Buleleng, (Metrobali.com)

Guna mewujudkan peningkatan status dari sekolah tinggi menjadi institut,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB) RI, Abdullah Azwar Anas mengunjungi Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Mpu Kuturan Singaraja pada Senin (20/5/2024) siang.

Kunjungan MenPAN RB Azwar Anas ini, disambut langsung Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja, Prof. Dr. I Gede Suwindia, M.A, para dosen dan seluruh mahasiswa mahasiswi setempat dengan penuh sukacita.

Pada kesempatan tersebut Ketua STAHN Mpu Kuturan Singaraja Prof Suwindia mengatakan peningkatan status sudah berproses sesuai dengan amanat RIP dan Renstra. Dimana dalam hal ini, persyaratan minimal sudah melampaui target yang ditentukan.

“Tenaga Pendidik, Akreditasi Prodi, jumlah mahasiswa dan infrastruktur kampus terus kami tingkatkan. Dan juga dengan visi unggul bermartabat dan berkarakter Tri Kaya Parisudha, dijadikan landasan untuk senantiasa meningkatkan kapasitas dan kapabilitas dosen,” urainya.

Diungkapkan bahwa animo masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya di STAHN Mpu Kuturan Singaraja saban tahun semakin meningkat.

“Jadi kami berharap agar transformasi dari sekolah tinggi menjadi institut segera terwujud. Dan kami berterima kasih karena sudah begitu banyak disuport Pemprov Bali, Pemkab Buleleng, berupa lahan seluas 7,3 hektar. Hal inilah yang menopang proses peningkatan status. Harapan kami, Bapak Menteri memberikan atensi berkaitan percepatan transformasi STAHN menjadi Institut” pungkas Prof. Suwindia

Sementara itu MenPAN RB Abdullah Azwar Anas memuji performa STAHN Mpu Kuturan dari sisi sarana dan prasarana. Menurutnya, tampilan kampus sangat menarik dengan arsitektur yang indah menjadi modal yang kuat dalam menjaga budaya lokal.

“Saya senang, tadi masuk ke tempat ini, kampusnya cukup bagus, ada asrama. Tentu harus dijaga bukan hanya dari jumlahnya, tapi juga dari sisi kualitasnya” pujinya, sembari disambut riuh tepuk tangan sivitas yang hadir.

Azwar Anas menyebut jika transformasi dalam perguruan tinggi juga perlu dilakukan untuk meningkatkan daya saing, rujukan, unggul, penguatan kapasitas dan tata Kelola menjadi penting. Sehingga menjadi catatan bagi perguruan tinggi keagaman.

Ia menyebut, dalam waktu dekat STAHN Mpu Kuturan Singaraja akan bertransformasi menjadi institut. Seohingga dapat mendorong peningkatan SDM menjadi unggul di Bali Utara.

“Saya lihat kampusnya prosespendidikan baik, mudah-mudahan segera diproses untuk ditingkatkan statusnya dari skeolah tinggi menjadi institut. Dan saya atas nama bapak presiden hadir dan memberikan rekomendasi untuk mendorong lompatan baru bagi kampus ini di masa yang akan datang,” pungkasnya.

Seperti diketahui STAHN Mpu Kuturan Singaraja berdiri sejak tahun 2016. Di era Kepemimpinan Prof. Dr. I Made Suweta, M.Si, sejumlah capaian akademik dan non akademik sudah ditorehkan.

Mulai dari penataan dibidang akademik, dengan menambah jumlah program studi, termasuk pendirian program pascasarjana dan Pembangunan Gedung Rektorat yang berlokasi di Jalan Pulau Menjangan pada Tahun 2019.

Estafet kepemimpinan STAHN Mpu Kuturan Singaraja dilanjutkan oleh Prof. Dr. I Gede Suwindia, M.A pada Juli 2020.

Di era kepemimpinannya, ada banyak capaian yang sudah dilakukan. Baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Dalam bidang akademik, sebanyak 13 program studi S1 dan 2 Prodi S2 di STAHN Mpu Kuturan sudah terakreditasi. Bahkan, dua diantaranya terakreditasi Unggul, yakni prodi PGSD dan Prodi Pendidikan Agama Hindu.

Dalam pembangunan sarana dan prasarana, STAHN Mpu Kuturan sudah membangun sejumlah fasilitas seperti Asrama Putri yang merupakan hibah dari Kementrian PUPR RI. Termasuk Pembangunan Gedung Perkuliahan, Lab Keagamaan Pura Agung Mpu Kuturan, Pembangunan Tembok Penyengker bernuansa Bali Utara dan Pembangunan Panggung Terbuka.

Tahun 2023, STAHN Mpu Kuturan mendapatkan hibah lahan di Desa Patas, Kecamatan Gerokgak dari Pemprov Bali seluas 7,3 Hektar. Lahan ini menjadi syarat makro agar bisa naik status menjadi Institut. Karena syarat minimal luas lahan yakni seluas 5 hektar. GS