mudik

Jakarta,  (Metrobali.com) –

Meskipun aparat pemerintah memperoleh banyak apresiasi dari berbagai pihak mengenai kelancaran arus mudik Lebaran tahun 2015, tetapi kejadian alam membuat rencana yang sudah disusun dengan matang tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Letusan Gunung Raung di Jawa Timur memberikan warna lain pada proses mudik kali ini khususnya dengan moda transportasi udara untuk wilayah timur.

Pada saat ribuan orang bersiap-siap mudik untuk melaksanakan sholat Ied di kampung halaman, Bandara Internasional Juanda di Surabaya, Bandara Blimbingsari di Banyuwangi, Bandara Noto Hadinegoro Jember di dan Bandara Abdulrachman Saleh di Malang, semuanya di Jawa Timur, terpaksa ditutup karena angin yang membawa abu letusan Gunung Raung mengarah ke barat.

Bandara IG Ngurah Rai di Denpasar, Bali juga sempat ditutup dan buka-tutup sejak tanggal 10 Juli, tergantung arah angin yang membawa abu Gunung Raung, sehingga mengakibatkan pembatalan dan penundaan penerbangan lanjutan dari dan ke kota-kota di sebelah timurnya.

Terbengkalainya begitu banyak penumpang khususnya pemudik tersebut, menimbulkan kekecewaan dari masyarakat seperti yang mereka ungkapkan melalui jejaring media sosial ataupun dalam wawancara dengan media massa.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan turun ke bandara Soekarno Hatta pada malam takbiran dan hari pertama Idul Fitri 1436 H untuk melakukan pengecekan langsung termasuk mendatangi para penumpang yang tidak dapat terbang.

Menhub Jonan secara pribadi memberikan penjelasan langsung kepada para penumpang mengenai alasan penundaan penerbangan terkait dengan ancaman bahaya dari abu yang beterbangan di udara.

Penjelasan ini diberikan mengingat banyak penumpang yang mengatakan bahwa kondisi bandara Juanda bersih dari abu dan pernyataan tersebut bisa memunculkan banyak pertanyaan mengenai kebijakan Kementerian Perhubungan dalam menutup bandara-bandara tersebut.

“Memang bandara ‘clear’, tapi ruang udara tidak ‘clear’ terutama di posisi 6.000 meter dan ini sangat membahayakan penerbangan,” kata Jonan kepada para calon pemudik, Penjelasan tersebut memberi pemahaman kepada calon pemudik mengenai bahaya dari penerbangan apabila dipaksakan menembus udara yang tercemar abu letusan gunung karena dapat mengganggu mesin pesawat.

Konsep keselamatan transportasi menjadi prioritas kebijakan yang dilaksanakan secara konsisten oleh Menhub Jonan dalam memimpin Kementerian Perhubungan.

Langkah tegas Menhub Jonan dalam mengedepankan aspek keselamatan penumpang walaupun kerap kali mendapatkan berbagai reaksi dari operator jasa transportasi, tetapi sebaliknya justru mendapat apresiasi dan dukungan positif dari masyarakat luas.

Tidak cukup hanya dengan memberikan penjelasan, Menhub Jonan juga memberikan arahan mengenai moda transportasi alternatif yang dapat dipilih oleh penumpang mengingat “refund” bagi para calon penumpang pesawat diberikan dalam bentuk kupon dan bukan berbentuk dana tunai.

Jonan menginstruksikan Jajaran Angkasa Pura II selaku operator bandara, agar segera mendatangkan sejumlah bus untuk mengantarkan para penumpang ke tempat tujuannya.

Santi Saraswati, salah seorang calon penumpang pesawat tujuan Surabaya, mengakui meskipun dirinya kecewa dengan pembatalan penerbangan namun bisa memahami keputusan yang diambil Kementerian Perhubungan atas dasar alasannya keamanan.

Dia mengaku, sebelum berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta sudah memperkirakan akan terjadi pembatalan penerbangan, setelah dalam beberapa hari mengikuti berita perkembangan letusan Gunung Raung dari media cetak maupun elektronik.

“Kalau ditanya kecewa tentu kecewa. Tapi saya bisa memahami keputusan tersebut,” kata Santi yang akan mudik bersama keluarganya ke Mojokerto, Jawa Timur.

Meskipun ada pembatalan penerbangan namun dia menegaskan tidak akan kembali pulang ke rumah dan masih menunggu perkembangan selanjutnya, mengenai kemungkinan pemulihan penerbangan.

Hal serupa juga dialami Abdul Fatah yang akan mudik kePasuruan. Dia yang akan mudik menggunakan pesawat bersama istri dan kedua anaknya harus menerima kenyataan kemungkinan terlambat tiba di kampung halamannya, karena pesawat yang akan ditumpangi ditunda keberangkatannya.

“Kalau memang alasannya alam masak kita mau memaksakan kehendak. Saya percaya keputusan pemerintah ini adalah jalan terbaik daripada dipaksakan malah bisa terjadi hal yang tak diinginkan,”katanya.

Dia sudah membeli tiket pesawat terbang sejak empat bulan lalu agar bisa mudik untuk menemui orangtua dan mertuanya di Pasuruan, tapi karena adanya kejadian alam ini terpaksa harus menerima kenyataan.

“Sekarang kalau mau cari karcis kereta api ke Surabaya sudah pasti tak tersedia lagi, sementara untuk naik mobil waktunya juga mepet. Belum lagi macet di jalan,” katanya.

Menhub Jonan tidak hanya menerima laporan dari bawahannya saja, tetapi turun memimpin pusat kendali secara langsung, manakala kebanyakan Menteri dan pejabat menikmati hari libur Lebaran.

Dengan memimpin langsung pusat kendali, maka pada saat Menhub Jonan mendapatkan kepastian mengenai keamanan koridor penerbangan menuju Bandara Juanda, Menhub segera memberikan perintah untuk membuka kembali Bandara Juanda disertai dengan rekomendasi arah terbang bagi pilot.

Berikan layanan terbaik Dengan kecepatan tindakan ini, maka perusahaan penerbangan juga memperoleh kepastian untuk menyiapkan pesawat-pesawat cadangan guna mempercepat proses pengangkutan penumpang yang sempat terganggu.

Tindakan cepat, tepat dan tegas dari Menhub Jonan ini, bukan merupakan pencitraan belaka, Menhub Jonan telah terbukti berhasil sewaktu memimpin transformasi PT. KAI (Persero).

Keberhasilannya memajukan PT. KAI tersebut ternyata mengundang apresiasi yang sangat tinggi dari Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsudin.

Din Syamsudin mengatakan bahwa sudah saatnya apabila Indonesia mau menjadi bangsa yang hebat maka perlu dilakukan revolusi mental khususnya dari pemimpinnya.

Bukan hanya mendatangi bandara yang menunda atau membatalkan sejumlah penerbangan, Menhub juga mendatangi bandara lain yang tidak mengalami gangguan alam.

Menteri Jonan juga meninjau sarana transportasi di Kalimantan Selatan dengan mendatangi Bandar Udara Syamsudin Noor dan Pelabuhan Laut Bandarmasih, Kota Banjarmasin.

“Kami ingin melihat langsung arus mudik di sejumlah daerah dan Kalsel merupakan salah satu daerah yang kami pantau langsung,” ujar Menhub di Bandara Syamsudin Noor, Rabu (15/7).

Kedatangan menhub disambut Gubernur Kalsel Rudy Ariffin dan General Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Syamsudin Noor Handy Heryudithiawan. Di depan posko, menhub mendapat penjelasan GM PT Angkasa Pura terkait arus mudik calon penumpang yang menggunakan jasa transportasi udara di bandara setempat.

“Pemberangkatan dan kedatangan pesawat lancar tanpa hambatan yang berarti sehingga aktivitas arus mudik di bandara secara keseluruhan tertib dan aman,” ujar Handy.

Menhub meminta otoritas bandara mampu memberikan pelayanan terbaik kepada penumpang sehingga arus mudik maupun arus balik berjalan lancar tanpa hambatan.

“Kami menyiapkan ruangan bekas kantor Angkasa Pura sebagai tempat peristirahatan calon penumpang yang tengah menunggu keberangkatan,” ucap Handy menjawab menhub.

Gubernur Kalsel Rudy Ariffin mengatakan, arus mudik di seluruh wilayah Kalsel baik darat, laut maupun udara berjalan lancar tanpa hambatan yang berarti.

“Arus penumpang bandara lancar, juga transportasi darat tidak ada masalah, termasuk transportasi laut juga lancar karena dibantu kapal TNI Angkatan Laut,” kata dia.

Usai meninjau bandara, menhub dan rombongan menuju Pelabuhan Bandarmasih di Banjarmasin untuk melihat langsung aktivitas arus mudik di pelabuhan barang dan penumpang itu. AN-MB