Bangli, (Metrobali.com)

Paiketan Krama Istri (PAKIS) Bali menggelar Pelatihan Tata Busana Adat Payas Utama dan Payas Madya yang digelar di Kantor Majelis Desa Adat Kabupaten Bangli, Jl. Kusumayudha, Kawan, Bangli, Selasa (Anggara Pon, Langkir) 21 Juni 2022.

Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat Provinsi Bali IGAK Kartika Jaya Seputra, dalam sambutannya menyampaikan Pakis Bali yang dibentuk oleh MDA Provinsi Bali dalam upaya mendukung program Pemprov Bali dengan Visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana Menuju Bali Era Baru, yang salah satu program prioritasnya di bidang seni, budaya, adat dan tradisi Bali. Untuk tujuan itulah, Pakis Bali telah menyusun program-program strategis dalam rangka mendukung penuh penguatan adat, tradisi, seni dan budaya Bali, di tengah-tengah derasnya arus modernisasi.

“Saat ini, bali mempunyai tantangan yang cukup besar cukup besar, baik dari faktor eksternal maupun internal. Oleh karena itu, melalui kegiatan ini mengingatkan kepada kita semua bagaimana cara menjaga adat, tradisi, seni dan budaya kita di Bali khususnya terkait cara berbusana di Bangli,” ujar Kadis IGAK Kartika Jaya Seputra.

Lebih jauh, terkait cara berbusana adat dirinya mengajak masyarakat Bangli untuk menonjolkan kearifan lokal, ciri khas, keunggulan dan karakter yang dimiliki masing – masing daerah di Bangli.

“Menjadi Bangki jadilah orang Bangli sepenuhnya, yang menampilkan ciri khas Bangli. Ditampilkan sepenuhnya, jangan meniru daerah lain. Yang di Bangli cocoknya untuk di Bangli, yang di Gianyar untuk di Gianyar, jadi harus bangga pada ciri khas masing-masing daerahnya. Justru disanalah kekuatan kita di Bali, memiliki keunggulan kekayaan seni, budaya adat dan tradisi yang sangta banyak dan unik – unik yang menjadikan Bali terkenal,” ungkapnya sambil berpesan agar seluruh peserta mengikuti pelatihan dengan baik.

Sementara itu, Manggala (Ketua Harian; red) Pakis Bali TIA Kusuma Wardhani kembali mengingatkan adanya akulturasi cara – cara berbusana adat yang kebablasan dan telah merusak pakem – pakem asalnya. Untuk itulah, melalui pelatihan tersebut dirinya mengajak seluruh pelaku usaha jasa rias, busana dan masyarakat umum untuk kembali mengenakan pakem – pakem asli cara berbusana adat Bali khususnya yang ada di Bangli.

“Kami melaksanakan pelatihan ke 9 kabupaten/kota di Bali, karena kita melihat riil yang ada di lapangan, 10-15 tahun ke belakang niki sudah terjadi pergeseran yang luar biasa terhadap pakem berbusana adat Bali. Kadang orang mau payas Agung, tiba-tiba Jadi MC. Padahal leluhur kita luar biasa, beliau mendesain pakem berbusana sesuai kearifan daerahnya masing-masing, tentu tidak sembarangan, karena semua mengandung filosofi yang luar biasa,” cetus TIA Kusuma Wardhani.

“Tugas kita sekarang semua jangan sampai yang salah itu dibenarkan ya, karena kita sudah memiliki pakem. Kita harus kembali kepada pakemnya, yang benar-benar bisa dipertanggungjawabkan secara autentik dilengkapi dengan bukti-bukti foto, bukti dari penglingsir puri-puri kerajaan dan itu akan menguatkan. Karena seperti inilah yang harus kita lestarikan, kalau yang modifikasi silakan tetapi tanpa merusak pakem payas utama, karena itu lain ranahnya,” imbuhnya.

Apresiasi atas penyelenggaraan pelatihan yang diikuti oleh anggota Pakis dan Yowana se Bangli tersebut disampaikan Ketua MDA Kabupaten Bangli Ketut Kayana yang menyatakan mendukung penuh kegiatan Pakis Bali yang digagas oleh Manggala Utama Pakis Provinsi Bali Ny. Putri Suastini Koster.

“Kami sangat berbahagia atas penyelenggaraan kegiatan Pakis Bali, karena memang sudah saatnya dilaksanakan pembinaan berbusana adat Bali untuk menkonservasi dan menjaga cara berbusana adat agar tidak semakin ditinggalkan. Karena belakangan ini semakin dikhawatirkan dengan banyaknya pengaruh trend berpakaian dari luar. Kami sangat mengapresiasi dengan adanya inisiatif terkait pelatihan cara berbusana ini, ini sangat seimbang dan sangat bagus, terimaksih kepada Ibu Manggala Utama yang telah menggagas kegiatan ini dengan baik sekali,“ seru Ketut Kayana.(Sut)