Mangku Pastika Sembahyang di Pura Luhur Pucak Padang Dawa Baturiti
Tabanan (Metrobali.com)-
Setelah melakukan kampanye damai Selasa (30/4) di Lapangan Monumen Perjuangan Bajra Sandhi, Denpasar pada hari kedua Calon Gubernur Made Mangku Pastika melakukan persembahyangan di pura Luhur Pucak Padang Dawa, Baturiti Tabanan. Gubernur bersama rombongan tiba Rabu (1/5) pukul 08.00 di pura setempat.
Selain Mangku Pastika bersama pendukungnya yang warga setempat di Pura Luhur Pucak Padang Dawa, juga melakukan persembahyangan di Pura Delem setempat. Pada kesempatan tersebut Mangku memberikan wejangan kepada pendukung untuk tetap setia melestarikan seni dan budaya Bali yang adli luhung ini.
”Seni dan budaya Bali itu harus tetap dijaga dan dilestarikan. Untuk menjaga kelestarian seni dan budaya Bali ini, Pemprov Bali telah membantu Rp 100 juta setiap Desa Pekraman. Jumlah ini akan terus di tingkatkan di masa masa yang akan datang,” katanya.
Menurut Juru Bicara Made Mangku Pastika, Ketut Ngastawa, S.H persembahyangan ini untuk mendoakan agar pelaksanaan Pilgub Bali 15 Mei 2013 mendatang berjalan, damai dan lancar. ‘’Masyarakat Bali diminta untuk tetap menjaga kedamaian ini, sampai pada hari pencoblosan,’’ kata Ngastawa.
Calon Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta kepada seluruh pendukungnya dan masyarakat Bali terus menerus menggemakan kenyamanan dan ke damaian di tengah masyarakat. ‘’Jangan masyarakat dintervensi dan berikan mereka ketenangan lahir dan bathin menjelang Pilgub Bali ini,’’ katanya.
‘’Kita semua ini adalah nyame (saudara). Jangan kita saling menjelekkan satu dengan yang lainnya. Di dalam proses pemilihan gubernur ini tidak ada kalah dan menang. Yang ada adalah calon yang dapat suara lebih banyak dan calon yang dapat suara lebih sedikit. Kita ini bersaudara. Karena itu, sikap saling hormat menghormati sangatlah penting,’’ kata Mangku Pastika. SUT-MB
5 Komentar
Tyang Setuju Pak, bahwa adalah kita semua menyame jadi jangan menjelek-jelekkan peturu nyame.
Inilah jiwa besar seorang pemimpin sejati.
Tyang bangga sebagai orang Bali punya gubernur seperti beliau.
Setiap kampanye selalu menekankan penyame braya peturu nyame Bali.
Apalagi pak MP selaku gubernur sudah menjalankan program Bali Mandara yang telah dinikmati masyrakat Bali.
Kita telah diajarkan beliau bahwa jadi pemimpin itu harus cerdas, punya pandangan maju kedepan, santun dan bekerja keras.
Tyang dan masyarakat akan memilih pak MP sebagai Gubernur.
suksma
TYANG TUSING BARENG KAMPANYE PAS.
NU NGANGONANG SAMPI DITEGAL, NYANAN YEN TUSING KETO DADONG TYANGE GALAK BUIN.
ANE BAKAT UBUIN SAMPI OLOG-OLOGAN, DEMEN NGAMAH DOGEN TEKEN KIUL GATI AJAK MEGAE KE UME.
TYANG MERASE RUGI NGUBUIN SAMPI CARE KENE.
AMEN SING MISI KENEHNE NAK NYENGOT KEMU MAI, MEKEJANG UUGANGE KAYANG KANDANG PEDIDI.
TYANG NGELAH BANJARAN DADI PE”MANGKU” DIDESA.
MEKEJANG WARGANE DEMEN JAK MANGKU DESANE.
NYALANANG SWA DHARMA DENGAN LASCARYA.
YIING GATI LIMANE DEMEN NULUNGIN ANAK KEWEH.
MANGKU DESAN TYANG NTO PENSIUNAN POLISI KONE JENDRAL, NANGING SEDERHANA, MACUL, DUEG.
JANI LAKAR ADE PEMILIHAN KEPALA DESA ,TYANG KAR MILIH MANGKU TYANGE NTO APANG WARGANE ANE KEWEH TULUNGINE.
Di Selemadeg Barat kapan Pak Mangku ? sekali sekali tengok juga walaupun daerah kami kandang banteng…kalau bisa sekalian tempatkan satu SSK seperti jaman Orde Baru sehingga masyarakat berani bebas memilih tanpa rasa takut,
Tiyang ucapkan terima kasih kepada balipost dan balitv yang dikomandoi oleh yang terhormat bapak Satria Narada, yang selalu memojokan prmprov. bali terutama pribadi Mangku Pastika. Tak lupa saya ucapkan terima kasih banyak juga kepada seluruh warga Tabanan yang telah memiliki seorang SN di kab. tabanan yang selalu menebar fitnah keseluruh warga tabanan khususnya dan warga bali pada umumnya. Katanya Pengemban dan Pengamal Pancasila, mungkin sila ke 6 : fitnah dan kampanye hitam. Semoga sukses. Suksma
Bagus Wasudewa Kutubakam kita semua adalah bersaudara maka tak ada gunanya kita menjelek-jelekan orang y belum tentu jelek, mari kita duduk sama rendah berdiri sama tinggi, mari kita jangan memperebutkan kulit sudah tidak zamanya, dengan demikian selogan perdamaian pastika terapai.