Ilustrasi- Gunung Agung Erupsi
Karangasem, (Metrobali.com) –
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Ignasius Jonan menegaskan hingga saat ini radius bahaya krisis Gunung Agung tetap berada pada zona 4 kilometer dari puncak gunung. Tak ada perluasan zona dan rencana kenaikan status.
Jonan sendiri tak tahu sampai kapann krisis Gunung Agung akan berlangsung. Hanya saja, dari analisa Pusat Vukanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), utamana ditinjau dari aspek letusan dan deforrmasi, Jonan memprediksi tak akan terjadi letusan besar.
“Kalau dari analisa kami, deformasinya sangat kecil, sehingga tak mungkin terjadi letusan yang akan terjadi  di luar radius 4 kilometer,” kata Jonan di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Kamis (5/7).
Ia tak menampik beberapa hari lalu terjadi letusan yang cukup panjang dan melontarkan lava pijar. Hanya saja, Jonan melanjutkan, hal itu sifatnya terbatas dan tidak menimbulkan melelehnya lava panas yang mengalir ke mana-mana.
“Laporan terakhir foto satelit di dalam kawah lavanya cair sekali. Kalau cair itu tidak berbahaya. Kalau mengental lalu ada tekanan dari bawah, itu bisa berbahaya sekali,” ujarnya.
Jonan tak menampik aktivitas Gunung Agung masih tinggi. Erupsi, kata Jonan, masih akan tejadi dalam beberapa waktu ke depan. “Akan ada erupsi terus menerus, tapi kecil-kecil,” ucapnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada warga yang mengungsi agar kembali ke rumah, sepanjang rumahnya berada di luar zona bahaya Gunung Agung. “Kami mengimbau masyarakat kembali ke radius yang tak sampai 4 kilometer. Memang terdengar suara gemuruh dan sebagainya, sebenarnya tidak ada apa-apa,” papar dia.
“Kita akan jelaskan potensi dan bahayanya apa saja. Sejauh ini sudah dijelaskan. Saya minta lebih diperbanyak. Dasarnya kan lebih banyak kekhawatiran, bukan ketakutan. Kita akan jelaskan potensinya apa saja agar bisa difahami,” tambah Jonan.
Pewarta : Bobby Andalan