Anggota DPR RI I Nyoman Parta dan DPD RI Arya Wedakarna turun ke Banjar Selasih, Desa Puhu, Kecamatan Payangan guna memediasi konflik antara serikat petani Banjar Selasih dengan PT Ubud Resort Duta Development
Gianyar, (Metrobali.com)-
Anggota DPR RI I Nyoman Parta dan DPD RI Arya Wedakarna turun ke Banjar Selasih, Desa Puhu, Kecamatan Payangan guna memediasi konflik antara serikat petani Banjar Selasih dengan PT Ubud Resort Duta Development di salah satu rumah warga, Minggu (24/11/2019). Dalam mediasi tersebut akhirnya 4 poin atau inti tuntutan para petani yang disepakati.
Mediasi yang berlangsung lama dan cukup alot tersebut akhirnya menemukan titik terang, 4 buah poin berhasil dirangkum dalam mediasi antara petani dan investor tersebut.
Empat buah poin tersebut adalah sepakat bahwa seluruh pura yang ada di tanah Hak Guna Bangunan (HGB)  tetap diperjuangkan sebagai tempat ibadah umat Hindu, pihak manajemen mengijinkan petani penggarap untuk memanfaatkan tanah garapan yang ada di wilayah HGB sepanjang belum dimanfaatkan oleh pihak PT untuk membangun dan tanaman yang diijinkan adalah persawahan, pihak manajemen bersepakat akan memprioritaskan warga penggarap dan warga Banjar Selasih menjadi tenaga kerja sesuai dengan keahliannya, dan yang terakhir adalah jumlah lahan pekarangan menurut manajemen sejumlah 30 yang ada dilokasi dan yang menurut warga sejumlah 32 lahan pekarangan rumah.
Anggota DPR RI Fraksi PDIP I Nyoman Parta menjelaskan bahwa masih terdapat masalah antara data yang dikatakan oleh warga dan data yang dimiliki oleh pihak manajemen. Dimana warga menyebutkan bahwa terdapat 32 pekarangan di HGB sedangkan pihak manajeman mengatakan terdapat 30 pekarangan.
“Dari pihak manajemen ada keinginan untuk relokasi, sementara dari pihak masyarakat ingin di tempatnya semula. Namun datanya belum selesai kita tidak dapat mengambil keputusan karena gak akurat, warga mengatakan ada 32 pekarangan rumah sementara pihak manajemen mengatakan dari data yang mereka miliki 30 karang rumah. Jadi ini ada selisih, tidak mungkin ngembil keputusan itu,” ujarnya kepada awak media.
Salah satu perwakilan dari pihak manajemen PT Ubud Resort Duta Development M. Syahwal mengatakan bahwa pihak manajeman juga memperhatikan warga sekitar, salah satunya adalah dengan memprioritaskan atau mengutamakan putra putri daerah untuk dipekerjakan.
“Selama ini dimanapun kita membangun perusahaan maka putra atau putri daerah kita ajak atau prioritaskan, gak mungkinlah kita tidak pekerjakan putra putri daerah tentu sesuai dengan keahlian yang dimilikinya,” ujarnya.
Dari data yang berhasil dihimpun di lapangan, diketahui terdapat 52 kk yang tinggal dikawasan tanah milik PT Ubud Resort Duta Development ini.(ctr).