tas kulit sapi

Denpasar (Metrobali.com)-

Kalangan pengrajin kulit di Denpasar, ibukota Provinsi Bali menggunakan kulit sapi Bali sebagai bahan baku utama pembuatan berbagai jenis kerajinan seperti sepatu, tas, sandal, dan jaket yang memiliki nilai jual tinggi.

“Kulit sapi Bali kualitasnya bagus dan sangat cocok digunakan membuat aneka kerajinan,” kata Eni Arifin, salah seorang pengrajin kulit sapi Bali di daerah Denpasar Selatan, Minggu (7/6).

Ia mengatakan, pihaknya mendapatkan kulit sapi Bali dari beberapa penyalur (agen) yang menjadi langganannya selama ini, kalangan penyalur tersebut mendapatkan kulit sapi dari beberapa daerah di Bali seperti Buleleng, Badung dan Jembrana.

“Kami mendapatkan kulit yang sudah jadi, artinya kulit yang sudah dibersihkan dan dikeringkan, sehingga kami tinggal melakukan proses pengolahan saja,” ungkap dia.

Ia menambahkan, dalam sebulan pihaknya memesan 20-50 kilogram kulit sapi, tergantung dari banyaknya pesanan yang masuk, jika sedang ramai, dalam sebulan bisa memesan sampai 80 kilogram kulit sapi.

Eni Arifin mengatakan, kulit sapi yang sudah kering diolah menjadi beberapa jenis kerajinan seperti sepatu, tas, jaket, sandal, dan berbagai jenis kerajinan lainnya yang sangat digemari masyarakat luas.

Untuk satu jenis kerajinan kulit sapi, ia mengatakan, membutuhkan waktu pengerjaan antara 1-2 hari tergantung dari model dan kesulitannya, misalnya sepatu kulit, membutuhkan waktu dua hari karena memiliki tingkat kesulitan dibandingkan kerajinan jenis lainnya.

“Sepatu kulit dengan kualitas paling baik membutuhkan waktu pengerjaan lebih lama, karena memiliki model dan kesulitan yang berbeda-beda,” kata dia.

Eni Arifin menjual barang kerajinan yang dimiliki berkisar antara Rp400.000 sampai Rp3 juta, tergantung jenis barang dan modelnya. “Barang yang paling mahal yakni sepatu pria jenis “boot” dan tas wanita yang memiliki corak istimewa, harganya kedua barang tersebut mencapai Rp3 juta-Rp4 juta,” ujar dia.

Untuk pemasaran, Eni Arifin mengungkapkan, pihaknya hanya mengandalkan pasar lokal daerah Bali saja sambil memenuhi pesanan beberapa pemilik toko seni (Artshop) di daerah Badung dan Gianyar.

“Barang-barang milik saya hanya dijual di daerah Bali saja, beberapa toko seni (Artshop) yang menjual kerajinan asli Bali menjadi langganan saya selama ini, sebagian besar dari mereka membeli barang dalam jumlah banyak,” katanya. AN-MB