Oleh : I Gede Sutarya

Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) akan menggelar Mahasabha XII pada 28-30 Oktober 2021 di Jakarta. Mahasabha ini menjadi begitu penting, sebab umat Hindu sedang menghadapi berbagai persoalan yang berdemensi global, seperti pandemic, ekonomi, dan sebagainya. Di tengah kondisi tersebut, parisada perlu menyiapkan strategi untuk membangun umat Hindu dalam menghadapi tantangan-tantangan yang berdemensi global. Bagaimanakah seharusnya Mahasabha menghadapi perkembangan ini?

Pada perhelatan global ini, umat Hindu menghadapi masalah keterbelakangan pendidikan dan ekonomi. Umat Hindu sebagian besar berada di desa-desa yang jauh dari jangkauan fasilitas pendidikan dan pusat-pusat ekonomi. Karena itu, parisada perlu menyiapkan umat Hindu akses-akses pendidikan dan ekonomi sehingga umat Hindu tidak mengalami ketertinggalan.
Umat di luar Hindu, setiap tahun menyiapkan sekolah-sekolah tinggi bermutu yang menghubungkan agama dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Karena mereka ingin menyiapkan generasi yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga mampu menerapkan nilai-nilai dan filsafat agama dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Parisada juga harus meniru langkah-langkah ini, dengan menyiapkan sekolah-sekolah dan perguruan tinggi yang mampu menghubungkan agama dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan langkah ini, umat Hindu diharapkan mampu memerankan Hindu dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Terlebih lagi, Hindu memiliki dasar-dasar keilmuan seperti astronomi, kedokteran (Ayurveda) dan yang lainnya yang bisa diperankan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Umat di luar Hindu, juga mulai membangun jaringan-jaringan ekonomi untuk membangun umatnya yang terkebelakang. Umat Hindu juga seharusnya mampu menyiapkan langkah untuk mengembangkan sumber-sumber ekonominya ke ranah yang lebih luas. Dalam konteks Bali, Lembaga Perkreditan Desa (LPD) banyak yang sukses, tetapi mengkolaborasikan lembaga ini agar bisa berkiprah nasional dan global, belum pernah dirintis seperti pada kasus pembangunan bank-bank desa menjadi bank-bank internasional. Hal ini menjadi tugas parisada untuk mendorong perkembangannya untuk membantu umat Hindu yang tertinggal secara ekonomi.
Pembangunan pendidikan dan ekonomi ini memerlukan jaringan dunia, karena itu parisada harus mampu menggerakkan seluruh jaringan Hindu di dunia untuk membangun umat Hindu di Indonesia. Kolaborasi universitas Hindu di dunia perlu dibangun untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi Hindu di Indonesia. Kolaborasi pengusaha Hindu di dunia, politisi Hindu dunia, ekonom Hindu dunia dan sebagainya harus dibangun untuk meningkatkan kualitas ekonomi umat Hindu di tanah air.
Untuk melakukan agenda besar ini, pengurus parisada hendaknya bukan terdiri dari orang-orang yang jago kandang, tetapi memiliki reputasi dunia yang mampu mengkolaborasikan kepentingan umat Hindu di tanah air dengan jaringan Hindu global. Dalam pembangunan jaringan global ini, wawasan parisada dan umat Hindu harus ditingkatkan, dengan pemahaman tentang keanekaan umat Hindu di dunia.

Pembangunan Jaringan
Jaringan-jaringan Hindu dunia di tanah air, seperti perguruan-perguruan yoga dan sampradaya harus dirangkul untuk mendukung kemajuan umat Hindu di tanah air. Masalah-masalah intern antara umat Hindu lokal dengan kelompok-kelompok ini harus diselesaikan secara parsial-parsial di masing-masing daerah bermasalah, bukan digeneralisasi secara nasional. Karena umat Hindu pada setiap daerah memiliki masalah yang berbeda-beda.
Umat Hindu justru sebaliknya harus menggunakan jaringan global mereka untuk membangun jaringan umat Hindu dunia, sehingga setiap umat Hindu dunia memiliki kepedulian yang sama terhadap masalah-masalah umat Hindu di berbagai negara. Jaringan Hindu dunia yang telah digagas mendiang Ida Pedanda Sebali Tianyar Arimbawa yang pernah menjadi Ketua Sabha Pandita PHDI Pusat, harus didukung penuh untuk bisa mengkolaborasikan umat Hindu di Indonesia dengan dunia.
Setiap orang di negara ini, sudah tentu mendengar tentang prestasi-prestasi umat Hindu di dunia yang diraih secara personal. Prestasi-prestasi tersebut akan lebih membanggakan lagi, apabila bisa dikontribusikan bagi pembangunan umat Hindu di Indonesia khususnya. Seluruh lembaga keumatan di tanah air ini memiliki jaringan dunia yang mapan, tetapi lembaga umat Hindu sangat tertinggal dalam hal ini. Karena itu, melalui Mahasabha XII ini, ketertinggalan tersebut harus mampu terkejar sehingga umat Hindu bisa memimpin perubahan bangsa dan dunia.

(Dr. I Gede Sutarya, SST.Par.,M.Ag adalah dosen Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa)