Mangku Pastika Bapa Tua IKB Flobamora Bali yang Tak Lelah Berjuang untuk NTT, Bisiki Presiden Prabowo Affirmative Action untuk Hilangkan Kemiskinan di NTT
Foto: Mantan Gubernur Bali dua periode, Komjen Pol. (Purn) Dr. Made Mangku Pastika, didapuk sebagai Bapa Tua Ikatan Keluarga Besar Flobamora Bali.
Denpasar (Metrobali.com)-
Jumat, 15 November 2024, di Rumah Sinergi Denpasar, suasana penuh haru menyelimuti pelantikan Pengurus Pusat Rumah Besar Flobamora Indonesia (PP-RBFI) periode 2024-2029. Yusdi Diaz dilantik sebagai Ketua Umum, dengan Clinton Talo sebagai Bendahara Umum dan Yakobus Beribe sebagai Sekretaris Jenderal. Namun, momen yang paling mencuri perhatian adalah saat mantan Gubernur Bali dua periode, Komjen Pol. (Purn) Dr. Made Mangku Pastika, didapuk sebagai Bapa Tua Ikatan Keluarga Besar Flobamora Bali.
Dalam sambutannya, Mangku Pastika berbagi kisah perjalanan hidupnya yang penuh makna dengan Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia mengenang awal mula jejaknya di tanah Timor pada Desember 1975. Saat itu, sebagai anggota Brimob, ia melintasi Sungai Maliwen menuju wilayah Timor Portugis. “Di sana, saya mengenal jiwa-jiwa pejuang yang luar biasa, solidaritas mereka sangat menginspirasi,” kenangnya dengan nada haru.
Selama puluhan tahun, hubungan Mangku Pastika dengan NTT kian erat. Sebagai Kapolda NTT, ia menghadapi tantangan besar. Markas Polda bahkan sempat ia pindahkan ke Atambua, pusat gravitasi konflik saat itu. Dalam tugasnya, ia menyaksikan langsung penderitaan warga NTT akibat konflik dan keterbatasan alam.
“NTT itu daerah yang keras, tanahnya lebih banyak batu daripada tanah. Tapi warganya cerdas, penuh pendapat, meski sayangnya kurang pendapatan,” ujarnya, diselingi senyum getir.
Mangku Pastika menyuarakan kebutuhan mendesak akan affirmative action, kebijakan keberpihakan negara untuk mengangkat NTT dari kemiskinan. Ia bahkan pernah membisikkan hal ini kepada Presiden Prabowo Subianto.
“Tanpa keberpihakan, sulit bagi mereka untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Pendidikan mereka terbatas, akses mereka minim. Kita tidak bisa meminta mereka bersaing di lapangan yang tidak setara,” tegasnya.
Sebagai Kapolda, ia mengambil langkah konkret. Ia merekrut putra-putri NTT, termasuk staf rumah tangganya sendiri, untuk menjadi polisi. Dengan kebijakan khusus, dari 600 peserta tes Sekolah Polisi Negara (SPN), ia memastikan 500 di antaranya adalah anak daerah. “Kalau tidak begitu, bagaimana mereka bisa lulus? Di sana, guru SMA kadang hanya satu orang. Muridnya disuruh main bola karena tak ada yang mengajar,” paparnya.
Mangku Pastika berharap, Flobamora dan generasi muda NTT terus berjuang. “Bali dan NTT punya ikatan batin yang kuat. Jadikan kerukunan ini sebagai teladan. Jangan pernah menyerah,” pesannya.
Sebagai Bapa Tua Flobamora, Mangku Pastika tak sekadar menjadi sosok pemimpin, tapi juga ayah yang memeluk erat harapan dan perjuangan warga NTT.
Dalam acara pelantikan PP-RBFI, Yusdi Diaz dipercaya sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Rumah Besar Flobamora Indonesia atau PP-RBFI dan Clinton Talo sebagai Bendahara Umum serta Yakobus Beribe selaku Sekretaris Jenderal.
Turut hadir, PJ.Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya yang diwakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kaban Kesbangpol) Provinsi Bali I Gusti Ngurah Wiryanata dan Kepala Bidang Ideologi, Wawasan Kebangsaan dan Karakter Bangsa atau Kabid Iwakterbang Badan Kesbangpol Bali I Komang Kusumaedi (IKK).
Selain itu, juga hadir para Tokoh Agama, Ketua Paguyuban Etnis Nusantara, para Ketua dan Pimpinan Etnik Nusantara di Bali, Warga Bali Keturunan Batak, Warga Bali Keturunan Tionghoa, Minang dan juga Warga Bali Keturunan NTT. (dan)