ryamizard

Jakarta (Metrobali.com)-

Pascapelantikan Kabinet Kerja oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 27 Oktober 2014, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu langsung melakukan kegiatan bersama dengan kementerian koordinator. Bahkan, dia melakukan peninjauan internal di Kementerian Pertahanan.

Dua pekan setelah menjabat sebagai Menhan, Ryamizard Ryacudu langsung menggelar pameran industri pertahanan berskala internasional, Indo Defence Expo and Forum 2014, yang berlangsung pada tanggal 5–8 November 2014.

Dalam pelaksanaan pameran industri pertahanan berskala internasional itu, sebanyak 29 negara mengirimkan delegasi resmi untuk menyaksikan pameran tersebut, termasuk negara-negara ASEAN.

Negara-negara tersebut, antara lain Qatar, Malaysia, Republik Belarusia, Timor Leste, Jepang, Serbia, Pakistan, Swedia, Portugal, Laos, Polandia, Filipina, Laos, Polandia, Brazil, Vietnam, Republik Ceko, Turki, Inggris, Perancis, Singapura, Brunei Darussalam, Korea, India, Mesir, Australia, Amerika Serikat, Iran, Kamboja, Rusia, dan Thailand.

Indo Defence 2014 Expo & Forum adalah ajang promosi bagi produsen peralatan pertahanan dan keamanan internasional yang digelar dua tahun sekali. Pada tahun ini, sebanyak 700 peserta perusahaan asing dan dalam negeri akan memamerkan produk-produk peralatan pertahanan dan keamanan dengan teknologi terkini.

Perusahaan asing yang akan memamerkan produknya, antara lain General Dynamics, BAE Systems, Rosoboronexport, Sukhoi Aviation, Avibras, Airbus Defence, DSME, Damen Schelde, Lockheed Martin, Northtrop Grumman, Embraer Defence & Systems, SAAB, Thales Air Defence, Beretta Defence Technologies, dan Bell Helicopter Textron.

Indo Defence 2014 Expo & Forum yang diselenggarakan keenam kalinya ini juga diikuti oleh industri pertahanan dalam negeri milik pemerintah maupun swsata, instansi pemerintah, perguruan tinggi, dan media.

Selain itu, industri pertahanan dalam negeri terkemuka yang mengikuti pameran ini, antara lain PT DI, PT Pindad, PT LEN, PT Dok Koja Bahari, PT INTI, PT Krakatau Steel, PT Industri Kapal Indonesia,PT PAL, PT Dahana, PT Bhimasena, PT CMI, PT Sari Bahari, PT Garda Persada, T&E Simulation, PT Farin Indonesia, PT Palindo Marine, dan PT Tesco Indomaritim.

Instansi pemerintah yang turut berpartisipasi, antara lain Badan Keamanan Laut, Basarnas, BPPT, BNPP, LIPI, LAPAN, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, dan Kementerian Perindustrian.

Dalam pameran itu, di bawah kepemimpinan Ryamizard Ryacudu Kementerian Pertahanan Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama industri pertahanan, yakni PT Pindad dengan pemerintah Turki, yang akan menandai dimulainya kolaborsi pembangunan produk-produk peralatan pertahanan kedua negara pada masa mendatang.

Ia pun berjanji untuk meningkatkan kekuatan pertahanan Indonesia, terutama di bidang kemaritiman.

“Kita akan tingkatkan terus. Kita akan kerja keras lagi paling tidak sampai 90 persen (memenuhi standar minimum essential force/MEF) lah,” kata mantan KSAD itu.

Ryamizard yakin Presiden Jokowi akan menepati komitmennya untuk meningkatkan anggaran pertahanan hingga mencapai 1,5 persen dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Jokowi konsisten akan memodernisasi alutsista dengan menaikkan 1,5 persen di dalam visi dan misinya,” katanya.

Saat ini jumlah anggaran pertahanan Indonesia baru mencapai Rp83 triliun atau sekitar 0,8 persen dari APBN. Nominal itu belum cukup untuk meningkatkan pertahanan nasional sebab wilayah Indonesia begitu luas.

Blusukan ke Bandung Mengawali kerja pada minggu ketiganya di Kabinet Kerja, Menhan Ryamizard Ryacudu melakukan blusukan ke Bandung, Jawa Barat, 10 November 2014. Dia pun memberikan pembekalan dan mengunjungi dua perusahaan BUMN industri alat pertahanan andalan negara.

Ryamizard memberikan ceramah pembekalan kepada pasis (perwira siswa) Dikreg (Pendidikan Regular) XLI Sesko (Sekolah Komando) TNI.

Menhan RI menyampaikan materi mengenai Kebijakan Pertahanan Negara dalam menghadapi ancaman terhadap keutuhan NKRI.

Menurut Menhan, dinamika perkembangan lingkungan dan konteks strategis, baik global, regional, maupun nasional, dewasa ini telah menciptakan spektrum ancaman yang kompleks dan berimplikasi kepada pertahanan suatu negara.

“Beberapa perkembangan di kawasan Asia Pasifik yang perlu dicermati dan berpengaruh pada stabilitas keamanan kawasan adalah perkembangan ekonomi dan militer Tiongkok; kebijakan strategis Amerika Serikat di kawasan; dan adanya sengketa di Laut Tiongkok Selatan yang melibatkan beberapa negara di kawasan,” katanya.

Selain itu, Menhan juga melakukan kunjungan ke PT Pindad (Persero) dan PT Dirgantara Indonesia. Dalam kunjungannya ke PT Pindad, Menhan menyatakan bahwa pemerintah menilai perngembangan PT Pindad dalam memenuhi kebutuhan alutsista nasional sudah dalam jalur atau rel yang benar.

“Pemerintah menilai peran dan pengembangan Pindad sudah pada rel yang benar, sudah ‘on the track’ dalam memenuhi kebutuhan alutsista nasional,” kata Menhan di sela kunjungan ke PT Pindad Bandung, Senin (10/11).

Menhan mengapresiasi strategi Pindad dalam kerja sama dan pengembangan tank medium yang dilakukan bersama Turki.

Menurut dia, langkah tersebut memberikan peluang bagi Pindad untuk terus menghasilkan produk yang bisa menjawab dan memenuhi kebutuhan persenjataan yang dibutuhkan, baik di dalam maupun di luar negeri.

“Hadirnya kerja sama dalam riset dan pengembangan tank medium sangat strategis, kerja sama internasional harus terjalin baik dan berdampak positif,” katanya.

Menurut dia, Pindad sudah bergerak maju di industri pertahanan. Hal itu terbukti dengan makin banyaknya kerja sama dengan mitra internasional dalam pengembangan kesenjataan. Selain itu, program alih teknologi yang dilakukan oleh Pindad juga sudah terjalin, bahkan dalam beberapa sektor menjadi “leading” sektornya.

Pada kesempatan itu, Ryamizard juga meminta Pindad untuk mampu mengembangkan alutsista unggulan yang diperlukan oleh TNI.

Dalam kunjungannya ke PT DI, Menhan melihat pesawat tanpa awak atau drone yang telah dibuat oleh industri pertahanan pelat merah itu. Proyek pembuatan drone tersebut merupakan kerja sama antara PT DI, Kemenhan, BPPT, dan PT TA Wulung.

Walau belum sempurna, Ryamizard mengaku bangga terhadap drone buatan anak negeri ini. Dia akan menggunakannya untuk menjaga perbatasan di daerah agar tidak ada lagi yang mengambil wilayah kedaulatan RI.

“Ini bagus. Nanti kalau kita buat, di pos perbatasan terkover semua. Kalau di Kalimantan 5 (drone) mungkin bisa tercover semua. Dengan demikian, kita jadi nggak khawatir lagi dipindah-pindahin patoknya,” ungkap Ryamizard.

Ia menyatakan bahwa dirinya akan datang ke perbatasan untuk menghitung-hitung seberapa banyak drone yang diperlukan untuk menjaga perbatasan. Setelah mengetahuinya, Menhan pun akan memesan pesawat tanpa awak tersebut.

“Kita hitung dulu, nanti saya mau ke perbatasan ‘ngitung’, jadi tahu berapa yang harus kita pesan,” tuturnya.

Obsesi Menhan Menhan juga memiliki obsesi bahwa TNI bisa masuk 10 kekuatan militer terbesar di dunia. Ini cara yang sudah dipersiapkan Ryamizard agar keinginannya itu bisa segera tercapai.

“Kita ada target 10 besar, minimal melewati 15 besar. Upaya pertama yang harus dilakukanlah adalah gantungkanlah cita-citamu setinggi langit. Kalau target jangka pendek, gampang saja,” ujar Ryamizard usai memberikan pengarahan kepada para perwira tinggi di Mabes TNI Cilangkap, Jaktim, Kamis (13/11).

Ryamizard yakin targetnya bisa dicapai karena melihat betapa kuatnya pertahanan yang dimiliki TNI saat unjuk kekuatan pada HUT Ke-69 TNI lalu di Surabaya. Padahal, alutsista TNI belum dikeluarkan semua dalam acara itu.

“Itu belum semua, tetapi sudah membanggakan sekali. Itu sudah udara, laut, dan darat. (Upaya) yang lain caranya adalah bagaimana mengembangkan industri pertahanan dan sekarang sudah berjalan. Kalau kita beli alutsista, kita ada perjanjian, kita akan membeli, tetapi harus ada transfer teknologi. Ada alih teknologi. Yang lain kapal-kapal, panser-panser sudah banyak kita pesan,” jelasnya.

Selain upaya dalam hal fisik yang akan dilakukannya, Ryamizard pun menekankan pentingnya menumbuhkan rasa kebangsaan tiap warga negara untuk menjaga kedaulatan bangsa. Itu disebutnya sebagai upaya nonfisik.

“Kita ini bukan negara yang agresi. Kita mempertahankan negara, bangsa ini. Kita ini sangat cinta damai. Maka, pasukan perdamaian ke Timur Tengah kita banyak kirim terus. Akan tetapi, kita lebih cinta kemerdekaan negara dan kedaulatan tidak boleh terusik. Untuk itu, kita mempersiapkan untuk perang mempertahankan diri sendiri,” jelas jenderal (purnawirawan) bintang empat itu.

Menhan menyatakan bahwa pada kebijakan perang semesta, seluruh kompenan bangsa ini harus berjuang untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. Untuk itu, menurut Ryamizard, upaya mengubah dan memacu wawasan kebangsaan sangat penting dilakukan.

“Perang semesta tidak bisa dilakukan dengan alutsista saja, harus semua komponen yang ada ikut mempertahankan bangsa dan negara,” tuturnya. AN-MB