Foto: Kuliah Umum bertema “Mengelola Perguruan Tinggi Berbasis Good University Governance” dan sekaligus penandatanganan prasasti peresmian Kelas Perempuan oleh Kepala LLDikti Wilayah VIII Bali dan Nusa Tenggara Barat Dr. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, S.T., M.T., IPU., ASEAN.Eng., pada Senin 7 Oktober 2024 di STIE Satya Dharma Singaraja.

Singaraja (Metrobali.com)-

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Satya Dharma Singaraja terus menggaungkan keberadaan program Kelas Perempuan yang menjadi inisiatif bersama Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII Bali dan Nusa Tenggara Barat berkolaborasi dengan Yayasan Tarumanagara.

Kelas Perempuan ini sebelumnya telah diresmikan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia, Bintang Puspayoga pada Rabu 2 Oktober 2024 di kampus STIE Satya Dharma Singaraja sekaligus juga meresmikan Laboratorium Pemberdayaan Perempuan.

Serangkaian peresmian Kelas Perempuan ini, digelar Kuliah Umum bertema “Mengelola Perguruan Tinggi Berbasis Good University Governance” dan sekaligus penandatanganan prasasti peresmian Kelas Perempuan oleh Kepala LLDikti Wilayah VIII Bali dan Nusa Tenggara Barat Dr. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, S.T., M.T., IPU., ASEAN.Eng., pada Senin 7 Oktober 2024. Langkah ini menguatkan komitmen STIE Satya Dharma Singajara untuk mengelola kelas perempuan dengan prinsip-prinsip Good University Governance.

Sebelum kuliah umum Doktor Eratodi juga berkesempatan keliling kampus didampingi oleh inisiator konsep Program Kelas Perempuan STIE Satya Dharma Singaraja Dr. Gung Tini Gorda yang juga Bendahara Yayasan Ratyni Gorda, bersama Ketua STIE Satya Dharma Singaraja Dr. Ni Nyoman Juli Nuryani, S.E.,M.M., dan para dosen. Dilakukan juga aksi penanaman pohon bersama sebagai bentuk dukungan terhadap program Eco Campus di STIE Satya Dharma Singaraja. Turut hadir juga President Rotary Club of Bali Bersinar Tiwi Tjandra yang memberikan dukungan terhadap program Kelas Perempuan ini.

Program Kelas Perempuan ini dalam rangka mendukung kesetaraan gender dan memberikan akses pendidikan yang lebih luas kepada kaum perempuan serta menyiapkan para perempuan yang menjadi mahasiswa Kelas Perempuan STIE Satya Dharma Singaraja menjadi enterpreneur atau pengusaha tangguh ketika lulus nanti.

Kelas Perempuan untuk D3 Manajamen tahun ini secara khusus memberikan kesempatan kepada 11 orang perempuan warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIA Kerobokan, Badung untuk menempuh pendidikan D3 Akuntansi. Selama perkuliahan daring, mereka akan dibekali pelatihan berbagai bidang, termasuk kewirausahaan. Kelas perempuan juga diikuti 50 orang perempuan mahasiswi baru STIE Satya Dharma Singaraja yang mengambil program S1 Manajemen dan mengikuti perkuliahan secara reguler atau Kelas Perempuan Reguler di kampus.

Kelas Perempuan ini merupakan yang pertama diselenggarakan perguruan tinggi di Bali dan diharapkan menjadi pilot project atau percontohan bagi perguruan tinggi lainnya di Bali dan Indonesia umumnya. Kelas Perempuan ini sekaligus juga menjadi legacy atau warisan program yang menginspirasi di ujung masa jabatan dan pengabdian Menteri Bintang Puspayoga sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di kabinet pemerintahan Presiden Jokowi serta juga menjadi legacy program dari Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah VIII Bali dan Nusa Tenggara Barat di bawah kepemimpinan Dr. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, S.T., M.T., IPU., ASEAN.Eng., dan Yayasan Tarumanagara di saat kepemimpinan Prof. Dr. Ariawan Gunadi, S.H.,M.H.

Ketua STIE Satya Dharma Singaraja Dr. Ni Nyoman Juli Nuryani, S.E.,M.M.,mengungkapkan  Program Kelas Perempuan yang menjadi dedikasi tertinggi dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Satya Dharma untuk perempuan indonesia agar terdidik dan mandiri secara ekonomi melalui kuliah S1 Manajemen dan D3 Akuntasi dan siap sebagai laboratorium dalam pemberdayaan perempuan penyintas yang masih berusia produktif.

Dikatakan tujuan penyelenggaraan Kelas Perempuan di S1 Manajemen maupun D3 Akuntansi yaitu mencerdaskan perempuan dari sisi intelektual, dari sisi emosional, dari sisi sepiritual dan dari sisi sosial. Kedua meningkatkan partisipasi perempuan dalam berwirausaha. Kelas khusus perempuan dalam berwirausaha diadakan untuk mendorong lebih banyak perempuan terlibat dalam berbisnis. Ketiga, untuk pemberdayaan dan pengembangan diri perempuan.

“Kelas ini bisa dirancang untuk memberikan perempuan keterampilan yang diperlukan untuk berkembang secara profesional dan pribadi. Ini bisa mencakup pelatihan kepemimpinan, keterampilan komunikasi atau pengembangan karir dalam berbisnis. Melalui kelas Perempuan ini juga diharapkan kesetaraan perempuan dapat terukur,” terang Juli.

Profil Lulusan dari Kelas Perempuan ini yakni menghasilkan ahli sebagai Pebisnis, yang kompeten dibidang Akuntansi, dan manajemen dalam pengelolaan keuangan, didukung dengan kemampuan dibidang perpajakan, perbankan, teknologi informasi, manajemen, akuntansi, kewirausahaan berwawasan lingkungan dan negosiator.

Seorang pebisnis yang juga kompeten dalam bidang manajemen dan akuntansi akan sangat menguntungkan untuk memantau kesehatan keuangan bisnis secara lebih efektif, membuat keputusan yang lebih tepat dan menghindari masalah finansial yang tidak diinginkan di masa depan.

Dalam Kelas Perempuan ini para mahasiswa akan mendapat teori dan praktik langsung mulai dari, menyusun Business plan, menyusun budgeting, menghitung biaya produksi, mengelola keuangan, menyusun laporan keuangan, analisis laporan keuangan, kewajiban perpajakan, manajemen usaha dan goal pendaftaran ijin usaha dan siap menjadi pengusaha sukses.

“Kedepan diharapkan kelas perempuan ini tidak hanya untuk perempuan penyintas, tapi untuk perempuan difabel, perempuan pelaku UMKM dan perempuan produktif lainnya untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi,” pungkas Juli.

Kepala LLDikti Wilayah VIII Bali dan Nusa Tenggara Barat Dr. I Gusti Lanang Bagus Eratodi, S.T., M.T., IPU., ASEAN.Eng., mengaku bangga dan begitu antusias menyambut dibukanya kelas perempuan. Menurutnya, ini salah satu strategi dari STIE Satya Dharma Singaraja dalam rangka meningkatkan angka partisipasi Kasar. Terlebih lagi saat ini masyarakat belum sepenuhnya pada usia kreatif dan produktif bisa mengenyam pendidikan tinggi, terutama kaum perempuan.

“Sehingga dengan adanya kelas perempuan yang diinisiasi oleh STIE Satya Dharma Singaraja, permasalahan pertama yaitu Angka Partisipasi kasar atau APK yang saat ini masih kecil bisa segera teratasi,” ujarnya.

Oleh karena itu untuk mencapai Indonesia Emas di tahun 2045, paling tidak APKnya itu bisa mendekati angka 80 persen. Sedangkan saat ini Indonesia masih mencapai 39 persen masih jauh di bawah. Disamping itu juga, diharapkan Indonesia bisa memanfaatkan bonus demografi, yang tidak semua negara bisa mendapatkan keuntungan ini. Artinya ketika APK nya sudah tinggi, dan bonus demografi bisa dimanfaatkan sebaik mungkin maka bisa dipastikan di tahun 2045 Indonesia mencapai masa yang emas ini.

Eratodi kemudian menilai bahwa STIE Satya Dharma Singaraja telah melihat tantangan masa depan dengan membuka kelas perempuan. Ini sekaligus memberikan sumbangsih kepada masyarakat untuk mencapai usia emas. Selain meningkatkan Angka Partisipasi Kasar, perguruan tinggi diharapkan siap menghadapi tantangan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Jadi segala bentuk tantangan masyarakat, pihak kampus harus siap memfasilitasinya.

Eratodi juga menyebut bahwa STIE Satya Dharma Singaraja benar benar konsisten terhadap kebijakan pemerintah. Oleh karena itu STIE Satya Dharma Singaraja menjadi kampus yang meraih akreditasi baik sekali untuk wilayah Bali Utara. Saat ini tinggal bagaimana mendorong tata kelola good governance bisa dilaksanakan di STIE Satya Dharma Singaraja.

“Kata kuncinya adalah mewujudkan kurikulum yang dinamis yang relevan terhadap kebutuhan zaman, relevan terhadap era industri 4.0, relevan terhadap era society 5.0,” pungkasnya.

Rotary Club of Bali Bersinar juga memberikan support kepada Program Kelas Perempuan bagi warga binaan Lapas Perempuan Kerobokan, sebab program ini sejalan dengan area fokus dari Rotary khususnya terkait Growing Local Economy dan Women Empowerment and Child Protection.

President Rotary Club of Bali Bersinar Tiwi Tjandra mengatakan, mengingat Rotary Club of Bali Bersinar fokus kepada perempuan penyintas maka diharapkan kelas perempuan ini akan memberikan pendidikan yang nantinya berguna bagi masa depan para warga binaan, terutama setelah mereka keluar dari lapas, sehingga bisa mempunyai kehidupan yang lebih baik Lagi.

Dia juga mengapresiasi STIE Satya Dharma Singaraja karena telah mendukung fokus area rotary yaitu Growing Local Economy. Diharapkan warga binaan yang menempuh pendidikan di STIE Satya Dharma Singaraja nantinya ketika mereka lulus mereka akan benar benar menjadi entrepreneur yang tentunya akan bisa menjadikan mereka mempunyai kehidupan yang lebih baik lagi. Dukungan juga diperkuat dengan Rotary Distric 3420 memberikan beasiswa kepada 6 warga binaan yang ada di Lapas Perempuan Kerobokan.

Ketua STKIP Agama Hindu Singaraja Ni Nyoman Suastini sangat mengapresiasi program kelas perempuan yang diinisiasi oleh STIE Satya Dharma Singaraja. Menurutnya, saat ini perempuan memiliki banyak peran di lingkungan keluarga, baik sebagai seorang ibu, maupun bahkan sekaligus sebagai seorang ayah.

Jadi dengan adanya program kelas perempuan ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas kaum perempuan dan sekaligus meningkatkan kualitas keluarga, yang memang sangat dibutuhkan sekali saat ini. Dengan demikian, apa yang dicanangkan oleh pemerintah untuk mencapai Indonesia emas di 2045 bisa terwujud.

Apresiasi serupa juga disampaikan oleh Dosen Universitas Panji Sakti Singaraja, Luh Putu Ary Sri Tjahyanti. Dia mengatakan, kelas perempuan memberikan sebuah peluang besar bagi kaum perempuan. Terlebih lagi di zaman modern ini masih banyak perempuan yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke tingkat perguruan tinggi.

Sementara terkait dengan materi kuliah umum Mengelola Perguruan Tinggi berbasis Good University Governance, Sri Tjahyanti menilai bahwa materi tersebut bukanlah sesuatu yang baru. Artinya, komponen-komponen dari good governance itu memang harus dilaksanakan di tiap universitas. Apalagi Indonesia saat ini banyak mendapat keuntungan, seperti salah satunya terkait dengan demografi. Jadi ini sangat membuka peluang besar sekali bagi universitas untuk bisa mengajak semua kalangan, khususnya kaum perempuan terkait dengan pendidikan yang lebih tinggi lagi.

Sri Tjahyanti juga menilai, kelas perempuan di STIE Satya Dharma Singaraja menjadi semacam inspirasi atau role model bagi PTS PTN lainnya. Apalagi STIE Satya Dharma Singaraja juga memberikan kesempatan bagi warga binaan perempuan untuk mengenyam pendidikan. Dengan dibukanya kelas perempuan ini diharapkan menjadi sebuah peluang bagi kaum perempuan untuk bisa meningkatkan kompetensinya, tidak hanya sebagai ibu rumah tangga, tapi bisa meningkatkan lebih tinggi lagi tujuan hidupnya.

Ketua BEM STIE Satya Dharma Singaraja, Kadek Tirta Yasa, mengatakan, dalam implementasi tata kelola kampus good governance, BEM STIE Satya Dharma Singaraja, telah berkolaborasi dengan membentuk brand ambassador eco campus. Selaku Ketua BEM, Kadek Tirta Yasa berharap Eco Campus ini menjadi icon dari STIE Satya Dharma Singaraja. Selain itu, dengan adanya kelas perempuan ini bisa lebih meningkatkan eksistensi STIE Satya Dharma Singaraja, selain juga mengadakan event-event kolaborasi lainnya yang bisa memperkenalkan kampus lebih luas lagi.

Kuliah umum ini disambut antusias oleh para peserta. Pratiwi, mahasiswa STIE Satya Dharma Singaraja mengaku senang bisa mendapatkan insight-insight dari narasumber Kepala LL Dikti Wilayah VIII Bali NTB, Doktor I Gusti Lanang Bagus Eratodi. Dia berharap, melalui pembukaan kelas perempuan dan program eco campus, bisa semakin meningkatkan eksistensi STIE Satya Dharma Singaraja.

Tanggapan serupa juga disampaikan oleh mahasiswa lainnya, Kadek Danuarta. Dia berharap kedepan kampus STIE Satya Dharma Singaraja bisa lebih dikenal luas lagi oleh masyarakat.

Dengan insiatif visioner membuka Kelas Perempuan Prodi S1 Manajemen dan D3 Akuntasi ini, STIE Satya Dharma Singaraja tidak hanya mencetak generasi perempuan yang terdidik, tetapi juga menciptakan perubahan sosial yang mendalam. Harapannya, program ini akan terus tumbuh dan berkembang, menjadi oase bagi perempuan di seluruh Bali dan Indonesia, untuk mencapai mimpinya tanpa batas. (wid)