Kunker Mendagri ke Kantor BPPT 1
Mangupura (Metrobali.com)-

            Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo secara khusus berkunjung ke Kabupaten Badung untuk membuka Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Badung untuk tahun 2016, Sabtu (28/3) lalu. Usai membuka Musrenbang, Mendagri yang didampingi oleh Bupati Badung A.A. Gde Agung, Wabup. I Made Sudiana dan Pimpinan DPRD Badung sempat meninjau layanan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) Kabupaten Badung, perkembangan pengolahan sampah “Rumah Hijau” dan menanam pohon jepun di kawasan Puspem.
            Kehadiran Mendagri di BPPT langsung disambut oleh Kepala BPPT Badung I Made Sutama beserta seluruh pegawai BPPT. Mendagri sempat berkeliling di lantai I Gedung BPPT yang baru tersebut guna melihat satu per satu jenis layanan perijinan yang diberikan kepada masyarakat. Sambil berkeliling Kepala BPPT Made Sutama juga menjelaskan tentang alur pelayanan perijinan yang dilaksanakan BPPT. Sementara Bupati Gde Agung menjelaskan bahwa sesuai dengan sembilan agenda pembangunan nasional, salah satunya yakni dalam mengembangkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, Badung mewujudkannya melalui penyelenggaraan pelayanan perizinan secara terpadu oleh BPPT. Selain itu Badung juga telah mengadakan pengadaan barang dan jasa secara elektonik (e-procurement) melalui Unit Layanan Pengadaan (ULP) dan Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) yang terus dioptimalkan. “Khusus berkenaan dengan ULP ini, kami bahkan telah mempersiapkannya untuk menjadi unit kerja tersendiri sesuai dengan harapan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), namun tentunya harus menyesuaikan dengan perangkat peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang organisasi dan perangkat kerja daerah,” jelas Bupati.
            Dari BPPT, Mendagri bergerak menuju Rumah Hijau yang juga berada di kawasan Puspem Badung. Di rumah hijau ini Mendagri disambut Kadis DKP Badung I Putu Eka Merthawan. Disana Mendagri melihat langsung proses pemilahan sampah organik dan an organik, proses pengolahan termasuk adanya bank sampah. Dalam proses pengolahan, sampah organik diolah menjadi kompos dan sampah plastik menjadi barang daur ulang seperti tas dan lainnya. Selain diolah menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis, sampah plastik juga diolah menjadi bahan bakar minyak yang dimanfaatkan khusus untuk operasional rumah hijau. Kadis DKP Eka Merthawan menyatakan bahwa salah satu inovasi DKP Badung dalam menanggulangi sampah plastik adalah melalui Program Gerakan Berkelanjutan Anti Sampah Plastik (Gelatik). Bahkan Gelatik menjadi salah satu dari tiga inovasi Badung yang masuk nominasi inovasi pelayanan publik KemenPAN RB tahun 2015. Dijelaskannya, Program Gelatik menjadi solusi utama dalam mengatasi sampah plastik, dengan pola terintegrasi bekerjasama dengan seluruh sekolah, PKK dan pasar. “Sampah plastik kami tangani dari sumbernya. Dari tahun 2011, Gelatik berhasil mengumpulkan sampah plastik sebanyak 170 ton dengan bekerjasama dengan bank sampah dan dukungan dari TPST. Kebijakan Bupati Badung tahun 2014 yaitu dengan membuat 16 TPST melalui bantuan hibah dan tanahnya disiapkan oleh desa sendiri,” jelasnya.
            Kunjungan terakhir, Mendagri berkesempatan menanam pohon jepun di Taman Jepun Dunia di Kawasan Puspem. Jepun yang ditanam Mendagri berjenis Plumeria Rubra “pink hibrid” asal Thailand. Selesai menanam jepun Mendagri menuju loby kantor Bupati untuk menulis dalam sebuah prasasti. Kalimat yang ditulis yakni “Setiap keputusan politik pembangunan daerah harus mampu mengimplementasikan, 1 berdaulat dibidang politik, 2 berdikasi dibidang ekonomi, 3 berkepribadian Indonesia Raya”.
            Dari kunjungan tersebut Mendagri sangat mengapresiasi Pemkab. Badung yang telah mampu sebagai pelopor secara nasional baik dalam penyelenggaraan perizinan satu pintu maupun pengelolaan sampah termasuk berbagi pendapatan dengan provinsi dan kabupaten di Bali. “Kami akan informasikan kepada daerah lain kalau melakukan study banding cukup ke Badung saja,” jelasnya. Terkait dengan penanganan sampah, kata Mendagri, meskipun baru dalam skala kecil, namun karya ini yang perlu dicontoh oleh semua instansi dan semua daerah sehingga ada proses yang akan berkembang, karena sampah menjadi masalah utama disetiap daerah dan perlu penanganan yang terpadu sehingga semua daerah dapat mengelola lingkungan dengan baik. “Nantinya kami juga akan usulkan kalau inovasi badung dalam penanganan sampah ini menjadi salah satu pilot projek nasional,” pungkasnya.RED-MB