Buleleng, (Metrobali.com)
Pembukaan Lovina Festival ke-9 tahun 2023 berhasil menarik ratusan wisatawan untuk datang dan menyaksikan parade budaya. Kegiatan tersebut resmi dibuka Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana di Pantai Binaria Lovina, Jumat (21/7) malam.
Pj Bupati Lihadnyana hadir didampingi Pj Ketua PKK Kabupaten Buleleng Ny. Paramita Lihadnyana, Sekda Buleleng Gede Suyasa, Ketua Dharma Wanita Persatuan Ny. Dewi Suyasa, serta Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna serta undangan lainnya. Ini semakin semarak karena wisatawan mancanegara diundang secara khusus untuk menyaksikan parade budaya dari beberapa desa adat di Buleleng. Wisatawan yang sedari sore hadir diarahkan langsung untuk mendapatkan tempat duduk yang nyaman untuk menonton. Hal ini karena Lovina Festival bertujuan untuk menarik wisatawan sebanyak-banyaknya untuk datang dan menginap di Buleleng.
Beragam kegiatan pun dirancang agar Lovina Festival ke-9 berbeda dari pelaksanaan sebelumnya. Pada  hari pertama ditampilkan parade budaya seperti pertunjukan baleganjur dari desa Kalibukbuk, Tari Sanghyang Penyalin dari Desa Pancasari, Megoak-goakan dari Desa Panji, Gebug Ende dari Desa Pemuteran, Wayang Wong dari Desa Tejakula, serta Parade Gebogan, Rias Pengantin, Pakaian Recycle, Barong Ngelawang Recycle, Band Lokal dan Dj Party.
Disela-sela meninjau UMKM, Pj Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengungkapkan pembukaan Lovina Festival 2023 cukup ramai dan bagus. Menurut informasi yang didapat dari PHRI, hunian hotel di Buleleng juga meningkat. Namun demikian, pihaknya terus akan mengevaluasi apakah tingkat hunian hotel dipengaruhi musim liburan (high season) atau Lovina Festival.
“Ya (lovina festival) cukup ramai dan bagus, yang perlu kita evaluasi apakah hunian hotel yang full booking karena high season atau Lovina Festival. Itu yang sedang kita evaluasi,”ungkapnya.
Pj Bupati Lihadnyana juga tidak mau pelaksanaan Lovina Festival berjalan begitu saja. Harus ada dampak yang jelas dari adanya festival tersebut. Oleh karena itu ia menugaskan Dinas Pariwisata sebagai penyelenggara untuk mendata perputaran ekonomi.
“Kami tugaskan Dinas Pariwisata untuk mendata berapa ekonomi berjalan. Berapa UMKM ini dapat berjualan. Ini penting sebagai bahan evaluasi kedepan dengan acara semacam ini bisa dirancang lebih bagus,”ucapnnya.
Pihaknya juga berharap agar acara serupa dapat melibatkan UMKM. Sehingga UMKM dapat begeliat perekonomian pun meningkat.
“Itu yang disebut kolaboratif pariwisata dan UMKM. Itu yang ada di ekonomi kerthi bali dan mudah-mudahan berdampak bagus bagi UMKM kita,”jelasnya.
Terakhir, Pj Bupati Lihadnyana memberikan tantangan kepada PHRI agar tetap bisa mendatangkan wisatawan meskipun saat musim liburan yang sepi pengunjung (low season).
“Kami juga ingin menyampaikan kepada PHRI pada low season apa bisa hunian hotel minimal 60 persen saja. Ada beberapa pihak swasta juga yang kita ajak berdiskusi untuk membuat acara saat low season. Saat ini kita belum bisa jelas melihat dampak, paling tidak UMKM sudah laris semua,”tutupnya. (ags)