Foto: Prudential Indonesia dan Plan Indonesia meluncurkan program Provinsi Model Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Provinsi Bali. Program ini membawa misi untuk mengedukasi 100 sekolah jenjang SMA/SMK/SLB dan 10.000 pelajar terkait mitigasi bencana, khususnya yang disebabkan oleh ancaman alam dan perubahan iklim, non-alam, sosial maupun kekerasan. Tampak pada gambar: Dewi Mayasari, Head of Corporate Communications Prudential Indonesia, Nuranisa Putri Matahari, Head of Community Investment, Dini Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, Dewi Satriani, Chief Human Resources & Community Investment Officer, dan Luh Hety Vironika, SE.,MM, Kepala Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali.

Denpasar (Metrobali.com)-

Dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan dan perlindungan pendidikan, tenaga kependidikan, dan peserta didik terhadap ancaman bencana, PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) bersama Prudence Foundation berkolaborasi dengan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) meluncurkan program Provinsi Model Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) atau Comprehensive School Safety (CSS) di Provinsi Bali yang diselenggarakan pada tanggal 29 Agustus 2024.

Program ini telah berlangsung sejak April 2024 hingga Agustus 2025 di Bali, dengan misi mengedukasi 100 sekolah jenjang SMA/SMK/SLB dan 10.000 pelajar terkait mitigasi bencana, khususnya yang disebabkan oleh ancaman alam dan perubahan iklim, non-alam, sosial maupun kekerasan.

Dalam implementasinya, program ini akan berfokus pada beberapa bidang, seperti penguatan kapasitas Sekretariat Bersama (SEKBER) SPAB Bali untuk mendorong peran multipihak dalam pengurangan risiko bencana, pengembangan indikator provinsi model SPAB untuk direplikasi oleh provinsi lain, serta penguatan keterlibatan kaum muda yang bermakna dalam implementasi dan monitoring SPAB.

Selain itu, program ini turut meluncurkan Modul SPAB Komprehensif yang bertujuan untuk mendorong peningkatan kapasitas sekolah di Indonesia menjadi Sekolah Tangguh, sekaligus mempersiapkan satuan pendidikan termasuk pelajar dan guru dalam menghadapi berbagai risiko bencana, baik karena ancaman alam termasuk iklim, non-alam, sosial maupun kekerasan.

Dewi Satriani, Human Resource & Community Investment Officer, Prudential Indonesia, mengatakan, “Sekolah adalah tempat yang sangat vital untuk mempersiapkan generasi yang siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan.

Prudential Indonesia senantiasa mendukung upaya pemerintah untuk melatih para tenaga pendidik serta para pelajar dalam menghadapi risiko bencana, baik yang disebabkan oleh alam maupun non-alam.

Kolaborasi ini adalah bentuk dari komitmen kami untuk menjadi mitra dan pelindung terpercaya bagi generasi saat ini dan generasi mendatang, dengan menyediakan solusi perlindungan keuangan dan kesehatan yang mudah diakses, termasuk menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dalam mendukung keselamatan dan keamanan di lingkungan pendidikan agar masyarakat sejahtera dan maju.

Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), hingga September 2023, sebanyak 62.000 sekolah dan lebih dari 12 juta murid telah terdampak oleh bencana yang terjadi di Indonesia.

Meskipun sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman, pada kenyataannya sekolah justru menjadi lingkungan yang rentan dan beresiko bagi keselamatan dan keamanan peserta didik.

Selain itu, pada 2019, Kemendikbudristek juga mencatat bahwa sebanyak 52.902 sekolah berada di wilayah rawan gempa, 54.080 di wilayah rawan banjir, dan 15.597 berada di wilayah rawan longsor di Indonesia.[1]

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra yang diwakilkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali, I Made Rentin dalam acara peluncuran program Provinsi Model SPAB hari ini menjelaskan, provinsi Bali merupakan salah satu daerah rawan bencana di Indonesia, dan hampir seluruh sekolah di provinsi Bali berada di area rawan bencana.

Sekitar 1.200 kejadian bencana yang disebabkan karena ancaman alam terjadi sepanjang 2023. Angka ini naik 1,79% dibandingkan tahun sebelumnya.

“Implementasi SPAB akan sangat membantu dalam mendukung keselamatan para pelajar dan guru, serta mengurangi risiko terjadinya kerugian akibat bencana. Kami mengapresiasi langkah dari Prudential Indonesia dan Plan Indonesia, serta turut mendukung implementasi SPAB, sehingga sekolah dapat mempersiapkan diri melalui peningkatan kesadaran dan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana serta menyusun rencana tanggap darurat yang efektif untuk mengatasi situasi darurat dengan cepat dan tepat,” ungkap Rentin.

Jamjam Muzaki, Tenaga Ahli Sekretariat Nasional SPAB Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menuturkan bahwa satuan pendidikan khususnya di daerah rawan bencana yang mengimplementasikan SPAB masih sangat sedikit. Indeks Risiko Bencana mengidentifikasi setidaknya 70% dari satuan pendidikan di Indonesia berada di daerah rawan bencana. Namun, hingga akhir tahun 2020, hanya 5% dari satuan pendidikan yang mengimplementasikan SPAB.

“Upaya meningkatkan kesadaran, alokasi sumber daya yang memadai, serta kolaborasi yang kuat antara semua pihak terkait menjadi kunci dalam mengatasi tantangan ini dan menjadikan implementasi SPAB efektif dalam melindungi peserta didik dan komunitas pendidikan dari ancaman bencana di Indonesia.

Kami berharap penguatan Sekber SPAB Bali nantinya dapat menjadi wadah untuk pemetaan satuan pendidikan yang ada di Provinsi Bali dan melakukan pemantauan serta evaluasi terhadap penyelenggaraan SPAB”, ucap Jamjam.

Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, “Sebagai organisasi yang berfokus pada anak dan kaum muda, kami percaya bahwa kolaborasi dengan anak dan kaum muda menjadi salah satu kunci dalam implementasi SPAB.

Dari merekalah nantinya akan lahir berbagai inovasi dalam upaya kesiapsiagaan bencana yang bisa direplikasi ke sekolah lain di Indonesia. Bahkan mungkin tidak hanya di Indonesia, tapi ke mancanegara mengingat Bali adalah pintu gerbang promosi pariwisata Indonesia ke dunia internasional,” tuturnya.

Nicole Ngeow, Direktur Prudence Foundation menyambut baik kolaborasi antara Prudential Indonesia dan Plan Indonesia yang mengajak masyarakat lainnya untuk berkontribusi dalam upaya peningkatan kesadaran terhadap mitigasi risiko bencana.

Ia mengatakan, partisipasi aktif dari berbagai pihak sangat diperlukan dalam meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap risiko bencana, serta langkah-langkah mitigasi yang tepat untuk melindungi sekolah, siswa, dan guru.

Melalui dukungan terhadap implementasi SPAB Komprehensif ini, Prudence Foundation berharap dapat membantu menciptakan perubahan yang berkelanjutan dalam mitigasi risiko bencana di sektor pendidikan, melalui kolaborasi dan aksi bersama.

Komitmen memperkuat mitigasi bencana ini juga sejalan dengan komitmen Prudence Foundation untuk melindungi anak-anak dan kaum muda dari bencana dengan membangun ketahanan masyarakat terhadap risiko bencana.

Program ini merupakan kerja sama lanjutan antara Prudential Indonesia dengan Plan Indonesia.

Sepanjang Oktober 2022 hingga Maret 2024, Prudential Indonesia bersama Prudence Foundation juga turut mendukung Plan Indonesia dalam peluncuran dan implementasi modul SPAB Komprehensif di Yogyakarta dengan melibatkan 133 sekolah dan 21.922 peserta yang terdiri dari murid serta tenaga pengajar.