Jembrana (Metrobali.com)-

Sejumlah warga Desa Yehembang Kangin Kecamatan Mendoyo, Minggu (1/9) melancarkan protes.  Protes warga itu disebabkan jalan desa penghubung dua banjar yakni Banjar Tibu Sambi dan Banjar Nusamara, tidak kunjung diperbaiki. Padahal warga sudah sering menyampaikannya ke pihak desa.

Dalam aksinya itu, puluhan warga melakukan penanaman pohon. Sedikitnya ada 40 pohon pisang dan pohon kelapa ditanam warga di jalan rusak itu. Akibatnya jalan penghubung dua banjar tidak dapat dilalui kendaraan jenis mobil dan truk. Aksi spontanitas warga tempek tiga itu, selain dipicu janji dari pihak desa juga janji dari sejumlah anggota Komisi C DPRD Jembrana yang pernah turun kelokasi tersebut.

Ida Bagus Kade Santika, salah seorang warga setempat, ditemui dilokasi mengatakan sebelumnya jalan tersebut pernah ditinjau oleh IBS dan PK, anggota DPRD Jembrana dari Komisi C. Bahkan anggota dewan itu berjanji akan segera memperbaikinya melalui program pembangunan infrastruktur pedesaan (PPIP). Namun kenyataannya hingga kini jalan tersebut masih rusak.  “Katanya bulan Juli lalu akan diperbaiki, tapi sampai sekarang masih rusak. Setahu saya, sudah dialihkan untuk perbaikan jalan subak di Banjar Tegak Gede, Yehembang Kangin” ujarnya.

Kelian Tempek Tiga, Banjar Tibusambi, I Gusti Komang Mataran mengatakan jalan tersebut rusak akibat sering dilalui truk yang mengambil material di sungai tibusambi. Padahal pemilik truk tidak pernah memberikan kontribusi ke desa maupun ke banjar setempat. “Desa tidak pernah melarangnya. Padahal karena ulahnya jalan menjadi rusak” ujarnya.

Dikatakannya akibat jalan rusak, ditempat itu sering terjadi kecelakaan dan terjatuh. “Kasihan anak-anak yang sekolah. Sepeda juga menjadi lebih cepat rusak. Kalau hujan, jalan itu menjadi becek dan kumuh. Juga sering ada yang terjatuh karena lubang tertutup air hujan” ungkapnya.

Lanjut, diakuinya jalan alternatif  lain menuju kota memang ada dan kondisinya bagus, tapi akan memakan waktu tempuh yang lebih lama lantaran jauh dan memutar. “Mudah-mudahan aksi kami ini di dengar oleh pemerintah daerah, sehingga jalan itu segera diperbaiki. Juga melarang truk material mengambil material di sungai, karena mereka tidak memberi kontribusi ke desa” imbuh Ida Bagus Gede Sugama, warga lainnya.

Perbekel Yehembang Kangin, I Gede Suardika saat dikonfirmasi memahami tindakan warga tersebut. Menurutnya meski jalan tersebut jalan desa, pihaknya akan tetap mengajukan permohonan kepada Pemkab Jembrana. “Kami musyawarahkan dulu, karena anggaran desa sebelumnya sudah difokuskan untuk perbaikan kantor desa. Untuk pelarangan pengambilan material sungai, juga akan kami koordinasikan dengan pihak banjar” Pungkasnya. MT-MB