Karangasem (Metrobali.com)-

 

Ada hal yang  berbeda disaat Gubernur Bali , Made Mangku Pastika, saat melakukan persembahyangan ke Pura Banjar Desa Pidpid, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Kamis (21/11). Untuk pertama kalinya dana punia yang akan diserahkan oleh Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, ditolak oleh krama desa. Hal ini sempat membuat Gubernur Pastika merasa terkejut mengingat ini baru yang pertama kalinya terjadi selama dirinya menjabat sebagai Gubernur.

Desa Pidpid walaupun terrmasuk desa yang angka kemiskinan masyarakatnya cukup tinggi, tetapi komitmen masyarakatnya tetap terjaga. Krama Pidpid tidak mau menerima dana punia dari Gubernur dengan alasan merasa sudah banyak dibantu oleh Pemprov Bali. Demikian seperti di sampaikan oleh Wayan Kari Subali salah seorang penglingsir Desa Pidpid, yang seharinya ngantor di Renon sebagai anggota DPRD Provinsi Bali.

Kari Subali  menjelaskan bahwa Pemprov Bali melalui Gubernur Mangku Pastika telah banyak membantu Desa Pidpid, mulai dari pembangunan pura, program Simantri, Gerbangsadu dan lainnya, sehingga tidak pantas menerima lagi punia dari Gubernur. “Jangan menjadi kebiasaan bahwa mengundang Gubernur hadir hanya karena untuk mendapatkan punia, walaupun sebelumnya sudah banyak dibantu,” ujarnya.

Menurutnya di lain kali ketika ada keperluaan masyarakat, saat itulah krama mengajukan permohonan lagi. Gubernur Mangku Pastika, yang sebelumnya sempat  kaget, akhirnya bisa memahami penjelasan yang diberikan. “Saya kagum dengan krama di sini, hebat mereka punya komitmen untuk mandiri,” katanya. Gubernur pada kesempatan itu yg didampingi Karo Humas I Ketut Teneng, dan Karo Kesra, Dewa Putu Beratha berkesempatan menyerahkan oleh-oleh berupa jaket Bali Mandara sebanyak 10 buah kepada para panglisir Desa Pidpid. DA-MB