Foto: Rencana pembangunan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi.

Jembrana (Metrobali.com)-

Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan dibangun mulai Juni 2022 mendatang dan pengerjaannya ditargetkan rampung pada November 2024. Namun diharapkan megaproyek ini juga mampu menyerap tenaga kerja lokal, jangan seperti kebanyakan proyek infrastruktur sebelumnya dimana tenaga kerja lokal sangat minim yang diserap.

Catatan ini disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai NasDem Kabupaten Jembrana Nyoman Renteb. Pihaknya berharap nantinya warga lokal seperti warga di Jembrana jangan sampai hanya menjadi penonton melainkan harus dilibatkan dan diprioritaskan sebagai tenaga kerja lokal.

“Adanya pembangunan jalan tol ini agar dirasakan juga oleh masyarakat kami di Jembrana. Tenaga kerja kami di Jembrana agar ikut dilibatkan di dalamnya. Kami tidak mau tenaga kerjanya dari luar semua, sedangkan warga kami yang di Jembrana ini hanya sebagai penonton,” kata Renteb, Senin (14/3/2022).

Ia mengatakan pemenang tender dalam megaproyek jalan tol dengan nilai investasi sebesar Rp 24,6 triliun ini pastinya merupakan kontraktor nasional. Disinilah muncul kekhawatiran kontraktor lokal dan tenaga kerja lokal tidak dilibatkan dan hanya menjadi penonton.

“Yang mendapatkan pemenang tender ini pasti kontraktor-kontrakator nasional karena nilainya ini tidak main-main, triliunan. Tidak mungkin kita yang kontraktor lokal mendapatkan bagian dari kue itu. Tapi paling tidak kami harapkan kontraktor kecil bisa ikut andil ngesub dan tenaga kerja lokal bisa diprioritaskan diserap,” harap politisi NasDem asal Kecamatan Melaya ini.

Untuk diketahui proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi yang akan diberi nama Tol Jagat Kerthi Bali ini akan dapat mempersingkat waktu tempuh dari enam jam menjadi satu sampai satu setengah jam perjalanan dari Gilimanuk ke Mengwi.

Pembangunan jalan tol ini akan menjadi akses infrastruktur berkembangnya pusat-pusat pertumbuhan perekonomian baru yang akan menyeimbangkan dan memeratakan perekonomian antara Bali Barat, Bali Timur, Bali Utara dan Bali Selatan.

Jalan tol ini merupakan salah satu dari proyek strategis nasional (PSN) sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional.

Pelelangan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dimulai pada 25 Pebruari 2021, dan pada 7 Maret 2022 telah ditetapkan pemenang lelang oleh Menteri PUPR RI. Yakni, Konsorsium PT Sumber Rhodium Perkasa, PT Cipta Sejahtera Nusautama, PT Bumi Santosa Dwi Agung. Jalan tol ini memiliki panjang 96,84 km dengan lebar 40 meter yang terdiri dari 3 seksi. Yaitu, seksi Gilimanuk – Pekutatan sepanjang 54,7 km, seksi Pekutatan – Soka sepanjang 23,175 km, dan seksi Soka – Mengwi sepanjang 18,92 km.

Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan memiliki jalur khusus untuk pengguna kendaraan roda dua pada simpang susun Pekutatan dan Mengwi sepanjang lebih kurang 40 km dengan kecepatan rata- rata 40 km/jam. Jalan Tol ini juga memiliki 8 tempat istirahat dan pelayanan (rest area), yaitu 4 rest area tipe A dan 4 rest area tipe B. Masa konsesi dari Tol ini adalah 50 tahun terhitung sejak surat perintah mulai kerja dengan investasi sebesar Rp 24,6 triliun.

Proyek ini dilakukan oleh badan usaha jalan tol yang sudah dibentuk oleh konsorsium dengan nama PT Tol Jagat Kerthi Bali. Susunan pemegang sahamnya, yakni PT Sumber Rhodium Perkasa 80 %, PT Cipta Sejahtera Nusautama 15 %, dan PT Bumi Santosa Dwi Agung 5 %. Apabila konstruksi pembangunan Jalan Tol Gilimanuk – Mengwi ini dimulai pada Juni 2022 ini, ditargetkan akan selesai dan mulai dioperasikan pada November 2024.

Geliatkan Pariwisata Jembrana

Keberadaan Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi diyakini akan lebih banyak membuka keran pariwisata Jembrana mengucur lebih deras lagi. NasDem meyakini wisatawan mancanegara bisa lebih mudah menjangkau Jembrana dan kunjungan wisatawan asing ke “Tanah Jegog” Jembrana akan melonjak drastis.

“Selama ini kita lihat turis asing ke Jembrana hitungan jari saja, sedikit sekali. Tapi mudah-mudahan dengan adanya jalan tol ini Jembrana juga dikunjungi lebih banyak wisatawan asing. Jadi dengan ada jalan tol ini dengan sendirinya memacu pariwisata Jembrana,” harap Renteb.

Menurut Renteb ketika Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dibangun, otomatis akan mendukung pariwisata Bali dan pemerataan pembangunan di seluruh Bali khususnya juga di “Gumi Makepung” Jembrana.

“Kami yakin pariwisata di Jembrana akan lebih bergeliat lagi dan akan muncul destinasi baru lagi selain mengangkat kembali potensi destinasi yang sudah ada,” ungkap Renteb.

Ia mengungkapkan sebenarnya Jembrana punya banyak potensi dan daya tarik wisata. Misalnya untuk wisata religi ada Bunut Bolong, Pura Rambut Siwi. Untuk wisata alam, Jembrana juga tidak kalah menarik misalnya ada air terjun Juwuk Manis dan lainnya.

Potensi agowisata di Jembrana juga sangat besar walaupun memang diakui belum digarap dengan serius. “Wisatawan sekarang ingin yang unik-unik dan kita di Jembrana punya keunikan itu seperti agrowisata bisa kita kemas lebih menaik dan unik. Apalagi Jembrana penghasil kakao terbesar di Bali,” ujarnya.

Untuk itulah NasDem mendukung penuh dan mengapresiasi terealisasinya Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi akan dibangun mulai Juni 2022 mendatang.  “Kami dari Partai NasDem menyambut baik program pemerintah daerah yang tujuannya memajukan Bali. Kami NasDem sangat antuasias sekali dengan pembangunan jalan tol ini,” pungkas mantan anggota DPRD Jembrana dari PDI Perjuangan periode 2014-2019 ini. (ana)