Andi Amran Sulaiman

Bogor  (Metrobali.com)-

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengajak profesor riset yang ada di Badan Litbang Pertanian untuk mendukung program swasembada pangan melalui penerapan teknologi dan inovasi, hal ini disampaikannya dalam acara sarasehan III Forum Komunikasi Profesor Riset Kementan, di Bogor, Jawa Barat, Selasa (19/5).

“Tahun ini kita fokus untuk mewujudkan swasembada pangan khususnya padi, kedelai dan jagung. Ini menjadi skala prioritas yang memerlukan keterlibatan banyak pihak, termasuk pakar sesuai ahlinya, harus diikutkan semua,” kata Menteri, didampingi Kepala Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian, Haryono.

Menteri mengatakan, upaya khusus ini dilakukan agar program swasembada pangan yang ditargetkan dapat terwujud dalam waktu tiga tahun benar-benar telaksana.

Secara khusus Menteri juga meminta waktu untuk berdiskusi bersama dengan seluruh tenaga ahli dan profesor yang ada di Balai Litbang Pertanian untuk membahas permasalahan pertanian dan mencarikan solusinya melalui sumbang pemikiran para ahli.

“Kita memiliki banyak pakar dan tenaga ahli yang mumpuni, semua bisa begerak bersama-sama pemerintah mewujudkan pertanian yang berdaulat,” kata Menteri.

Sementara itu, Kepala Balai Litbang Pertanian, Kementan, Haryono mengatakan terdapat 1.800 peneliti di Balai Litbang, dimana 121 diantaranya sudah menyandang gelar profesor riset.

Ia mengatakan, pertemuan para profesor riset Balitbang Pertanian dalam rangka menindaklanjuti program pemerintah untuk mewujudkan swasembada melalui penerapan teknologi dan inovasi.

“Balitbang Pertanian akan menggerakkan seluruh peneliti dan profesor yang memiliki keahlian dibidangnya seperti hortikultura, pertanian, perkebunan dan peternakan, untuk berkerja bersama-sama pemerintah mewujudkan swasembada,” kata Haryono.

Menurut Haryono, keterlibatan para peneliti dan profesor riset Balitbang untuk turun ke lapangan, memberikan pendampingan, mengontrol kebijakan pemerintah daerah mulai dari penyediaan air, budidaya, panen hingga pascapanen.

Haryono menambahkan, keberhasilan pertanian tidak terlepas dari peran serta teknologi dan inovasi.

Pakar dan peneliti Balitbang Pertanian telah menghasilkan teknologi dan inovasi yang dapat digunakan di lapangan untuk mewujudkan program swasemabda.

“Karena keberhasilan pertanian berdasarkan penggunaan teknologi dan inovasi,” kata Haryono.

Sarasehan ke III Forum Komunikasi Profesor Riset Kementerian Pertanian dihadiri 121 profesor riset yang mengangkat isu tentang swasembada pangan berlangsung selama tiga hari dimulai dari 18-20 Mei.

Saat menghadiri kegiatan Sarasehan tersebut, Menteri menyampaikan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi sektor pertanian mulai dari irigasi, alat dan mesin pertanian, ketersediaan benih, distribusi pupuk serta keberadaan penyuluh.

Tidak hanya itu saja, menteri juga menyinggung soal anggaran pertanian yang sangat besar bisa dimanfaatkan bersama-sama untuk mendukung kemanjuan sektor pertanian di Indonesia, dan mensejahterakan para petani.

Menteri juga menyampaikan berbagai program di Kementerian Pertanian, di antaranya “Food Estate” di wilayah Timur Indonesia yang sedang mulai menyusun “grand design” serta DED, dan program lainnya. Ia juga mengkritisi tentang data pertanian yang ada di BPS yang belum sinkron. AN-MB