Foto: Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Emiliana Sri Wahjuni.

Denpasar (Metrobali.com)-

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) bersama Asian Development Bank (ADB) menggulirkan pilot project Program Layanan Lansia Terintegrasi yang ada di lima Lokasi di Indonesia salah satunya di Kota Denpasar.

Untuk di Kota Denpasar Kelurahan Pedungan yang ditunjuk jadi pilot project Program Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) ini. Program ini mendapatkan apresiasi dan dukungan penuh dari kalangan wakil rakyat di Kota Denpasar.

“Kami apresiasi dan dukung Denpasar jadi pilot project Program Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) ini. Ini progam yang bagus,” kata Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar Emiliana Sri Wahjuni.

Dalam pilot projek Program Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) ini ada dua kegiatan pertama sistem informasi lanjut usia (Silani) dimana pendataan sudah dimulai 2019 selama tiga bulan. Setelah ada data akan dibuat aplikasi digitalnya.

Untuk pilot projek kedua adalah layanan lansia terintegrasi dimana komponen besarnya adalah perawatan jangka panjang yang terintegrasi untuk lanjut usia.

Layanan terintegrasi yang dimaksud adalah semua kebutuhan lansia baik kesehatan maupun sosialnya di integrasikan. Dimana dalam kegiatan ini akan menghadirkan case manager atau manager kasus.

Case manager ini yang melakukan penilaian kondisi lanjut usia lansianya seperti apa. Apakah termasuk lansia level I yang sehat, level II mempunyai gangguan dan level III lansia yang memerlukan bantuan maupun dukungan untuk merawat kesehariannya.

Case manager ini yang menentukan rawatan yang diperlukan karena dalam kegiatan ini tidak hanya memperhatikan kesehatan namun juga terkait kebutuhan sosialnya juga.

Emiliana Sri Wahjuni pun berharap pilot projek Program Layanan Lansia Terintegrasi (LLT) ini dapat memberikan layanan terintegrasi yang optimal kepada lansia bagi dari aspek kesehatan, kesejahteraan sosial, interaksi sosial hingga pemberdayan lansia. Progam ini pun diharapkan juga memperkuat implementasi Perda Perlindungan Lansia.

“Jadi lansia tidak enak, ingin banyak yang dikerjakan tapi tidak bisa karena keterbatasan fisik, rapuh. Maka layanan lansia memang harus terintegrasi dari aspek sosial, kesehatan, kesejahteraan, hiburan, interaksi sosial, pemberdayaan dan lainnya,” ujar wakil rakyat yang akrab disapa Sis Emil ini.

Srikandi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini yang sangat konsern pada isu-isu yang kesejahteraan lansia ini juga berharap adanya Panti Werdha atau semacam rumah singgah bagi lansia di Kota Denpasar bisa diwujudkan.

“Lansia harus kita perhatikan serius dan berdayakan. Jangan sampai ada lansia terlantar,” pungkas Anggota Komisi IV DPRD Kota Denpasar yang membidangi kesehatan, pendidikan, pemuda dan olahraga, pemberdayaan perempuan, sosial dan tenaga kerja, kebersihan dan pertamanan, pariwisata dan lain-lain ini. (wid)