Lagos (Metrobali.com) –

Serangan-serangan kelompok Boko Haram di wilayah timurlaut Nigeria menewaskan lebih dari 1.200 orang sejak Mei, ketika keadaan darurat diberlakukan di kawasan tersebut, kata PBB, Senin.

Nigeria memberlakukan keadaan darurat di negara-negara bagian Adamawa, Borno dan Yobe pada 14 Mei, setelah gelombang serangan oleh kelompok militan tersebut.

Presiden Goodluck Jonathan mengirim ribuan prajurit yang didukung kekuatan udara ke Nigeria timurlaut untuk mengatasi kekerasan militan yang telah berlangsung empat tahun.

Jumlah korban yang diumumkan PBB itu merupakan angka kematian independen pertama yang muncul sejak operasi militer tersebut diluncurkan.

“Sekitar 1.224 orang tewas dalam serangan-serangan yang terkait dengan Boko Haram” sejak Mei, kata badan kemanusiaan PBB (OCHA) dalam sebuah pernyataan.

Juru bicara Choice Okoro mengatakan kepada AFP, angka PBB itu belum termasuk mereka yang tewas selama operasi militer.

Angka korban itu mencakup warga sipil dan personel militer serta anggota milisi pro-pemerintah yang bangkit melawan pemberontak, kata PBB.

Para pejabat pertahanan sering dituduh meremehkan jumlah orang yang tewas dalam serangan-serangan Boko Haram.

Pemerintah Nigeria pada November memperpanjang keadaan darurat di kawasan timurlaut — pertama kali diberlakukan pada Mei — yang memberi militer waktu tambahan selama enam bulan lagi untuk menumpas militan.

Keberhasilan ofensif militer yang dilakukan selama keadaan darurat masih tidak jelas.

Militer menyebut Boko Haram kocar-kacir dan dalam posisi bertahan, namun ratusan orang tewas dalam beberapa pekan terakhir akibat serangan militan, yang menimbulkan keraguan mengenai klaim keberhasilan pemerintah.

Kekerasan Boko Haram diperkirakan telah menewaskan lebih dari 3.600 orang sejak 2009, termasuk pembunuhan oleh pasukan keamanan.

Kelompok itu menyatakan berperang untuk mendirikan sebuah negara Islam di Nigeria utara yang penduduknya mayoritas muslim.

Kekerasan meningkat di Nigeria sejak serangan-serangan menewaskan puluhan orang selama perayaan Natal 2011 yang diklaim oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram.

Boko Haram mengklaim puluhan serangan di Nigeria, termasuk pemboman bunuh diri pada Agustus di markas PBB di Abuja yang menewaskan sedikitnya 24 orang.

Serangkaian serangan bom di kota Jos, Nigeria tengah, pada Malam Natal 2010 juga diklaim oleh Boko Haram.

Boko Haram meluncurkan aksi kekerasan pada 2009 yang ditumpas secara brutal oleh militer yang menewaskan sekitar 800 orang dan menghancurkan masjid serta markas mereka di kota Maiduguri, Nigeria timurlaut.

Kelompok itu tidak aktif selama sekitar satu tahun dan kemudian muncul lagi pada 2010 dengan serangkaian pembunuhan.

Penduduk Nigeria yang berjumlah lebih dari 160 juta orang terpecah di wilayah utara yang sebagian besar Muslim dan wilayah selatan yang umumnya Kristen. (Ant/AFP)