Singaraja (Metrobali.com)-

Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengharapkan peningkatan volume ekspor kerang kima dari Desa Tembok, Kabupaten Buleleng, Bali.

“Budi daya kerang kima agar terus ditingkatkan karena tujuan negara ekspor kerang terbesar ada di Eropa dan Asia,” katanya dalam kunjungan kerja di Desa Tembok, Kabupaten Buleleng, Jumat (18/5).

Menurut dia, saat ini budi daya kera kima belum banyak dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu bagi pengusaha yang ingin mengembangkan budi daya salah satu biota laut tersebut peluangnya sangat besar.

“Jenis kerang kima ini sudah semakin langka, karena itu dilindungi undang-undang. Yang boleh di ekspor adalah turunan dari kima induk yang diambil dari laut,” ucapnya.

Menhut menambahkan bahwa pemerintah akan mendorong juga instansi atau pengusaha yang bergerak dalam konservasi alam terus meningkatkan budi daya kima.

“Indonesia kaya dengan sumber daya alam, salah satunya biota laut kerang kima di Buleleng ini yang bisa dibudidayakan. Dengan adanya usaha itu juga akan memberi kesempatan kerja bagi warga sekitarnya,” katanya.

Selain di Bali, budi daya kerang kima juga ada di Lampung. “Di Lampung kerang kima cukup banyak. Karena itu saya tertarik untuk mengajak pengusaha disana membudidayakan biota laut ini,” ucapnya.

Sementara itu, Direktur PT Dinar Darum Lestari Made Mara Adi mengatakan usaha budi daya kerang kima di mulai sejak 1997, namun mulai diekspor pada 2003.

“Dalam setahun hasil budi daya kerang kima berkisar 300 hingga 500 ekor. Dengan harga per ekor ukuran tiga centimeter sekitar 10 dolar AS,” katanya.

Ia mengatakan tujuan negara ekspor saat ini adalah negara Eropa antara lain Amerika, Jerman dan Perancis. Sedangkan negara Asia adalah Jepang.

Kerang kima sangat cocok untuk hiasan akuarium. Kerang kima ini warnanya cukup banyak, namun yang mahal adalah berwarna biru, batik dan warna keemasan,” ucapnya.

Kima termasuk dalam kelas bivalvia, suatu kelompok hewan bertubuh lunak yang dilindungi sepasang cangkang bertangkup. Bernapas dengan insang yang bentuknya seperti lembaran yang berlapis-lapis. Alat gerak berupa kaki perut yang termodifikasi untuk menggali pasir atau dasar perairan.

Cangkang kima terbagi menjadi beberapa lekukan atau lipatan. Punggung lipatan di permukaan cangkang biasanya berbentuk seperti tulang rusuk sehingga sering disebut rib.

Pada kima sisik, kima lubang dan kima Mauritius, tiap punggung lipatan memuat sebaris lempeng-lempeng berbentuk setengah mangkok yang disebut sisik (scutes).

Makhluk bersel tunggal ini, mampu menghasilkan makanannya sendiri, melalui proses fotosintesis dengan memanfaatkan karbondioksida, fosfat, dan nitrat yang berasal dari sisa metabolisme kima. INT-MB