Padukan Teknologi Dengan Swadaya Masyarakat

bank sampah

 Denpasar (Metrobali.com)-

Pemerintah Kota Denpasar terus berupaya untuk mengurai permasalahan sampah yang ada. Selain melibatkan masyarakat untuk melakukan swadaya dalam pengolahan sampah juga dipadukan dengan penggunaan teknologi. Demikian disampaikan Sekretaris Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Denpasar Dewa Gede Anom Sayoga saat ditemui Selasa (22/9) di ruang kerjanya di damping Kabid Kebersihan Adi Wiguna.

Untuk swadaya masyarakat di Kota Denpasar telah terbentuk 47 bank sampah yang tersebar di empat kecamatan se-Kota Denpasar. Mendukung swadaya masyarakat tersebut menurut Anom Sayoga Pemerintah Kota Denpasar telah memadukan tekonologi dalam pengolahan sampah salah satunya dengan mesin ATM sampah yang telah terpasang di Pasar Kreneng dan Jalan Gunung Talang. Kedepannya pihaknya telah memprogramkan menerapkan mesin pengolahan sampah dengan teknologi DRS (dry, reduce, scubbing). Melalui teknologi ini sampah yang diolah tidak akan sampai di buang ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pengolahan sampah melalui teknologi DRS sangat ramah lingkungan karena hasilnya berupa pupuk organik maupun bijih plastik yang dapat mengolah sampah sebesar 2000 ton per bulan. Dengan adanya dukungan teknologi dalam pengolahan sampah dan dipadukan dengan swadaya masyarakat melalui pemilahan sampah dari rumah tangga tentunya permasalahan sampah di Kota Denpasar akan dapat diatasi.

Untuk menjaga kedisiplinan masayarkat agar tidak membuang sampah sembarangan Dewa Sayoga mengatakan penegakan perda kebersihan akan terus di lakukan disamping juga berharap melalui perarem banjar juga mengatur kebersihan tersebut.

Kepala Desa Ubung Kaja Wayan Mirta mengaku untuk penanganan sampah di Kota Denpasar harus mulai dari rumah tangga. Mengingat sampah terbesar yang dihasilkan tersebut berasal dari rumah tangga. Peran serta masyarakat untuk memilah sampah akan sangat mempermudah mewujudkan penanganan permasalahan sampah. Menurutnya pembuatan tempat pembuangan sementara (TPS) kurang efektif dalam memecahkan permasalahan sampah. “TPS yang di buat kurang efektif memecahkan masalah, tapi hanya memindahkan masalah tempat lain,” ujar Wayan Mirta. Disamping memerlukan lahan untuk pembuatan TPS, masyarakat seputaran TPS akan mengeluh karena bau sampah. Untuk itu pihaknya telah menerapkan sistem Sibiomasi. Dimana sistem ini, merupakan gerakan pengolahan sampah dari rumah tangga sehingga tidak ada sampah yang dibuang  ke TPA. Wayan Mirta berharap sistem Sibiomasi agar bisa diterapkan di sepanjang jalan-jalan di Kota Denpasar sehingga tidak ada sampah berserakan. “Sistem ini akan sangat membantu petugas DKP dan hanya perlu memilah sampah plastik. Untuk sampah daun langsung di masukan ke lobang sibiomasi sehingga menjadi pupuk organik dalam kurun beberapa hari,” ujarnya.

Warga  Ubung Kaja I Wayan Suweta yang telah menerapkan sistem ini mengaku sudah lima bulan tidak pernah membuang sampah. Semua sampah organik yang dihasilkan di rumah tangga dimasukan ke lobang sibiomasi. Sedangkan sampah plastik telah dipilah dan dijual ke Bank Sampah . RED-MB