Denpasar (Metrobali.com) 

 

Jumlah korban meninggal akibat ledakan gudang LPG di Jalan Cargo Taman I, Banjar Uma Sari, Desa Ubung Kaja, Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali terus bertambah.

Hingga kini, total korban meninggal menjadi 3 orang, sementara 13 pasien lainnya masih dalam kondisi kritis di RS Prof Ngoerah akibat menghirup asap di ruangan tertutup.

Korban meninggal terbaru adalah Yudis Aldyanto (33), yang mengalami luka bakar tingkat II AB – III sebesar 88%. Meskipun sempat mendapatkan perawatan intensif dengan ventilator, Yudis meninggal pada 11 Juni 2024 pukul 03.10 WITA. Sebelumnya, dua korban lainnya, Edy Herwanto (43) dan Purwanto (40), meninggal dunia masing-masing pada 10 Juni 2024 pukul 02.00 WITA dan 13.45 WITA.

Dr. I Putu Hendra Sanjaya, dokter bedah plastik RS Prof Ngoerah, mengungkapkan bahwa tingkat luka bakar yang dialami ketiga korban sangat parah, dengan Edy Herwanto mengalami luka bakar hampir 90% dan Purwanto 74%.

“Dengan kondisi luka bakar di atas 60-70 persen, kemampuan bertahan hidup sangat sulit,” katanya.

Saat ini, RS Prof Ngoerah merawat 13 pasien dengan kondisi luka bakar parah. Dari jumlah tersebut, 12 pasien mengalami luka bakar di atas 60%, sementara 1 pasien mengalami luka bakar sekitar 40%, namun juga dalam kondisi kritis.

Dr. Affan Priyambodo Permana Sp BS (K), Direktur Medik dan Keperawatan RS Prof Ngoerah, menjelaskan bahwa peristiwa ini termasuk dalam kategori kejadian luar biasa (KLB) karena jumlah korban yang cukup banyak. RS Prof Ngoerah menerima 16 pasien luka bakar dari berbagai rujukan, termasuk 7 pasien dari RSUD Mangusada, 3 dari RS Surya Husada, dan 2 dari RS Balimed.

“Meski kapasitas perawatan luka bakar di RS Prof Ngoerah hanya 15, kami memastikan perawatan optimal bagi seluruh pasien,” ujar Dr. Affan. Dr. I Putu Kuniyanta Sp An.KAP, Kepala Instalasi Rawat Intensif, menambahkan bahwa kondisi pasien dengan luka bakar di atas 60% sangat kritis dan memerlukan pemantauan intensif serta alat bantu pernapasan.

Sanjaya menambahkan bahwa pasien dengan luka bakar di atas 60% saat ini tidak sadarkan diri dan terus dipantau secara ketat. “Setiap perbaikan kondisi akan segera ditindaklanjuti dengan tindakan medis lanjutan seperti operasi,” pungkasnya.

Ledakan yang terjadi pada 9 Juni 2024 ini menimbulkan keprihatinan mendalam dan mendapat perhatian serius dari pihak rumah sakit serta masyarakat luas. RS Prof Ngoerah berkomitmen memberikan pengobatan optimal untuk semua korban yang terdampak.(Tri Widiyanti)