Nus Nuzulia Ishak

Jakarta (Metrobali.com)-

Kementerian Perdagangan akan menampilkan lima industri strategis Indonesia untuk dipamerkan dalam forum internasional Peringatan Ke-60 Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) dan World Economic Forum on East Asia (WEF-EA).

“Kami memamerkan ragam warisan budaya dan kebanggaan Indonesia,” kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Nus Nuzulia Ishak, dalam siaran pers yang diterima, Minggu (19/4).

Direktorat Jenderal PEN menggelar paviliun bertajuk “Indonesia Heritage Exhibition” di lahan seluas 200 meter persegi di Pre-function Lobby Hall A Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Paviliun ini menampilkan produk-produk berbasis warisan budaya Indonesia, seperti batik dan songket.

Selain itu, juga ditampilkan produk-produk hasil inovasi dan produk kebanggaan lima industri strategis Indonesia, antara lain PT Dirgantara Indonesia (pesawat terbang), PT Pindad (alat utama sistem senjata/alutista), PT New Sentosa (truk pemadam), PT Len Industri (teknologi), dan PT Dok dan Perkapalan Kodja Bahari (perkapalan).

“Kemendag juga menyajikan produk kreatif unggulan buatan tangan perajin Indonesia. Kami harapkan pameran ini dapat tampil memikat setiap mata para pemimpin dunia dan memberikan pemahaman lebih tentang keunggulan warisan budaya Indonesia, seperti batik, tenun, perhiasan perak, kerajinan premium, serta produk spa dan jamu,” ujar Nus.

Tidak hanya di Jakarta, guna memeriahkan perhelatan KAA di Bandung, Ditjen PEN juga berpartisipasi dalam satu booth informasi pada pameran BDG Art and Craft Expo 2015 , 21–22 April 2015 di Graha Manggala Siliwangi.

“Ajang internasional ini digiatkan untuk ‘awareness’ dan citra positif produk Indonesia di mata para pemimpin negara dan pelaku bisnis dunia,” kata Nus.

Kawasan Asia dan Afrika memegang peran penting dalam pertumbuhan perdagangan Indonesia selama lima tahun terakhir. Ekspor ke negara Asia dan Afrika mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,34 persen dengan nilai ekspor pada tahun 2014 lebih dari 95 miliar dolar AS.

“Afrika, terutama, adalah pasar tujuan ekspor potensial dengan tren ekspor dalam kurun waktu lima tahun terakhir sebesar 12,56 persen dan nilai ekspor 6,23 miliar dolar AS pada 2014,” imbuh Nus.

Peringatan Ke-60 KAA diselenggarakan untuk merayakan tonggak penting sejarah kerja sama bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang dimulai pada tahun 1955. Dalam Peringatan Ke-60 KAA dan Peringatan Ke-10 Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika (Anniversary of the New Asian-African Strategic Partnership/NAASP ), Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah serangkaian acara tingkat tinggi dengan tema “Penguatan Kerja Sama Selatan-Selatan dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan dan Perdamaian Dunia” di Jakarta dan Bandung pada tanggal 19–24 April 2015.

Sebanyak 109 negara Asia dan Afrika, 16 negara pengamat, dan 25 organisasi internasional berpartisipasi dalam acara tersebut.

“Sejarah telah membuktikan bahwa negara-negara Asia Afrika adalah mitra penting bagi Indonesia. Melalui kegiatan ini, kami optimistis kemitraan yang solid akan dapat lebih dikembangkan, khususnya dalam bidang perdagangan,” ungkap Nus.

Pada saat bersamaan dengan KAA, Indonesia juga menjadi sorotan dunia dengan menjadi tuan rumah WEF-EA. Kemendag melalui Ditjen PEN menyambut ajang bergengsi ini melalui paviliun yang menampilkan produk industri strategis untuk meningkatkan citra Indonesia sebagai negara produsen produk manufaktur yang bernilai tambah.

“Ini kesempatan emas bagi kami dapat mempresentasikan produk unggulan Indonesia di hadapan para pelaku bisnis top dunia. Hal ini sekaligus membuktikan kesiapan Indonesia mengembangkan berbagai kerja sama strategis guna meningkatkan perdagangan dan investasi,” ujar Nus.

Lebih dari 700 peserta dari 41 negara akan ambil bagian. Para CEO dunia atau pimpinan perusahaan besar yang memastikan hadir, antara lain Aramco, Bombardier, Cargill, DuPont, Hewlett-Packard, Hitachi, JETRO, Marriott, MasterCard, Monsanto, McKinsey, Nestl, Standard Chartered, Syngenta, dan Unilever. AN-MB