Denpasar (Metrobali.com) 

Antusiasme melanda warga berbagai usia di Denpasar Selatan saat mengikuti Lomba Drama yang diselenggarakan oleh pengacara ternama Yonathan A Baskoro. Bertempat di kediamannya yang sekaligus menjadi markas organisasi pemuda “Pemuda Bukan Pemula” di Jalan Wirasatya IV, Sidakarya, acara tersebut merupakan puncak dari kursus bahasa Inggris gratis yang digagas oleh Yonathan.

Kompetisi Drama ini merupakan ujian akhir bagi para siswa yang telah rajin mengikuti kursus bahasa, yang sebagian besar adalah individu kurang mampu secara finansial yang ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggris mereka. Yonathan menuturkan, keputusan fokus di Denpasar Selatan berlatar belakang besarnya jumlah penduduk di wilayah tersebut yang berjumlah 300 ribu jiwa, baik anak-anak maupun orang dewasa.

“”Kenapa khusus KTP Denpasar Selatan, karena dilihat jumlah penduduk di Denpasar Selatan ini 300 ribu jiwa termasuk anak-anak, kalau saya bukanya se-Bali mau ditaruh mana?,” tanya Yonathan yang maju di Pileg 2024 ini, Minggu 10 Desember 2023.

Menyatakan ketidakpuasan terhadap penekanan pemerintah pada kampanye dan distribusi bantuan sosial (bansos), Yonathan mengkritik prioritas tersebut, dengan menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan pendidikan dibandingkan agenda politik.

Memanfaatkan keahliannya sebagai akademisi dan aktivis, Yonathan telah menyelenggarakan kursus bahasa Inggris gratis ini sejak Juni 2023. Dampaknya sangat besar, dengan pendaftaran 1000 orang yang menghadiri kelas setiap hari Sabtu dan Minggu.

“Saya ingin sampaikan kepada pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah kota, lihat ini – di masyarakat kita masih ada yang belum bisa berbahasa Inggris. Di Bali yang menjadi tujuan wisata, bayangkan jika masyarakat kita tidak bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris. sedangkan angkatan kerja masa depan menuntut kemahiran berbahasa,” tegas pria yang juga caleg Dapil Denpasar Selatan ini.

Salah satu yang mendapat manfaat dari inisiatif ini adalah Eliza, seorang ibu rumah tangga berusia 48 tahun dari Denpasar Selatan. Motivasi awalnya adalah keterlibatan anaknya dalam kursus tersebut. Namun karena jadwal sekolah anaknya yang padat, Eliza terpaksa ikut serta. Fakta bahwa kelas-kelas tersebut gratis semakin memicu minatnya.

Sebagai instruktur yoga dan terapis, Eliza menyadari betapa praktisnya meningkatkan keterampilan berbahasa Inggrisnya, mengingat banyaknya tamu asing yang sering ia temui. Ia menekankan pentingnya kemahiran bahasa Inggris di Bali, sebuah tujuan wisata terkenal.

“Saya banyak lupa bahasa Inggris, tapi kursus ini sangat membantu. Sekarang saya bisa berkomunikasi dengan cukup lancar,” katanya.

Laura yang berusia tujuh belas tahun, seorang siswa sekolah menengah atas jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, memiliki pendapat yang sama dengan Eliza. Dia menekankan peran penting bahasa Inggris di Bali sebagai pusat wisata.

“Menurut saya, bahasa Inggris itu penting, apalagi di Bali yang merupakan daerah tujuan wisata. Saat kita bekerja, kemampuan bahasa Inggris seringkali diutamakan,” ujarnya.

Dedikasi Yonathan A Baskoro dalam memberikan pendidikan bahasa Inggris gratis tidak hanya menyoroti dampak langsungnya terhadap individu tetapi juga merupakan seruan untuk memprioritaskan pendidikan demi kemajuan masyarakat, khususnya di daerah dengan beragam kebutuhan seperti Denpasar Selatan. (Tri Prasetiyo)