????????????????????????????????????

 Gubernur Bali Made Mangku Pastika saat melakukan pemaparan didampingi Direktur RS Mata Bali Mandara dr. Made Yuniti di Ruang Rapat Sriwijaya II Kantor KemenPAN-RB, Jakarta, Jumat (11/3).

Denpasar (Metrobali.com)-

Inovasi penangangan angka kebutaan akibat penyakit katarak yang dilaksanakan RS Mata Bali Mandara mengantarkan Pemprov Bali masuk nominasi Top 99 dalam Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tingkat Nasional yang dilaksanakan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB). Sebagai salah satu nominator, Bali mendapat kesempatan memaparkan berbagai upaya dan terobosan dalam penanganan penyakit mata khususnya katarak. Paparan disampaikan langsung oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika yang didampingi Direktur RS Mata Bali Mandara dr. Made Yuniti di Ruang Rapat Sriwijaya II Kantor KemenPAN-RB, Jakarta, Jumat (11/3).

Dalam paparannya di hadapan tim panelis, Pastika secara singkat mengurai masalah kesehatan mata di wilayah Provinsi Bali. Mengacu Riset Kesehatan Dasar (Riskedas), pada tahun 2007 tingkat kebutaan di Bali mencapai 1 persen atau di atas prevelansi nasional yang saat itu ada pada kisaran 0.9 persen. Masih mengacu data tersebut, penyakit katarak merupakan penyebab utama kebutaan yaitu sebesar 0,78 persen. Padahal, melalui penanganan yang tepat, kebutaan yang disebabkan oleh penyakit katarak sejatinya dapat dicegah.

Bertolak dari data tersebut, Gubernur Pastika yang menggulirkan Program Bali Mandara sejak bulan Agustus 2008 menetapkan penanganan penyakit katarak sebagai salah satu prioritas di bidang kesehatan. Sejak saat itu, Pastika didukung jajarannya memperkuat fungsi Rumah Sakit Mata Bali Mandara. Salah satu strategi yang diterapkan adalah pendekatan pelayanan kesehatan mata masyarakat melalui tindakan operasi katarak di luar gedung (jemput bola,red). Untuk lebih mengoptimalkan penanganan katarak, Pemprov Bali juga membentuk Komite Penanggulangan Gangguan penglihatan dan Kebutaan (PGPK) yang bertugas mengkoordinir pelaksanaan operasi jemput bola.

Kegiatan yang dilakukan PGPK meliputi peningkatan advokasi dan komunikasi lintas sektor, menggalang kemitraan dengan Persatuan Dokter Mata Indonesia (Perdami), TP PKK, LSM, CSR hingga pemberdayaan siswa sekolah/mahasiswa KKN dalam penjaringan pasien dan penyebaran informasi jadwal kegiatan screening dan operasi katarak. Selain itu, komite juga mengoptimalkan pemanfaatan website dan jejaring medsos dalam penyebaran informasi.

Selain membentuk komite PGPK, Pemprov juga menambah jumlah petugas (dokter, perawat dan pemegang program) yang sudah dilatih pada Puskesmas yang tersebar di seluruh Bali yang bertugas melakukan screening pasien katarak serta melayani pemeriksaan pasca operasi.

Menurut Pastika, langkah inovasi itu mampu meningkatkan jumlah tindakan operasi katarak dari 3.368 orang pada tahun 2011 menjadi 5.751 pada tahun 2015. Lebih dari itu, pendekatan jemput bola ini terbukti mampu menurunkan angka kebutaan di Provinsi Bali dari 1 persen menjadi 0,3 persen. Pastika cukup berbangga karena program ini mendapat sambutan positif dari para pengusaha yang banyak menyalurkan dana CSRnya dalam penanggulangan kebutaan akibat katarak. Hal yang sama juga dilaksanakan oleh kalangan LSM. “Dengan kata lain, gerakan penanganan tak lagi dilaksanakan secara parsial,” ujarnya.  Pastika berkomitmen, ke depannya Pemprov Bali akan terus berinovasi di bidang layanan kesehatan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat. Terlebih, indera penglihatan mempunyai fungsi yang sangat penting.

MenPAN-RB yang diwakili Deputi Bidang Pelayanan Publik Mirawati Sudjono,AK,M.Sc menyampaikan apresiasi terhadap inovasi layanan publik di bidang kesehatan mata yang diterapkan Pemprov Bali. Selain itu, 9 orang anggota Tim Panelis juga nampak tertarik dengan paparan Gubernur Pastika.

Sekedar catatan, Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2016 merupakan agenda rutin KemenPAN-RB yang bertujuan mendorong peningkatan layanan kepada masyarakat. Untuk tahun ini, Bali mengirimkan 9 proposal dan harus bersaing dengan 1000 proposal dari Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia. Dari 9 proposal yang diajukan, inovasi layanan RS Mata Bali Mandara berhasil masuk 99 besar (TOP 99).AD-MB