Luhut+Panjaitan+1

Jakarta (Metrobali.com)-

Politisi senior Golkar Luhut Pandjaitan menilai Partai Golkar dibawah kepemimpinan Aburizal Bakrie (Ical), akan mengalami guncangan apabila Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2014.

Hal itu dilandasi dua hal yakni keterlibatan Golkar mendukung UU MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3) dan keterlibatan dalam koalisi permanen partai pendukung Prabowo-Hatta.

“Menurut hemat saya, bila pengumuman KPU tanggal 22 Juli sama dengan hasil ‘quick count’ dengan keunggulan 52 persen untuk Jokowi-JK, maka saya melihat di tubuh Golkar akan terjadi guncangan. Hal itu timbul karena dua hal yaitu UU MD3 dan keputusan Golkar bergabung dalam koalisi permanen, di mana Aburizal tidak punya mandat melakukan itu,” kata Jenderal TNI Purnawirawan Luhut melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (17/7).

Sebelumnya Golkar bersama sejumlah partai pendukung Prabowo-Hatta menyepakati revisi UU MD3 yang salah satu poinnya antara lain Ketua DPR tidak serta-merta dijabat partai pemenang Pemilu Legislatif. Golkar dibawah kepemimpinan Aburizal Bakrie lantas mendeklarasikan diri bergabung dalam koalisi permanen partai pendukung Prabowo-Hatta.

Menurut Luhut, hal tersebut bakal memicu perubahan di tubuh Golkar secara lebih cepat dari seharusnya, meskipun dirinya secara pribadi menginginkan perubahan itu terjadi sesuai aturan main.

Di sisi lain Luhut memperkirakan selain Golkar, dalam internal PPP juga akan terjadi perubahan, lantaran penetapan status Ketua Umum PPP, Suryadharma Ali sebagai tersangka oleh KPK.

Sehingga dengan demikian, kata dia, akan ada ketua baru atau pelaksana tugas baru di partai berlambang ka’bah.

“Kalau itu terjadi, maka Golkar dan PPP bisa keluar dari koalisi permanen. Ini akan menggoyang partai-partai lain yang tergabung di koalisi tersebut,” kata Luhut.

Lebih jauh dia mempertanyakan langkah pembentukan koalisi permanen di tengah kabinet presidensial, terlebih anggota DPR juga belum dilantik. Kedua hal itu menurut dia, mengesankan langkah yang terburu-buru hanya untuk pencapaian sesuatu.

“Ini pekerjaan yang tidak baik, sesuatu untuk kepentingan yang besar dibuat keputusan secara tergopoh-gopoh,” ujar Luhut. AN-MB