H. Mohamad Nasir 1

Jakarta (Metrobali.com)-

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi H. Mohamad Nasir akan terus mengembangkan teknologi somatik embriogenesis untuk memenuhi kebutuhan bibit guna pemenuhan tanaman pangan dalam negeri.

“Sekarang yang berkembang adalah somatik embriogenesis, misalnya dari satu daun atau dua daun mampu menghasilkan sebanyak satu juta bibit,” katanya di Jakarta, Senin (19/1).

Ia mengatakan somatik embriogenesis dapat meningkatkan efektivitas pembentukan bibit. Teknologi itu merupakan cara pembentukan embrio dari bagian somatik tanaman yang dapat diambil dari bagian tubuh tanaman seperti ujung akar, daun dan biji.

“Melalui somatik embriogenesis, kita akan mendapatkan tanaman seperti aslinya, seperti ‘cloning’. Oleh karena itu, inilah yang harus kita kembangkan, dan itu mampu menyuplai kebutuhan bibit untuk perkebunan di Indonesia,” ujar dia.

Teknologi ini, katanya telah dikembangkan pada tanaman kopi, kakao, pisang, dan kelapa sawit yang menghasilkan jutaan bibit.

Ia mengatakan jika penerapan teknologi itu pada bibit sawit bisa dikembangkan lebih lanjut dan produktif, maka perkebunan sawit akan berkembang dengan cepat tanpa takut kekurangan pasokan bibit.

“Kebutuhan sawit ke depan kalau bisa dikuasai dengan teknologi ini semuanya akan berkembang lebih cepat,” tutur dia.

Ia mencontohkan jika penerapan teknologi itu menyeluruh maka permintaan bibit akan dapat terpenuhi sehingga dapat mengirimkan suplai ke daerah-daerah perkebunan seperti perkebunan sawit.

“Maka, nanti saya boleh bekerja sama dengan pihak perkebunan dan para pengusaha swasta yang akan mengembangkan itu,” katanya.

Sementara itu, katanya, teknologi hibrida juga dapat dikembangkan untuk memaksimalkan hasil panen tanaman padi untuk mendorong kedaulatan pangan.

“Pemanfaatan hibrida pada padi, yang hasilnya biasanya hanya mampu enam ton per hektare, dengan hasil hibrida bisa mencapai 12 hingga 15 ton per hektare, ini yang luar biasa,” katanya.

Ia mengatakan pemerintah akan terus berusaha mengembangkan teknologi untuk meningkatkan produktivitas pangan sehingga mampu mewujudkan ketahanan pangan. AN-MB