Denpasar (Metrobali.com)-

Kalapas Kelas IIA Kerobokan, Denpasar, Gusti Ngurah Wiratna menegaskan jika sangat tak mungkin nenek Loeana Kanginadhi (77) dibina di lapas yang dipimpinnya. Alasannya, selain adanya keluhan secara fisik, nenek Loeana juga tertekan secara psikologis. Dia tidak bisa diajak komunikasi. Tensinya naik menjadi 150 per 90.

“Tim dari Jaksa mengantarkan tahanan Loeana Kanginnadhi (77) ke LP Kerobokan.  Berdasarkan riwayat, pada Mei 2012, dia juga pernah dibawa ke lapas. Begit tiba di sini langsung pingsan. Kami langsng bawa ke RSUP Sanglah. Setelah diperiksa tim kesehatan lapas, kondisi yang bersangkutan amat tidak mungkin dibina di lapas,” kata Wiratna, kamis 26 Juli 2012.

jika dipaksakan,Wiratna khawatir dengan over kapasitas tahanan wanita. Saat ini, kata dia, kapasitas yang mestinya dihuni 54 orang, tetapi dihuni 93 orang. “Kami khawatir terjadi hal di luar dugaan. Kami memutuskan untuk mengembalikan yang bersangkutan kepada kejaksaan,” ucap Wiratna.

Dokter LP Kerobokan yang memeriksa kondisi nenek Loeana, dr Anak Agung Gede Hartawan mengatakan, dari sisi medis, berdasarkan hasil pemeriksaan IDI, kondisi nenek Loeana terbilang sehat. “Secara fisik dan mental saat diperiksa di rumah sakit bagus,” kata dia.

ia juga menyatakan jika tak ada kelainan dan penyakit di dalam tubuhnya. “Namun, saat kita periksa di LP, tensi yang awalnya normal jadi hipertensi 150/90.” Secara psikologis, Hartawan mengatakan nenek Loeana selalu berdiam diri. Ia juga terus memejamkan matanya. “Psikologisnya di dalam penjara beda lagi. Dia drop lagi,” terangnya.

jika dipaksakan, Hartawan khawatir pihak LP yang akan menerima imbasnya. “Kita nanti yang akan kesusahan. Kita harapkan dia sehat dulu, sehingga bisa kita terima di LP. Lebih baik dia menjadi tahanan rumah supaya kesehatannya lebih baik,” saran Hartawan. BOB-MB