Eksodus PSK Dolly

Batam (Metrobali.com)-

Ketua Komisi IV DPRD Kota Batam, Kepulauan Riau, Riki Syolihin meminta pemerintah kota setempat mengantisipasi eksodus pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari pascapenutupan lokalisasi Dolly, Surabaya, Jawa Timur. Sebelumnya, Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta juga mengantisipasi eksodus PSK Dolly ke Bali.

“Berdasarkan informasi dari Dinas Sosial Surabaya yang diperoleh dari para mucikari, Batam akan menjadi kota tujuan eks penghuni Dolly. Selain Batam, tujuan lain adalah Bali dan Jakarta,” kata Riki di Batam, Rabu.

Ia mengatakan pentingnya langkah antisipatif dilakukan Pemkot Batam disampaikan Kepala Dinas Sosial Surabaya saat menerima kunjungan sejumlah anggota Komisi IV DPRD Kota Batam.

“Pemerintah Kota Batam harus mengantisipasi seperti yang sudah dilakukan Bali. Di Bali sudah dilakukan razia agar mantan penghuni Dolly tidak masuk ke provinsi tersebut,” kata dia.

Riki mengatakan, jika mantan penghuni Gang Dolly masuk ke Batam menunjukkan komitmen pemerintah memberantas kemaksiatan sangat rendah.

Saat ini Batam juga meruapakan salah satu kota yang terdapat sejumlah lokalisai baik yang terang-terangan atupun berkedok tempat usaha lainnya.

“Kami melihat komitmen pemerintah masih sangat rendah dan cenderung melakukan pembiaran terhadap menjamurnya tempat-tempat maksiat seperti tempat pijit plus dan banyaknya peredaran minuman beralkohol,” kata Riki.

Dengan kondisi yang ada saat ini, kata dia, sudah terjadi degradasi moral yang luar biasa di Batam apalagi jika ditambah masuknya eks penghuni lokalisasi Dolly.

Riki juga mengatakan, ancaman penyakit berbahaya seperti HIV/AIDS juga akan meningkat jika eks Dolly eksodus ke Batam.

“Batam sudah menjadi salah satu kota dengan jumlah penderita HIV/AIDS tertinggi. Jika ditambah lagi mantan penghuni Gang Dolly, maka apa yang akan terjadi?” kata Riki.

Komisi Perlindungan Aids (KPA) Kota Batam, mencatat selama 2013 terdapat 54 warga Batam meninggal karena penyakit menular tersebut.

Selain korban meninggal, korban AIDS baru di Kota Batam pada 2013 mencapai 198 orang terdiri dari 106 perempuan dan 92 laku-laki.

Pada 2013, jumlah penderita HIV baru juga mencapai 577 orang yang terdiri dari 287 perempuan dan 290 laki-laki.

“Rata-rata penyebaran terbesar ialah melalui hubungan seks dengan ginta-ganti pasangan,” kata Sekretaris KPA Batam, Kornelis Balawangan di Batam. AN-MB