Jembrana (Metrobali.com)-

Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, memberikan penghargaan kepada Koperasi Kerta Semaya Samaniya yg terpilih sbg salah satu penerima penghargaan Anugerah Revolusi Mental 2019 (kategori Koperasi) . Penghargaan itu bagian dari Program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), diterima Ketut Wiadnyana selaku Ketua Koperasi Kerta Samaya.

Bertempat di auditorium BJ. Habibie gedung BPPT, Sabtu, 21 Desember 2019, Koperasi Kerta Semaya Samaniya tampil bersama dgn 17 penerima penghargaan dari masing-masing kategori. Proses telah dilakukan semenjak 3 bulan lalu, melalui wawancara, pengisian form dan penilaian dari 12 juri yang sangat mumpuni dan memiliki kualifikasi yang sangat tinggi di bidang masing-masing. Penilaian yang diberikan harus mengacu kepada tujuan dari Gerakan ini yaitu : 1. tindakan fundamental yang telah dilakukan, 2. memberikan perubahan dan dampak positif kepada masyarakat, 3. menghadirkan ruang-ruang keadilan sosial bagi masyarakat sekitar.

Koperasi Kerta Semaya Samaniya dinilai mampu memenuhi 9 kriteria Gerakan perubahan revolusi mental dan tampil sebagai pemenang yg masuk dlm kategori koperasi dgn gerakan FERMENTASI kakao yang dianggap sebagai bagian dari gerakan perubahan pola pikir petani, perubahan paradigma dlm mengelola sumber daya yang mampu memberikan kesejahteraan kepada masyarakat. Perubahan ini terjadi secara massif, bertahap, berlanjut (sustain) dan mampu memberikan nilai tambah terhadap produk. Ini lah yang disebut sebagai sebuah Gerakan, menembus batas waktu, sekat program dan masyarakat bergerak Bersama dengan sadar untuk melakukan perubahan.

Kakao Lestari yang di inisasi oleh Yayasan Kalimajari bersama dengan Koperasi Kerta Semaya Samaniya, secara detail dipresentasikan tanggal 11 Desember 2019 bersama dengan para nominasi yang lain. Penjelasan tentang proses perubahan pola pikir para petani kakao dari non fermentasi menjadi fermentasi, menguatkan peran subak abian dan berkolaborasi bersama di bawah naungan koperasi menjadi point penting penilaian juri.

Potensi lokal Jembrana yang telah dikemas sebagai komoditi utama yang menyangkut hajat hidup orang banyak, dikelola dengan baik sehingga mampu tumbuh dalam balutan kualitas yang mampu bersaing secara international dan sepenuhnya dilakukan oleh sebuah koperasi, inilah yang menjadi daya tarik para juri. Pada akhirnya proses yang telah membuktikan, bahwa pilihan Jembrana dan Koperasi Kerta Semaya Samaniya fokus di fermentasi adalah keputusan yang tepat. Bukan saja untuk kepentingan penilaian namun ini sudah menjadi bagian perjuangan selama 8 tahun dan mampu mengantarkan pemahaman yang kuat bahwa program ini bukan saja tentang menjual biji kakao tetapi tentang kecintaan terhadap NKRI. Dengan kakao fermentasi, Indonesia mulai dikenal mampu menhasilkan biji kakao yang berkualitas dan itu dimulai di Kabupaten Jembrana sendiri.

Istimewa, penganugerahan ini juga dihadiri oleh 4 menteri yaitu : Kemenko PMK, Menteri Keuangan, Menteri PUPR dan Menteri Agama. Kalimajari dan KSS secara khusus di akhir sesi mendapatkan kesempatan emas untuk bertemu dengan Ibu Sri Mulyani (Menteri Keuangan) yang difasilitasi oleh Indonesia Eximbank/Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, sabtu (21/12), di Jakarta., usai penyerahan penghargaan.

Kesempatan itu sekaligus untuk melaporkan perjalanan program Kakao Lestari dan Peresmian Program Desa Kakao Devisa di Kabupaten Jembrana.

Program desa devisa hadir juga berkat adukungan penuh dari Lembaga Pembiayaan Eskpor Indonesia dari tahun 2012 sampai dengan saat ini dan juga dukungan program KITE IKM dari Bea Cukai wilayah Bali, NTB dan NTT yang juga menjadi bagian dari dukungan Program Desa Devisa.

“ Pencapaian ini harus menjadi cambuk untuk semua perbaikan hulu – hilir di sektor kakao dan penguatan peran koperasi. Saya ucapkan terimakasih atas dukungan semua pihak yang telah mengantarkan pencapaian ini baik itu Pemkab Jembrana Jembrana khususnya Dinas Pertanian dan Pangan, Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan, BAPPEDA, Komisi B DPRD Kabupaten Jembrana, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, Bea Cukai Wilayah Bali, NTB dan NTT, Rainforest Alliance dan segenap pihak yang telah berkontribusi besar selama 8 tahun perjuangan program di Jembrana, “ pungkas Agung Widiastuti, pendamping program kakao Lestari yang turut hadir dalam acara penganugerahan. (Humas Pemkab Jembrana)