Kantor Manik Bumi Foundation/ist
Buleleng (Metrobali.com)-
Belakangan ini, ruang seni kreatif menjamur di Denpasar. Kini, ruang kesenian tersebut pun mengakar hingga di ujung pulau utara Bali, tepatnya di Kota Singaraja. Yakni, Manik Bumi Foundation yang berada di areal bibir pantai Indah, Singaraja kini menjadi dapat alternative ruang edukasi lingkungan dan seni kreatif.

Pendiri Manik Bumi Foundation, Juli Wirahmini menjelaskan sejatinya tempat cukup luas ini menjadi kantor Manik Bumi Foundation, hanya dapat memfasilitasi beragam kegiatan warga yang ada di Singaraja. “Ya warga masyarakat terutama relawan kami yang kami sebut Sahabat Bumi,” ujarnya di sela hari ke-2 peresmian kantor terbarunya di Jalan Pantai Indah, Singaraja pada Minggu (4/11).

Lanjutnya, sejak berdirinya Manik Bumi Foundation di Singaraja pada tahun 2013 silam, pihaknya telah melihat potensi-potensi banyak yang di bidang kreatif. “Mereka banyak memberikan masukan, kalau mereka bisa memamerkan karya-karya mereka. Jadi tempat ini menjadi ruang publik yang ditujukan pada sahabat bumi, untuk memamerkan,” akunya.

Nantinya, ruangan berlantai dua ini dapat dijadikan sebagai ruangan pameran, diskusi, ruang music dan sebagainya. Nah untuk dapat memanfaatkan ruangan ini, Juli berharap untuk menjadi sahabat bumi terlebih dahulu. Sahabat bumi, yakni warga publik yang sudah menyatakan komitmennya untuk mencintai bumi.

“Jadi mereka telah mengikuti kegiatan Manik Bumi, seperti melakukan sosialiasi ke sekolah-sekolah, atau ikut kegiatan peduli sampah kami, kemudian secara ikhlas dan sukarela mengikuti program-program penambahan pengetahuan seperti ikut workshop, untuk meningkatkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah mereka,” ungkapnya.

Apa yang dilakukan Manik Bumi dalam jangka pendek ini? “Ditempat ini kami akan bekerjasama dengan anak-anak Undiksha. Ada beberapa artis dari mereka yang memiliki karya yang luar biasa yang terbuat dari sampah plastik, ban bekas, sandal bekas dan sebagainya. Nah kami berikan ruang untuk mereka disini,” jawabnya.

Dalam melihat ruang kreatif di Singaraja ini belakangan ini memang cukup langka. Meski di Denpasar terus menjamur. Meski begitu, Juli berharap ruang-ruang ini terus diciptakan dan semakin banyak, sehingga anak-anak kreatif dari singaraja tidak merasa rendah diri.

“Selama ini kan anak-anak Singaraja memiliki bakat yang luar biasa. Tapi karena mereka tidak punya kesempatan untuk memamerkan ke publik, mereka selalu merasa nggak percaya diri. Makanya lebih baik jika mereka bisa latihan di tempat ini dan bisa memamerkan karya-karya mereka,” ujarnya.

Untuk itu, Juli menegaskan kantor Manik Bumi kini dapat dibuka untuk publik ketika ada acara-acara tertentu seperti pameran, ruang diskusi, pemutaran film dan sebagainya. Namun sehari-harinya adalah sebagai kantor.

Editor : Whraspati Radha