EE Mangindaan

Jakarta (Metrobali.com)-

Menteri Perhubungan EE Mangindaan melantik pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Perhubungan yang merupakan tindak lanjut Keputusan Presiden RI No 155/M Tahun 2013.

“Pergantian dan pelantikan jabatan merupakan sebuah proses penting dalam manajemen organisasi terlebih lagi apabila pejabat-pejabat baru tersebut merupakan pucuk pimpinan dan pemegang kekuasaan tinggi dalam sebuah organisasi,” kata Menhub di Jakarta, Rabu (13/8).

Menurut Mangindaan, proses pergantian dan pelantikan jabatan di Kemenhub tersebut juga merupakan bukti bahwa sebuah organisasi berjalan secara dinamis.

Pejabat eselon I yang dilantik adalah Ir Santoso Eddy Wibowo Msi sebagai Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, menggantikan Leon Muhamad, ST, MT, yang memasuki masa pensiun.

Selain itu, pejabat eselon I lainnya yang dilantik adalah Wahju Satrio Utomo, SH, M.Si, yang sebelumnya menjabat sebagai Staf Ahli Menteri Perhubungan Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi Perhubungan, sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan, menggantikan Ir. Santoso Eddy Wibowo, Msi.

Sedangkan Pejabat Eselon II yang dilantik adalah Capt. Sahatua P. S, MM, yang sebelumnya menjabat sebagai Atase Perhubungan dan Perwakilan Tetap RI di International Maritime Organization (IMO) di London, menjadi Direktur Perkapalan dan Kepelautan.

Sementara Gede Pasek Suardika, M.Sc, yang sebelumnya menjabat Kepala Subdit Manajemen Keselamatan, menjadi Direktur Keselamatan Transportasi Darat.

Sebelumnya, Supply Chain Indonesia menyatakan sangat mengharapkan agar pemerintahan mendatang diharapkan segera mengerahkan segala upaya untuk lebih memberdayakan peranan moda transportasi laut.

“Pada saat ini peranan transportasi laut masih belum optimal yang dapat dilihat dari peningkatan volume barang domestik yang melalui pelabuhan-pelabuhan di Indonesia yang rendah,” kata Ketua Supply Chain Indonesia Setijadi.

Menurut dia, rata-rata pertumbuhan volume kargo domestik yang dimuat di lima pelabuhan utama Indonesia (Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Balikpapan, dan Makassar) dalam lima tahun terakhir hanya sebesar 3,49 persen per tahun. AN-MB