Foto: Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali Dr. Nyoman Sugawa Korry siap maju sebagai Calon Bupati Buleleng pada Pilkada Buleleng November 2024 ini.

Buleleng (Metrobali.com)-

Di belahan utara Provinsi Bali, terbentanglah Kabupaten Buleleng, sebuah tanah subur yang menyimpan kisah-kisah perjuangan. Di antara 8 kabupaten dan 1 kota yang mempercantik provinsi ini, Buleleng memiliki peran yang tak terbantahkan. Tetapi, di balik keindahannya dan potensi kekayaan alamnya, terdapat pula bayang-bayang kemiskinan yang menyelinap dalam kehidupan warganya.

Luas kabupaten Buleleng, 23,66% dari luas provinsi Bali, jumlah penduduk 18,37% dari jumlah penduduk Bali. Sejak dilaksanakannya Pilkada langsung (bupati dan wakil bupati) tahun 2004, kepemimpinan Buleleng telah berjalan selama 25 tahun. Namun satu persoalan besar yang belum terselesaikan adalah masih tinggi angka kemiskinan di Buleleng.

Tak ingin Buleleng terus terjebak dalam lorong gelap kemiskinan, Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Bali yang juga Bakal Calon Bupati Buleleng dari Partai Golkar Dr. Nyoman Sugawa Korry menegaskan komitmennya untuk menyelamatkan Buleleng dari belenggu kemiskinan.

Sugawa Korry dan warga Buleleng telah berjanji untuk membangun masa depan yang lebih cerah, di mana kemiskinan adalah kenangan, bukan takdir apalagi warisan. Seperti matahari yang muncul setelah hujan, mereka percaya bahwa dengan kerja keras dan tekad yang kuat, Buleleng akan bersinar terang, memberikan kehidupan yang sejahtera bagi semua yang tinggal di sana.

Sugawa Korry menyadari harus ada perubahan besar dalam pembangunan di Buleleng walau selama ini pemimpin yang sudah ada seluruhnya telah melaksanakan pembangunan sesuai visi dan misinya, serta kemampuan dan profesionalismenya. Diukur dari salah satu indikator pembangunan adalah capaian tingkat kemiskinan. Tahun 2010 kabupaten Buleleng tingkat kemiskinannya nomor 4 tertinggi dibandingkan dengan capaian tingkat kemiskinan kabupaten dan kota di seluruh Bali.

“Tahun 2023 capaian tingkat kemiskinan di kabupaten Buleleng menjadi nomor 2 tertinggi tingkat kemiskinannya, dibandingkan dengan tingkat kemiskinan kabupaten dan kota di seluruh Bali.Tingkat kemiskinan Buleleng tahun 2023, lebih tinggi ( 5,85%) dari rata-rata kemiskinan provinsi Bali ( 4,25%),” ungkap Sugawa Korry yang menggambarkan ada persoalan serius di Buleleng dan harus juga diimbangi dengan komitmen serius untuk mengentaskan kemiskinan.

Namun, apa sebenarnya arti dari kemiskinan? Ini bukan sekadar tentang kurangnya harta, tapi juga tentang kehilangan hak untuk hidup bermartabat. Kemiskinan bukan hanya beban ekonomi, tapi juga lahan subur bagi tumbuhnya masalah sosial.

“Kemiskinan merupakan kondisi, dimana seseorang atau kelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Kemiskinan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat berpotensi meningkatkan kriminalitas, pengangguran, menurunnya tingkat kesehatan masyarakat dan semakin menurunnya kesempatan mendapatkan pendidikan kepada generasi muda/anak-anak,” terang Sugawa Korry yang juga Wakil Ketua DPRD Bali itu.

Masyarakat miskin akan menjauhkan daerah menuju ke arah kemajuan, oleh karenanya penanggulangan kemiskinan merupakan hal yang wajib bagi pemerintah daerah daerah, dan masih tingginya jumlah masyarakat miskin, merupakan tolak ukur keberhasilan pembangunan di suatu daerah, termasuk kabupaten Buleleng.

Namun, di antara gelapnya kemiskinan, terdapat cahaya keberanian dan harapan. Pilkada tahun 2024 menjadi momentum bagi masyarakat Buleleng untuk menentukan arah perubahan. Dan di sinilah Sugawa Korry bersama Partai Golkar mengikrarkan janji perubahan yang nyata, mengambil sebuah langkah besar untuk mengatasi kemiskinan di Gumi Panji Sakti Buleleng serta mengajak masyarakat Buleleng turut serta dalam perjuangan bersama dan mulia ini.

“Momentum pilkada 2024, merupakan momentum masyarakat Buleleng melakukan introspeksi dalam rangka menetapkan pilihan politiknya. Kabupaten Buleleng mesti segera bangkit untuk menanggulangi kemiskinan, agar terlepas dari posisi nomor 2 tertinggi tingkat kemiskinannya,” ujar Sugawa Korry yang dikenal sebagai perpaduan sosok politisi brilian dan akademisi jenius ini

Ditegaskannya, dibutuhkan pemahaman, kesungguhan, profesionalisme dan kerja keras untuk menanggulangi kemiskinan di kabupaten Buleleng. Untuk itu pihaknya menawarkan program dan upaya kongkrit agar segera Buleleng bisa menurunkan tingkat kemiskinannya.

Pertumbuhan ekonomi akan didorong melalui pengembangan sektor pertanian, peternakan, dan perikanan. Industri-industri lokal akan diberdayakan, sementara investasi besar akan diundang untuk membangun infrastruktur yang kokoh.

“Kami akan mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan PDRB perkapita melalui mendorong program langsung untuk mengembangkan sektor pertanian, peternakan dan perikanan. Memfasilitasi berkembangnya industri pengolahan, memfasilitasi berkembangnya ekonomi rakyat, konsistensi bantuan sosial kepada masyarakat miskin,”  terangnya.

“Lalu mendorong investasi sekala besar termasuk bandara udara dan pengembangan pelabuhan Celukan bawang, akses jalan tol Denpasar-Buleleng dan mengembangkan komoditi ekspor produksi Kabupaten Buleleng,” sambung Sugawa Korry.

Namun, tidak hanya soal ekonomi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia juga menjadi fokus utama. Pemerintah akan memastikan bahwa setiap warga, terutama yang kurang mampu, memiliki akses yang sama terhadap pendidikan dan layanan kesehatan.

“Untuk itu pendataan masyarakat miskin disusun dengan lebih akurat dan profesional, pemerintah membantu masyarakat dalam bidang kesehatan dari sejak dalam usia kandungan, sekolah SMP swasta wajib mendapatkan bantuan dari pemerintah, sehingga secara bertahap kualitasnya bisa setara dengan SMP negeri. Siswa dari masyarakat miskin dibantu pemerintah untuk bisa sekolah sampai dengan SLTA,” papar Sugawa Korry.

Selanjutnya program makan siang gratis ditindak lanjuti di seluruh kabupaten Buleleng. Bantuan sosial dan pelayanan sosial juga dimaksimalkan. Yang tidak kalah penting pula program bea siswa untuk siswa miskin berprestasi disiapkan sampai dengan tingkat perguruan tinggi.

Sugawa Korry juga menyiapkan dukungan pemerintah untuk tenaga kerja (naker) luar negeri dalam pendidikan dan latihan, baik sebelum berangkat keluar negeri maupun yang akan tiba. “Untuk  yang datang dari luar negeri disiapkan bantuan diklat untuk program investasi dan entrepreneurship,” tutur Sugawa yang dikenal memiliki pemikiran brilian ini dan disebut juga sebagai “Bapak Koperasi Bali” ini.

Selain itu, penguatan lembaga keuangan baik itu LPD, koperasi, Bumdes maupun penjaminan kredit daerah, dalam rangka mendukung pengembangan pemberdayaan ekonomi rakyat.

Solusi yang ditawarkan politisi Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng menjadi pelita di tengah lorong gelap jerat kemiskinan yang terus menghantui Buleleng. Sugawa Korry adalah pilar kokoh yang mendukung menara kejayaan Buleleng.

Dengan kegigihannya yang tak kenal lelah, ia adalah pelayar yang tegar di lautan impian, siap berlarimembawa Buleleng menuju pelabuhan sejahtera yang diimpikan oleh semua warganya. (wid)