warga-berhamburan

Manado (Metrobali.com)-

Sekitar 95 persen listrik di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) padam akibat gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter yang mengguncang daerah tersebut pukul 10:31:40 Wita hari ini.

Humas PLN Suluttenggo Lefrand Maleke di Manado, Sabtu (15/11) mengatakan di Sulut ada 42 penyulang yang aktif, namun saat terjadi gempa terus mengalami gangguan hingga tinggal dua penyulang yang berjalan normal.

“Gempa bumi ini, membuat sebagian besar listrik padam, yakni 42 penyulang langsung padam,” jelasnya.

Ini merupakan fenomena alam, tetapi PLN mengupayakan dalam satu jam ke depan, listrik dapat normal kembali.

Dia mengatakan, saat ini PLN sementara berusaha melakukan perbaikan hingga satu per satu penyulang mulai aktif kembali.

Fentje, warga Tondano, Minahasa mengatakan setelah gempa listrik langsung padam.

Dia mengatakan pihaknya panik karena selesai gempa bersamaan dengan listrik yang padam.

Hal serupa juga dikatakan Lely warga Manado, bahwa listrik dirumahnya langsung padam saat gempa, sehingga membuat panik dan takut.

“Saya takut karena gempa ini begitu kuat, apalagi diikuti dengan pemadaman listrik,” “Gempa yang berpusat di Halmahera Maluku Utara tersebut, berpotensi tsunami hingga ke Sulut,” kata Asisten Seismology Stasiun Geofisika Winangun Manado, Isty.

Isty mengatakan gempa tersebut berada di kedalaman 10 kilometer, dan berpotensi menimbulkan tsunami baik di Bitung maupun Manado.

“Meskipun demikian, warga di Kota Manado dan sekitar pantai jangan panik, dan kami menghimbau agar warga menjauhi lokasi dekat pantai,” kata Isty.

Pusat gempa berada di Halmahera Maluku Utara 132 km Barat Laut Halmahera. 152 km Tenggara Sitaro Sulawesi Utara, 156 km Barat Laut Ternate Maluku Utara, 180 km Barat Laut Sofifi Maluku Utara dan 2364 km Timur Laut Jakarta-Indonesia. AN-MB