Keterangan foto: Ir. I Nengah Manumudhita, penemu teknik transplantasi karang/MB

Denpasar (Metrobali.com) –

Terumbu karang Indonesia dikelompokkan dalam kategori kritis dan terancam akibat aktivitas manusia yang pemanfaatannya tanpa memperhatikan konsep konservasi. Kerusakan tersebut disebabkan oleh beberapa hal seperti pencemaran, penambangan karang, penangkapan ikan dengan bahan peledak dan bahan beracun, eksploitasi yang berlebihan, dan disebabkan oleh faktor alamiah seperti kenaikan suhu air laut.

Berdasarkan laporan status karang Indonesia tahun 2018 yang diterbitkan LIPI, status terumbu karang dalam kategori sangat baik di Indonesia hanya 6,56 persen dengan jumlah 70 site, yang buruk persentasinya 36,18 persen dengan jumlah 386 site. Sementara kategori baik jumlahnya 245 site atau 22,96 persen, sementara kategori cukup sebanyak 366 site atau 34,3 persen.

“Astungkara, Kini berbagai kegiatan restorasi terumbu karang sudah mulai banyak dilakukan dengan teknik transplantasi karang yang hak patennya dari Kementerian Hukum dan HAM RI sudah kami miliki sejak beberapa tahun lalu,” kata Ir. I Nengah ManuMudita, MM. yang kini menjabat sebagai Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bali, Senin (28/5/2019).

Hak Cipta Penangkaran Karang Laut tersebut diraihnya pada tahun 2005 setelah melalui perjuangan dan jalan yang panjang. Dirinya tak pernah mempermasalahkan jika teknik transplantasi di adopsi oleh pihak lain sepanjang untuk tujuan inovasi dan kebaikan konservasi karang laut.

“Awalnya memang rasa keterpanggilan untuk berbuat agar terumbu karang di perairan Bali bisa lestari, dengan melakukan terobosan bagaimana merestorasi terumbu karang yang rusak akibat abrasi, perubahan iklim sehingga dapat tumbuh kembali agar keragaman hayati tetap terjaga dengan baik, ” terang Manumudhita.

Menurutnya konservasi terumbu karang harus terus dilakukan untuk kebutuhan pariwisata (ecotourism) dan kesejahteraan nelayan dengan konsep sustainability, yaitu agar kegiatan tersebut berkelanjutan.

Bahkan teknik yang dia ciptakan saat ini dilanjutkan dengan proyek transplantasi dan restorasi koral di daerah Candidasa, Karangasem oleh Ocean Gardener, sebuah yayasan yang bergerak di bidang restorasi dan transplantasi koral, di perairan Sanur Kauh, Denpasar. yang membangun ekosistem baru bagi koral tepat di bawah mercusuar Sanur Kauh.

Sampai saat ini pemerintah memang belum memberikan apresiasi terhadap dirinya terkait penemuan Teknik Transplantasi Terumbu Karang ini, Dirinya mengaku siap membantu negara ini jika dibutuhkan untuk merestorasi terumbu karang yang rusak dimanapun diseluruh wilayah oerairan di Indonesia, “Saya siap datang jika Presiden Jokowi membutuhkan keahlian saya,” pungkasnya.

Pewarta: Hidayat
Editor: Hana Sutiawati