lomba subak 2

Kadispenda dan Pesedahan Agung Badung I Wayan Adi Arnawa saat membuka lomba subak dan subak abian se-Badung tahun 2015 yang ditandai membunyikan kentongan di Balai Subak Tanah Yeng, Pesedahan Yeh Lauh, Desa Sedang, Kec. Abiansemal, Senin (2/11).

Mangupura (Metrobali.com)-

Budaya subak dengan sistem pengaturan irigasinya telah terkenal ke mancanegara dan menjadi salah satu pendukung pariwisata budaya di Bali. Terlebih di Kabupaten Badung yang sebagian besar PAD nya bersumber dari sektor pariwisata. Guna mempertahankan keberlangsungan pariwisata budaya khususnya di Badung, kelestarian dan kemandirian budaya subak patut dijaga dan dilestarikan. “Kami mengajak masyarakat dan para petani di badung untuk menjaga kelestarian subak dan subak abian sehingga tidak terjadi alih fungsi lahan,”.
Demikian ditekankan Penjabat Bupati Badung dalam sambutannya yang disampaikan Kadispenda dan Pesedahan Agung Badung I Wayan Adi Arnawa saat membuka lomba subak dan subak abian se-Badung tahun 2015 yang ditandai membunyikan kentongan di Balai Subak Tanah Yeng, Pesedahan Yeh Lauh, Desa Sedang, Kec. Abiansemal, Senin (2/11).
Disampaikan Adi Arnawa, bahwa upaya dan langkah kebijakan yang telah diambil untuk pelestarian subak melalui upaya sekala dan niskala. Seperti melaksanakan upacara nangluk merana, mapahayu jagat serta mreteka merana. Selain itu juga diberikan keringanan PBBP2 bagi lahan basah bahkan pembebasan pajak bagi lahan jalur hijau, serta secara rutin melakukan pembinaan dan lomba subak untuk memberdayakan dan mengembangkan subak dan subak abian di Badung. Pada kesempatan tersebut Adi Arnawa juga mengakui akibat kemarau berkepanjangan saat ini, para petani menghadapi permasalahan yakni kurangnya air.
Oleh karena itu diharapkan, krama subak agar dapat melaksanakan teknologi pertanian yang hemat air dengan pergiliran tanaman baik dengan sistem SRI maupun tanaman palawija. “Kami harapkan krama subak dapat mengikuti perkembangan teknologi pertanian, dengan mengembangkan usaha ekonomi produktif, mina padi serta integrasi pertanian dengan peternakan melalui sistem Simantri maupun Tanimas,” harapnya seraya meminta krama subak tetap mempertahankan swadarmaning dharma pemaculan yang didasari atas konsep Tri Hita Karana demi lestari, berdaya dan berkembangnya subak dikemudian hari.
Kabid Persubakan Nyoman Gede Mudita melaporkan, lomba subak dan subak abian se-Badung telah menjadi agenda rutin Pemkab Badung yang dilaksanakan setiap tahun. Lomba subak sebagai salah satu upaya melestarikan dan mengembangkan subak serta mengurangi alih fungsi lahan pertanian dan penegalan. Sebelum lomba, masing-masing subak peserta lomba telah diberi pembinaan baik mengenai bidang parhyangan, pawongan dan palemahan.
Dijelaskan, lomba subak/subak abian tahun 2015 diikuti 8 peserta terdiri dari 4 subak yeh dan 4 subak abian. Untuk subak yeh yang ikut lomba yakni; Subak Tanah Yeng, Pesedahan Yeh Lauh, Desa Sedang, Kec. Abiansemal yang dinilai (2/11), Subak Dawas, Pesedahan Yeh Bolo, Desa Tibubeneng, Kuta Utara dinilai (4/11), Subak Dukuh, Pesedahan Yeh Sungi, Desa Sembung, Mengwi dinilai (9/11) dan Subak Buangga, Pesedahan Yeh Kilap Petang, Desa Getasan, Petang dinilai (12/11). Sementara peserta subak abian diantaranya; Subak Abian Eka Satya Werdhi, Pesedahan D Kuta, Desa Ungasan, Kec. Kuta Selatan dinilai (3/11), Subak Abian Jaga Satru, Pesedahan D Mengwi, Desa Sembung dinilai (5/11), Subak Abian Tirta Taman Sari Tanah Ayu, Pesedahan D Abiansemal, Desa Sibanggede dinilai (10/11) dan Subak Abian Tandan Sari, Pesedahan D Petang, Desa Petang dinilai (17/11). Masing-masing juara akan mendapatkan piagam dan hadiah uang, juara I Rp. 45 juta, juara II Rp. 33 juta, juara III Rp. 26 juta dan juara IV Rp. 16,5 juta.
Pekaseh Subak Tanah Yeng, Pesedahan Yeh Lauh, Desa Sedang I Made Soner melaporkan, Subak Tanah Yeng memiliki luas 136,066 Ha dengan jumlah krama sebanyak 360 orang. Subak Tanah Yeng dibagi 5 munduk yaitu Munduk Tegeh, Dukuh, Krasan, Tebe dan Gebang. Ia mengakui di musim kemarau sekarang ini krama subak kekurangan air, untuk itu krama subak melakukan pola pergiliran tanam seperti tanaman palawija berupa jagung manis dan bunga (pacar dan gumitir). Untuk menekan alih fungsi lahan pertanian, krama subak tetap melaksanakan awig-awig subak dan perarem.
Pembukaan lomba subak di Subak Tanah Yeng berlangsung meriah yang diawali dengan pawai krama subak terkait pelaksanaan konsep tri hita karana di pesubakan yang berjudul “Niyasa Subak Tanah Yeng”. Selain itu juga dipamerkan hasil pertanian Subak Tanah Yeng. Pembukaan lomba subak dihadiri anggota DPRD Badung Oka Widyanta, Kadis Peternakan, Perikanan dan Kelautan Badung I Made Badra serta SKPD terkait dilingkungan Pemkab Badung. RED-MB