sidang engelin2Denpasar (Metrobali.com)-

Pemandangan berbeda kala Margriet dan Yvonne melaporkan kehilangan Engeline. Kala melapor kepada Kepala Lingkungan Ketut Sutapa. Sutapa mengaku Margriet nampak diam saja dan terlihat murung. Sementara Yvonne terlihat begitu panik.

“Yvonne panik dan bilang mau melapor ke mana lagi. Dia bilang kalau adiknya hilang di umur delapan tahun,” kata Sutapa saat menjadi saksi di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Kamis 10 Desember 2015.

Pada persidangan pembunuhan Engeline dengan terdakwa Margriet Christina Megawe itu ia melanjutkan jika Margriet dan Yvonne ditemani seorang perempuan bernama Rohanna melapor malam hari sekira pukul 19.30 WITA pada 16 Mei lalu.

“Datang bertiga, yang saya tahu Ibu Margriet dan dan putrinya Yvonne. Ada satu orang lagi wanita saya tak tahu namanya. Datang melapor anak kecil Engeline hilang,” papar Sutapa.

Mendapati laporan tersebut, Sutapa menyarankan keduanya agar melapor kepada kepolisian terdekat. “Waktu itu katanya anaknya hilang pukul 15.00 WITA. Saya terima laporannya dan sarankan agar melapor ke kepolisian,” ucap Sutapa.

Sutapa mengakui jika Margriet merupakan warganya di Sedap Malam. Hanya saja, Margriet tak dimasukkan dalam sistem adat, karena bukan warga asli daerah setempat. “Terdakwa merupakan warga dinas bukan warga adat. Jadi, tidak dikenakan sistem suka duka, hanya terdaftar saja. Terdakwa hanya kontrak di rumah tersebut. Bangunan rumah itu dibangun oleh terdakwa dan suaminya. Dulu itu tanah kosong,” terang Sutapa.

Sementara itu, Yvonne mengaku heran dengan pertanyaan majelis hakim dan jaksa yang memojokkan ibunya. Yvonne mengaku kala itu memang ia sangat panik atas kehilangan anaknya. Apalagi, secara aturan di kepolisian belum bisa dilaporkan hilang sebelum 1×24 jam.

“Saya melaporkan malam itu karena sangat panik. Semua bilang harus ke polisi. Sedangkan aturannya 1×24 jam baru bisa dikatakan lapor orang hilang. Ini aturan apa. Kalau yang hilang itu barang atau orang dewasa tak masalah. Ini yang hilang anak kecil. Polisi harus tahu itu,” sesal Yvonne.

Yvonne tergerak untuk melaporkan malam itu juga lantaran ia tahu persis siapa adiknya. Jika tak segera dicari, katanya, adiknya bisa saja tak bisa ditemukan selamanya. “Saya tahu persis siapa itu Engeline. Dia tidak bisa bertemu sembarang orang. Saya berfikir kalau tidak dilaporkan malam itu juga, bisa jadi adik saya tak bisa ketemu lagi. Makanya saya laporkan malam itu juga,” tutup Yvonne. JAK-MB