Bangli (Metrobali.com)-

Sebagai wujud dan kesungguhan para stakeholders pariwisata kintamani untuk membangkitkan kembali kepariwisataan Kintamani yang sempat terpuruk, maka Rabu (28/12) kemarin di kantor Camat Kintamani dilaksanakan acara penandatanganan Deklarasi Komitment Stakeholder Destination Management Organisation (DMO) Pariwisata Kintamani. Penandatanganan itu disaksikan langsung oleh Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Kepariwisataan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ir. Firmansyah Rahim,MM didampingi Bupati Bangli I Made Gianayar,SH.M.Hum Perwkilan DPRD I Nyoman Adnyana dan Camat Kintamani Wayan Gobang Edi Sucipto.

Dalam sambutan Dirjen Pengembangan Destinasi Kepariwisataan Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyampaikan membangun kepariwisataan tidaklah bisa dilakukan sendiri. Akan tetapi pembangunan pariwisata adalah dimulai dari masyarakat daerah. Karena pariwisata ada di daerah. Selain itu, peranan relasi pihak-pihak swasta atau pelaku pariwisata baik ASITA dan Guide yang secara langsung bersentuhan dengan wisatawan memang sangat penting.

Membangun kepariwisataan adalah membangun stakeholder secara bersama-sama. Dari mana mulainya? Tentunya dimulai dari Bangli jawabnya. Modalnya adalah bagaimana menciptakan sikap dan pola pikir yang dapat membuat para wistawan benar-benar ingin kembali berkunjung karena pada dasarnya masyarakatlah yang harus mengembangkan kepariwisataan dengan didukung oleh pemerintah daerah dan dari Kementrian Kepariwisataan.

Pada kesempatan tersebut Firmansyah Rahim juga membuat komitmen, kesepakatan kepada Bupati Bangli bersama masyarakat untuk menjadikan target Kunjungan Wisatawan di tahun 2014 menjadi 1,5 juta dengan lama tinggal selama dua hari. Selain itu di tahun 2012 diharapkan kawasan Kaldera Giopark bisa terwujud. Oleh karena itu diharapkan pada semua pihak agar segera mempersiapkan segala sesuatu yang dapat mendukung tercapainya program tersebut. Firmansyah Rahim juga yakin dengan terwujudnya Giopark dapat membuat kepariwisataan Kintamani lebih berkualitas.

Bupai Bangli menyampaikan untuk dapat mencapai cita-cita itu  kita harus dapat mengenali diri kita sendiri. Kintamani adalah salah satu kawasan wisata pertama di Bali yang pernah mengalami keterpurukan dan sekarang mulai menurun. “Kintamani adalah Mutiaranya Bangli bagaimana mengelola memelihara dan menata mutiara tersebut agar sinarnya dapat memancar keseluruh dunia” ujarnya.

Untuk dapat mengelola Kintamani yang dibutuhkan bukan hanya pembangunan secara pisik akan tetapi yang lebih penting bagaimana membangun SDM untuk dapat mengelola Kintamani secara professional sehingga pada akhirnya target kunjungan dapat dicapai dari 300 menjadi 1,5 juta ditahun 2014. SUT