Buleleng, (Metrobali.com)

Ketua DPRD Kabupaten Buleleng Gede Supriatna,SH saat rapat Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kabupaten Buleleng Tahun 2021 secara daring diruang Gabungan Komisi DPRD Buleleng pada Rabu, (31/3/2021) mengatakan salah satu pokok-pokok pikiran bidang pangan, sandang dan papan menyangkut dalam pertanian, yakni mendorong pengembangan tanaman pangan alternatif pengganti beras untuk menjaga kedaulatan pangan menuju ketahanan pangan nasional. Dan juga pengelolaan pertanian yang dikelola secara holistik dari hulu hingga hilir berbasis potensi pasar.

Lebih lanjut Supriatna yang didampingi pimpinan dan anggota DPRD Buleleng dalam presentasinya menegaskan sektor pertanian agar diperhatikan lagi, terutama pangan non beras sebagai penguatan ekonomi dalam skala mandiri. Pengelolaan sisi pertanian perkotaan dengan memanfaatkan lahan rumah sebagai alternatif dalam bertani. Seperti halnya di masa pandemi ini penting juga menerapkan model-model pertanian alternatif-alternatif yang lain misalnya hidroponik ataupun hurbanpaming ini bisa kita dorong dimasa pandemi, paling tidak untuk bisa menjaga ketahanan pangan diskup keluarga.
Terkait dengan Ranperda LP2B yang akan disahkan pada Tahun 2021, ucap Supriatna agar nantinya pemerintah daerah tidak hanya terfokus pada bahan pangan beras, melainkan juga pangan non beras. Seperti jagung, ketela, sorgum yang sudah mulai bisa dikembangkan saat ini. Terutama di daerah kering seperti di Tejakula dan Gerokgak yang sangat tidak mungkin untuk menanam padi.

“Kita berharap agar nantinya ketika Ranperda ini disahkan menjadi Perda, Dinas Pertanian bisa memberikan inovasi-inovasi untuk menunjang hal-hal yang berkaitan dengan LP2B, khususnya di daerah yang kering yang sangat sulit untuk menanam padi.” ujarnya.

Berbicara lahan pertanian, ujarnya lagi tidak hanya sawah yang ditanami padi. Tapi terlebih bagaimana agar di daerah-daerah seperti tejakula dan Gerokgak yang notabene kering dan sangat kecil kemungkinannya untuk menanam padi.

“Lahan pertanian itu bisa tetap produktif, salah satunya dengan mengoptimalkan bahan pangan non beras ini” tandas Supriatna. GS