Foto: Kampus ITB STIKOM Bali, kampus IT dan bisnis dengan prodi kekinian.

Denpasar (Metrobali.com)-

“Berubah itu berisiko. Tidak berubah lebih berisiko.” Itulah ungkapan yang nyata adanya di masa saat ini dimana perubahan begitu cepat dan teknologi juga terus berkembang pesat, tidak menunggu mereka yang bergerak lambat.

Wajah dunia pendidikan juga perlu bergegas merespon perubahan dan disrupsi serta masifnya digitalisasi. Kampus-kampus harus menjadi lincah beradaptasi, berenang hingga berselancar di atas ganasnya “arus dan ombak perubahan” yang siap melibas siapapun yang merasa aman di zona nyaman dan enggan bertranformasi.

Keyakinan dan berani berubah serta bertranformasi itulah yang menjadi salah satu kunci sukses ITB STIKOM Bali tetap menjadi “champion” berada di jajaran podium pemenang bersama sejumlah kampus ternama tanah air ketika banyak kampus swasta lainnya bertumbangan, apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini.

ITB STIKOM Bali sepertinya sangat jeli membaca peluang dan selera pasar, dalam hal ini mengerti betul selera masyarakat (calon mahasiswa) dan selera dunia usaha/dunia industri serta stakeholder lainnya. Maka tak heran, ITB STIKOM Bali kini menyiapkan diri membuka sejumlah program studi (prodi) kekinian yang memang sangat dibutuhkan pasar dan mempunyai masa depan cerah bagi para lulusannya meniti karir sebagai profesional IT. Kampus yang beralamat di Jl. Raya Puputan No.86 Denpasar ini siap membuka tiga program studi (Prodi) baru yakni Prodi S-1 Data Science, Prodi S-1 Cyber Security dan Forensic serta Prodi S-2 Sistem Informasi.

Kabar gembira ini disampaikan Rektor ITB STIKOM Bali Dr. Dadang Hermawan dalam sambutannya saat acara puncak perayaan HUT ke-19 atau Dies Natalis ke-19 ITB STIKOM Bali Selasa (10/8/2021) yang diselanggarakan secara hybrid (offline terbatas dengan prokes ketat dan online via Zoom serta di akun YouTube Stikomers TV).

“Di ITB STIKOM Bali kami selalu membuka prodi yang kekinian, sesuai kebutuhan masyarakat, dunia usaha, dunia industri, kebutuhan pemerintah dan perkembangan perekonomian,” kata Dadang Hermawan saat diwawancara wartawan usai acara.

Dadang Hermawan menjelaskan saat ini cabang ilmu komputer terus berkembang dengan lahirnya cabang ilmu baru. Dua diantaranya yakni data science lalu cyber security dan digital forensic.

Prodi Data Science intinya salah satu cabang dari ilmu komputer berkaitan dengan ilmu pengolahan atau pemrosesan data. Penguasaan data science ini menjadi penting di era serba digital dan lahirnya era big data (data yang tersedi dalam jumlah melimpah dan sangat banyak).

Sebab pengolahan atau pemrosesan data menjadi hal penting untuk menjadi dasar pengambilan keputusan bisnis misalnya terkait dengan pemasaran begitu juga bagi instansi pemerintah berkaitan dengan data-data publik/masyarakat. “Sekarang soal big data, data minning, manajemen data, sangat penting,” ungkap Dadang.

Sedangkan Prodi Cyber Security dan Forensik sederhananya merupakan salah satu cabang dari ilmu komputer yang mempelajari keamanan siber (keamanan informasi, keamanan jaringan, keamanan perangkat lunak, dll).

Sementara forensik digital adalah irisan salah satu cabang ilmu komputer dan ilmu forensik, terutama untuk penyelidikan dan penemuan konten perangkat digital, dan sering kali dikaitkan dengan kejahatan komputer. Jadi itinya Prodi Cyber Security dan Forensik mempelajari keamanan siber dan aspek yang berkaitan dengan pembuktian cyber crime (kejahatan siber).

Keahlian cyber security dan forensic ini sangat dibutuhkan di era digital dimana saat ini ancaman serangan dan kejahatan siber bisa mengintai kapan saja, dari mana saja dan bisa menyerang siapa saja, baik orang per orang maupun perusahaan, hingga instansi, pemerintah sekalipun. Keamanan siber sangat vital bagi proses bisnis saat ini termasuk bagi pemerintah berkaitan dengan keamanan negara.

“Untuk Prodi Cyber Security dan Forensik secara keilmuan dan nomenklatur di Dikti (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi) masih diperbebatkan. Belum ada nomenklatur di Dikti jadi butuh waktu lama.  Tapi kita tahu kebutuhan riilnya jelas ini mendesak. Untuk menangani cyber crime butuh orang cyber security dan forensik digital,” ujar Dadang.

Sementara untuk Prodi S-2 Sistem Informasi, memang prodi ini juga menjadi kebutuhan kekinian untuk mencetak SDM profesional IT di bidang di sistem informasi. Terlebih di Indonesia juga belum banyak kampus membuka Prodi S-2 Sistem Informasi, apalagi di Bali ini masih langka. Bicara kampus swasta maka ITB STIKOM Bali akan menjadi yang pertama di Bali yang membuka Prodi S-2 Sistem Informasi ini.

Menurut Dadang proses pengajuan izin pembukaan ketiga prodi baru ini sedang berjalan di Dikti Kemendikbuk Ristek dan diharapkan tahun ini izinnya sudah bisa keluar sehingga sudah bisa dibuka untuk penerimaan mahasiswa baru di tahun 2022 nanti. “Paling lambat September tahun depan, tiga prodi baru ini sudah bisa terima mahasiswa baru,” pungkas Dadang Hermawan. (wid)