicampur dengan bahan lainya. Saat pemasakan terus diaduk seperti bikin bubur. Setelah agak kecoklatan artinya Ledok sudah matang dan siap di sajikan. Ledok bisa juga dikasi daging dan abon ikan atau daging lainya. Makanan ini sendiri tidak mempergunakan beras.

Sementara itu menurut Katua Pantia Luh Ketut Ari Citrawati yang juga Camat Dawan mengatakan selaian makan Ledok, pada pagi harinya juga dilakukan lomba membuat Ledok dengan peserta ibu ibu PKK dan sekolah. Ledok yang dilombakan ini kemudian di kemas dalam mangkuk plastic yang kemudian di bagikan ke siswa dan peserta lainya yang selanjutnya disantap bersama sama di Balai Budaya.

Sementara itu Ir Gayatri K Rana Msc  Kepala Pusat Penganekaragaman Komsumsi dan Keamanan pangan badan ketahanan pangan, Kementrian Pertanian RI juga hadir. Malah Gayatri mengatakan kalau sebelumnya Ledok sudah diperkenalkan dalam berbagai kegiatan nasional di Jakarta.
“Hari ini adalah meproklamirkan Ledok sebagai panganan Nusantara,” ujarnya. Seraya menambahkan masakan kas Nusa Penida ini sendiri sudah beberapa kali ditampilkan dalam kegiatan nasional di Jakarta. Ledok juga kerap di tampilkan dengan beberapa makanan kas daerah lain seperti  Papaye (Papua).

Dalam kesempatan itu Gayatri mengajak orang Bali terutama kalangan anak anak untuk mengkomsumsi Ledok. Untuk diketahui Bali adalah Provinsi yang terbesar dalam konsumsi beras secara nasional. Hal ini menurut Gayatri kurang bagus. Karena bisa menyebabkan kelebihan sehingga bisa menimbulkan penyakit. Dengan adanya Ledok diharapkan bisa menurunkan komsumsi beras di Bali. Hal ini bisa terjadi jika warga Bali mau beralih sesekali untuk makan makanan non beras salah satunya Ledok. Ledok diakuinya punya kandingan gizi yang sangat bagus dan seimbang. Makanan ini juga bisa menjadi menu alternative untuk anak anak karena bisa meningkatkan kecerdasan mereka.

Sementara itu aksi pencatatan rekor Muri tersebut dilakukan dia perwakilan dari Muri. Diantaranya adalah  Sri Widayati. Menurut Sri ini bukan yang pertama kalinya Muri ke Klungkung. sebelumnya juga sempat mencatat aksi makan bubur kacang Ijo di Kecamatan Banjarangkan. Sementara itu kemarin diputuskan sebagai rekor baru Makan Ledok terbanyak dan yang pertama di Indonesia.

Dimana sebanyak 1893 siswa yang makan Ledok dalam pencatatan rekor Muri tersebut. “Ini adalah Muri ke 5401,” ujarnya. awalnya ditarget 1500 peserta namun ternyata mampu dilampoi. Bahkan menurut Sri tidak hanya dicatat sebagai rekor nasional, namun makan ledok dengan peserta terbanyak dan yang pertama kali ini juga di catatkan sebagai Rekor Dunia.
Sementara itu ketua pengerak PKK Klungkung Wayan Ringin Candra mengatakan Ledok punya potensi sebagai makanan nusantara. ‘Ini yang akan terus kita kempanyekan,” ungkapnya. Bahkan dirinya berharap kalau Ledok juga bisa go Internasional. SUS-MB