Menyemai Semangat Sumpah Pemuda, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV Gelar Jalma Rasa Sumpah Kebangsaan Muda Berbudaya, Bangkitkan Spirit Subak dari Jatiluwih
Foto: Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, Abi Kusno (kanan) didampingi Kasubbag Umum Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, I Gusti Agung Gede Artanegara dalam keterangan pers pada Kamis 24 Oktober 2024.
Denpasar (Metrobali.com)-
Hari Sumpah Pemuda bukan sekadar peringatan, melainkan sebuah momentum yang mengingatkan kita pada semangat persatuan dan kebangsaan yang diikrarkan pemuda Indonesia pada 28 Oktober 1928. Di bawah panji Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, peringatan ini dirayakan dengan lebih dari sekadar seremonial. Melalui serangkaian acara bertema JALMA RASA: Sumpah Kebangsaan Muda Berbudaya, kita diajak kembali merenungi makna terdalam dari Sumpah Pemuda yang tidak lahir dari ruang hampa.
Acara akan digelar dan dipusatkan di Subak Jatiluwih, Kabupaten Tabanan pada selama dua hari penuh 27-28 Oktober 2024. Rangkaian acara ini terdiri dari tiga kegiatan utama yakni Berpacu Berbudaya Run, Kulakan Budaya, dan Muda Berbudaya Fest.
Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, Abi Kusno, dalam konferensi persnya di Badung, menyampaikan bahwa Sumpah Pemuda adalah buah dari perjalanan panjang, pertemuan berbagai ide, gagasan, dan rasa kebangsaan yang tumbuh di hati para pemuda lintas suku, ras, dan budaya.
“Mereka sadar, mereka adalah aktor utama perubahan, terdidik oleh kerasnya zaman. Dengan kesadaran itu, mereka bersumpah untuk memajukan Indonesia,” ungkapnya penuh semangat dalam keterangan pers Kamis 24 Oktober 2024.
Mengusung tema JALMA RASA, acara ini menyiratkan filosofi mendalam tentang “manusia yang terus menjadi”. Bukan hanya sebuah perayaan biasa, Jalma Rasa adalah pengingat bahwa kebudayaan Indonesia harus terus diperbaharui untuk menyongsong masa depan yang gemilang. Seperti para pemuda pada tahun 1928 yang merasakan panggilan zaman, kita pun hari ini dihadapkan pada tantangan baru menuju Indonesia Emas 2045.
Sebagai salah satu wujud nyata dari gagasan ini, Abi memperkenalkan Subak, warisan budaya yang telah bertahan selama ribuan tahun, sebagai simbol kemajuan kebudayaan Indonesia di panggung dunia. Melalui kegiatan Kulakan Budaya, ide dan praktik kebudayaan dipertukarkan, memastikan bahwa kebaruan terus lahir, membentuk ekosistem budaya yang dinamis dan kuat.
“Sebagai wujud dari kelindan atas gagasan penciptaan baru kebudayaan Indonesia menuju puncak peradaban dunia, Subak merupakan pilihan logis untuk menjadi tonggak baru dalam upaya menata kebudayaan dan peradaban baru Indonesia Emas 2045. Subak merupakan salah satu dari mahakarya budaya Indonesia yang bertahan dan terus berkembang beralih- ubah selama satu milenia,” papar Abi.
“Melalui Kulakan Budaya kami ingin menyampaikan bahwa dalam upaya menuju puncak mata rantai belantara kebudayaan dunia penting bagi kita untuk terus melakukan pertukaran ide, gagasan, maupun praktik kebudayaan sehingga akan terus tercipta kebaruan budaya,” terangnya lebih lanjut.
Lebih lanjut ia menegaskan event Muda Berbudaya Fest sebagai puncak rangkaian acara Jalma Rasa: “Sumpah Kebangsaan” Muda Berbudaya. Muda Berbudaya Fest sebagai rangkaian pertunjukan budaya akan mengantarkan kita pada sebuah refleksi bersama atas semangat Sumpah Pemuda, dan langkah awal pembaruan dari “Sumpah Kebangsaan”.
“Melampaui batas seremonial, puncak acara ini kami persembahkan untuk masa depan pemajuan Kebudayaan Indonesia,” tegasnya.
Kasubbag Umum Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV, I Gusti Agung Gede Artanegara menambahkan Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV mempersembahkan gagasan besar ini melalui rangkaian acara bertajuk, Jalma Rasa: “Sumpah Kebangsaan” Muda Berbudaya. Menyarikan semangat kebaruan Sumpah Pemuda 1928 dan perubahan zaman menuju Indonesia Emas 2045. Rangkaian acara ini terdiri dari tiga kegiatan utama yakni Berpacu Berbudaya Run, Kulakan Budaya, dan Muda Berbudaya Fest.
Melalui rangkaian acara yang mencakup Berpacu Berbudaya Run di hamparan indah Subak Jatiluwih, yang juga akan dimeriahkan oleh seniman lokal seperti Gus Teja dan Bondres Rare Kual, acara ini mengajak kita semua untuk berlari bersama menuju masa depan kebudayaan Indonesia yang cemerlang.
“Kami menggelar Berpacu Berbudaya Run yang melibatkan 200 peserta start dan finishnya di Jatiluwih Tabanan. Dihibur juga oleh artis Gus Teja, Bondres Rare Kual, dan Gong Kebyar,” sebutnya.
Filosofinya, tambah Artanegara, dunia kini melaju dengan cepat, semua berlomba menjadi terdepan atau tergilas oleh zaman. Berpacu Berbudaya Run merupakan sebuah simbol di mana hari ini kita, dihadapkan pada pertarungan kebudayaan global.
“Hamparan Subak Jatiluwih akan menjadi latar kita berlari dengan riang gembira, meresapi, dan memaknai ulang Subak lebih dari sebagai warisan budaya dan menjadikannya sebagai titik tolak bangsa Indonesia menuju puncak kebudayaan dunia, ujar Artanegara.
Dia menambahkan bahwa acara puncak, Muda Berbudaya Fest, akan menjadi refleksi kebangsaan yang membangkitkan semangat pembaruan. “Kita ingin memaknai ulang Sumpah Pemuda dengan menghadirkan generasi muda yang siap membawa Indonesia menuju puncak peradaban dunia,” tegasnya.
Sumpah Pemuda hari ini adalah jembatan menuju Indonesia Emas, dan Jalma Rasa adalah langkah pertama menuju puncak peradaban dunia.
Tentang Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV
Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV merupakan satuan kerja di bawah Kementerian Kebudayaan yang memiliki visi untuk melestarikan warisan budaya dan memajukan kebudayaan di wilayah Bali dan sekitarnya. Tugas utama BPK Wilayah XV mencakup pelestarian cagar budaya, pengembangan objek pemajuan kebudayaan, perlindungan terhadap warisan budaya, melakukan fasilitasi pemanfaatan cagar budaya, serta pembentukan kemitraan dengan berbagai pihak. BPK Wilayah XV juga aktif dalam pendataan dan pendokumentasian cagar budaya sebagai bagian dari upaya menjaga kekayaan identitas budaya Indonesia.
Sebagai penggerak utama dalam pemajuan kebudayaan, Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XV berkomitmen untuk terus mendukung berbagai inisiatif yang bertujuan melestarikan, mengembangkan, dan memajukan kebudayaan, serta mengajak generasi muda untuk berperan aktif dalam pelestarian dan pemajuan budaya menuju Indonesia Emas 2045. (dan)