Jembarana (Metrobali.com)-

Untuk dapat menunjang pengolahan batok kelapa, unit KKN BL-05 memberikan mesin inovasi untuk membuat bijih batok kelapa yang ditempatkan di Panti Asuhan Jimbar Kasih. Penyerahan alat tersebut dilaksanakan Kamis (22/8) yang dihadiri oleh Kepala Desa dan jajarannya, diberikan langsung ke kepala Panti Asuhan Jimbarkasih, yaitu Pdt. Anselmus Sabini. Hal ini dimaksudkan agar kedepannya, Desa Baluk dapat mandiri untuk mengolah limbah batok kelapa yang menumpuk tiap harinya di pekarangan warga.

“Harapan saya, warga yang dilatih dapat memiliki skill dan keterampilan untuk membuat kerajinan batok kelapa yang belum ada di Desa Baluk. Selain itu dengan bantuan alat ini, harapan saya hasil produknya dapat dipasarkan bahkan sampai ke Jogja. Sehingga ada sense of achievement bagi adik-adik bahwa ini adalah hasil binaan kita. Bukan mimpi, tapi kenyataan suatu saat, Insyaaalah. Kepada bapak pimpinan panti asuhan Pdt. Anselmus Sabini, setelah diberikan alat ini semoga alat ini dapat diigunakan sebaik-baiknya. Jika dalam mencari bahan baku produksi bisa dikomunikasiin ke desa karena di desa kita ada pengusaha koprah yang sabut kelapa dan batok kelapanya dijual untuk membakar batu. Nanti kalo bisa, batoknya disini, sabutnya baru dibakar”, ucap Kepala Desa Baluk, I Ketut Swasana, saat penyerahan mesin ke Desa Baluk, Kamis (22/8).

Selain program utama unit tentang pengolahan batok kelapa, banyak juga beberapa program non tema utama yang dilakukan di berbagai bidang. Dalam bidang lingkungan, dijalankan program pembuatan kompos dari limbah feses peternakan sapi yang juga banyak di Desa Baluk. Selain feses juga digunakan beberapa limbah lainnya seperti limbah serbuk kayu dari pengolahan kayu hutan dan juga limbah sayur di pasar tradisional serta limbah abu dari pabrik pembuatan arang.Hasil pupuk kompos juga dibagikan kepada warga yang diberikan bersama bibit buah untuk menambah produktifitas lahan rumah warga.

Di bidang pendidikan, beberapa program juga dijalankan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dimulai dari generasi muda yang berada di bangku sekolah. Program tersebut adalah: sosialisasi protein hewani sehat, sosialisasi safety riding, gerakan cinta menabung, dan juga sosialisasi anti korupsi.

Di bidang kesehatan, beberapa program juga menjadi perhatian utama untuk meningkatkan angka kesehatan warga. Seperti sosialisasi bahaya narkoba, bahaya HIV/AIDS, serta penyuluhan kesehatan bayi dan balita di posyandu.

Di bidang infrastruktur, beberapa fasilitas umum juga menjadi fokus program untuk dapat diberikan ke desa. Seperti: pemasangan rambu jalan sepanjang jalan utama desa, pemugaran gapura desa dan gapura batas banjar-banjar di desa baluk, perbaikan sanitasi rumah warga, perbaikan saluran air, pembersihan situs makam, serta gorong-gorong selokan dan saluran drainase desa.

Selain program tema, beberapa program tambahan juga dilaksanakan sebagai salah satu bentuk sosialisasi dengan warga sekitar. Membantu acara adat Odalan, upacara potong gigi, upacara ngaben, buka puasa bersama, kerja bakti bulanan desa, pembantuan nelayan melaut di pantai serta konsolidasi program dengan Unit KKN Universitas Udayana yang juga berada di desa Baluk.

 “Besar harapan agar kehadiran kami dapat memberikan sesuatu yang dapat berguna bagi masyarakat desa baluk pada khususnya. Karena telah banyak juga yang kami dapat dari Desa Baluk. Tidak hanya tentang budaya dan adat setempat. Tapi juga berbagai nilai hidup yang akan kami bawa bahkan sampai setelah kami kembali ke Jogja. Semoga apa yang telah dilaksanakan dapat terus berjalan sehingga mampu menambah kesejahteraan desa baluk sendiri.”, ujar Rizki Dwi Kusumo, Koordinator Mahasiswa Unit KKN UGM BL-05.

 Menurut  Rizki Dwi Kusumo, Mahasiswa KKN UGM unit BL-05 melaksanakan program utama pengembangan potensi batok kelapamenjadi produk derivatif yang bernilai ekonomisdi Desa Baluk, Jembrana, Bali. Sebuah mesin inovasi pengolahan batok kelapa menjadi bijih batok pun turut disumbangkan dalam program KKN unit tersebut.

 Sebanyak 28 mahasiswa Universitas Gadjah Mada yang tergabung dalam unit BL-05 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat (KKN PPM) di Desa Baluk, Jembrana, Bali. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Baluk untuk kedua kalinya, setelah setahun sebelumnya juga menjadi tujuan destinasi KKN tahun 2012 dengan tema utama pengolahan sampah organik dan non organik. Pada tahun ini, fokus utama program berupa pengolahan batok kelapa menjadi produk derivatif yang bernilai ekonomis yang selama ini menjadi limbah karena tidak dimanfaatkan warga.

 Kegiatan KKN PPM secara resmi ada dalam kurikulum Universitas Gadjah Mada dengan bobot 3 SKS merupakan salah satu bentuk nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yang meliputi pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Sejak awal perintisan program KKN sekitar tahun 1971-1973, UGM ditunjuk sebagai Universitas pembina KKN di perguruan tinggi seluruh Indonesia. Setiap mahasiswa yang telah memenuhi syarat, wajib untuk mengikuti KKN sebelum dinyatakan lulus dari Universitas Gadjah Mada.

 Kegiatan KKN yang berfokus dalam pengolahan batok kelapa dilaksanakan dalam berbagai program pendukung, baik berupa sosialisasi, pelatihan, hingga pengarahanan  dan pendampingan. Kegiatan KKN secara keseluruhan dilakukan dalam kurun waktu 2 bulan. Terhitung dari awal Agustus hingga akhir September. Sedang dari segi cakupan, unit BL-05 dibagi menjadi empat sub unit yang tersebar di tiga Banjar, yaitu Banjar Baluk I, Banjar Baluk II, dan Banjar Anyar. Dimana keempat subunit tersebut tetap dalam satu koordinasi kegiatan besar unit.

 Kegiatan utama yang dimulai dari kegiatan sosialisasi terhadap warga yang memliki pohon kelapa di sekitar pekarangan rumahnya agar mampu memanfaatkan batok kelapa menjadi produk yang bernilai ekonomis dan menjadi pemasukan tambahan untuk masyarakat. Desa Baluk memang terkenal sebagai desa penghasil kelapa dengan produksi hingga mencapai angka beberapa ton perhari. Kelapa produksi Desa Baluk didistribusikan tidak hanya untuk daerah Bali, tapi juga hingga ke pulau jawa dengan tujuan utama pabrik pengolahan air kelapa dalam kemasan di daerah Jawa Timur.

 Program pelatihan pengolahan batok kelapa dilakukan secara berkala dengan pendampingan langsung dari tenaga ahli Ibu Hariyanti, pengusaha pengolahan batok dari daerah Bantul, Yogyakarta. Pelatihan dilaksanakan selama empat sesi. Dimulai dari pelatihan pengolahan batok menjadi bijih batok, hingga pengolahan bijih batok kelapa menjadi barang bernilai ekonomis tinggi seperti tas, dompet, tempat pensil, alas meja, hingga tirai. MT-MB