nita sofiani

Denpasar (Metrobali.com)-

Miss Earth Indonesia 2013 Nita Sofiani mengatakan masalah sampah di Pulau Dewata tampaknya terus menjadi perhatian internasional, karena Bali adalah tujuan wisata dunia.

“Hal ini seharusnya membuat kita semua sangat khawatir, sebab pada Maret 2014 Huffington Post menerbitkan sebuah artikel berjudul ‘Why you should take Bali off your buket list’ yang menyoroti meningkatnya jumlah sampah di pantai-pantai terkenal di Pulau Dewata dan situasi ini sebagai bencana lingkungan,” katanya pada acara “Bali’s Big Eco Weekend 2014” di Kuta, Sabtu (21/6).

Ia mengatakan pihaknya membantu menyebarkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap situasi yang dihadapi oleh Pulau Dewata.

“Sebagai orang Indonesia, kita bangga memiliki Pulau Bali dan kita menikmati apa yang ditawarkan oleh pulai ini. Karena itu kita memiliki tanggung jawab untuk citranya di mata dunia dengan menjaganya tetap bersih,” katanya.

Sebagai bagian dari Festival Bali’s Big Eco Weekend 2014 yang digalang oleh Coca-Cola Amatir Indonesia, Quiksilver dan PT Garuda Indonesia.

Nita Sofiani dan Yossico Stephanie, Miss Earth Eco Tourism Indonesia 2013 menyingsingkan lengan baju untuk memungut sampah di Pantai Padma, Legian Bali bersama ribuan pengunjung.

Festival lingkungan tahunan ini kembali diadakan untuk ketujuh kalinya sebagai upaya untuk membuka mata masyarakat lokal dan turis akan permasalahan sampah mengancam Pulau Bali.

Sejumlah peselancar ternama di dunia Mark Richards, Jake Paterson, Craig Anderson, Matt Hoy, Freddy Patacchia, Sally Fitzgibbon, Kalea Moniz. Rosy Hodge dan Bruna Schmitz juga turut berpartisipasi dalam acara tersebut.

Dengan harapan bisa menginspirasi peselancar di berbagai belahan dunia yang mewakili jumlah besar dari wisatawan Bali. Ketiga perusahaan juga memamerkan inovasi ramah lingkungan mereka dalam acara ini. Kemasan minuman ramah lingkungan dari Coca-Cola, celana “board short Quiksilver” yang terbuat dari materi daur ulang dan buku hasil olah sampah dari PT Garuda Indonesia.

“Di Coca Cola, kami percaya memiliki peran dan tanggung jawab untuk membantu menciptakan lingkungan yang berkelanjutan di mana kami beroperasi, baik pantai di Bali maupun metropolitan seperti Jakarta dan Surabaya,” kata Presiden Direktur Coca Cola Amatir Indonesia Kadir Gunduz.

Ia mengatakan Coca Cola dan Quiksilver memulai program “Bali Clean Beach Up” di tahun 2008 dan mengudang PT Garuda Indonesia untuk bergabung pada tahun 2012 setelah menyadari bahwa masalah ini membutuhkan lebih banyak pihak untuk bisa menciptakan perubahan yang lebih besar.

“Setiap hari program ini mempekerjakan 75 kru pembersih pantai, empat traktor, tiga truk sampah, dua barber surf rake dan menyediakan lebih dari 1.200 tong sampah untuk membantu membersihkan sampah di sepanjang Pantai Kuta, Legian, Seminyak, Jimbaran dan Kedonganan, Kabupaten Badung,” katanya. AN-MB