Mahendra Siregar

Jakarta (Metrobali.com)-

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Mahendra Siregar mengatakan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla diharapkan bisa mendorong kepercayaan investor untuk menanamkan modal di Indonesia.

“Faktor pemerintah baru diharapkan bisa dorong lebih kuat tingkat kepercayaan dengan menjaga momentum fundamental yang terjaga untuk jangka menengah dan panjang yang berkelanjutan,” kata Mahendra dalam paparan realisasi investasi di Jakarta, Jumat (17/10).

Menurut dia, pencapaian cemerlang dari realisasi investasi triwulan III 2014 yang tumbuh 16,8 persen menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan investor terhadap kondisi dasar fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat.

Demikian pula ekspektasi dan kepercayaan yang kuat terhadap dasar dan motor pertumbuhan utama Indonesia tetap berlanjut karena didorong oleh kelas menengah.

“Satu dua kali kami bertemu dengan para investor. Intinya, mereka pastilah akan menambah investasi jika dilihat dari perkembangan yang ada, tapi yang mereka mau lihat apakah mereka mau ‘top-up’ investasi. Itulah yang mau mereka konfirmasi dari pemerintah yang baru,” ujarnya.

Mahendra berharap keberadaan pemerintah baru diharapkan bisa memberikan iklim positif bagi investasi guna menumbuhkan ekspektasi investor dan meningkatkan realisasi.

BKPM mencatat realisasi investasi pada triwulan III 2014 mencapai Rp119,9 triliun, tumbuh 19,3 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp100,5 triliun. Angka tersebut memecahkan rekor pencapaian tertinggi sejak 2010.

Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp41,6 triliun, naik 24,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara Penanaman Modal Asing (PMA) tumbuh 16,9 persen dengan sebesar Rp78,3 triliun.

Ada pun secara kumulatif realisasi investasi pada Januari-September 2014 mencapai Rp342,7 triliun, tumbuh 16,8 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp228,3 triliun dengan pertumbuhan 14,6 persen.

Pertumbuhan itu ditopang oleh realisasi investasi PMDN di sektor listrik, gas dan air; industri makanan; transportasi, gudang dan telekomunikasi; perumahan, kawasan industri dan perkantoran serta industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi.

Realisasi PMDN mayoritas disumbang oleh Jawa Timur, Jawa Barat, Kalimantan Timur, DKI Jakarta dan Jawa Tengah.

Sementara realisasi investasi PMA ditopang oleh sektor pertambangan; transportasi, gudang dan telekomunikasi; industri makanan; industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi serta tanaman pangan dan perkebunan.

Realisasi PMA datang dari Singapura, Jepang, Belanda, Inggris dan Malaysia. Sedangnya di dalam negeri, realisasi PMA dilakukan di Jawa Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Banten dan Jawa Timur. AN-MB