Buleleng, (Metrobali.com)

Pandemi covid-19 memporakporandakan perekonomian di Bali, khususnya di bidang Pariwisata. Namun demikian, pemerintah berusaha mencari terobosan untuk keluar dari himpitan perekonomian ini, dengan menumbuh kembangkan sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan serta usaha lainnya.

Seperti misalnya, untuk di sektor usaha peternakan diharapkan mampu dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di Bali. Namun dalam hal ini, untuk mengatasi belum adanya ketersediaan pakan ternak yang memadai, maka perlunya ketersediaan industri pakan ternak.

Ketua Komisi II DPRD I Bali, IGK Kresna Budi saat ditemui di Singaraja, Minggu, (23/5/2021) menegaskan guna menunjang pertumbuhan dan perkembangan sektor peternakan di Bali, pihaknya di Dewan Bali meminta kepada eksekutif yang membidanginya, agar memfasilitasi keberadaan industri pakan ternak yang mencukupi di Bali. Mengingat selama ini pasokan pakan ternak selalu mendatangkan dari luar Pulau Bali. Dan sudah barang tentu, membutuhkan biaya yang tidak sedikit dari sisi transportasinya.

“Selama ini pakan ternak didatangkan dari Jawa. Sehingga biaya pengirimannya cukup tinggi yang berdampak terhadap para peternak merugi. Sehingga, kami mendorong agar Pemprov Bali melakui instansi yang terkait memfasilitasi ketersediaan industri pakan ternak ini,” tegasnya.

Menurutnya dengan adanya ketersediaan industri pakan ternak di Bali, setidaknya mampu menekan biaya dari pelaku usaha peternakan. Artinya para peternak bisa menjangkau untuk pembelian pakan ternaknya.

“Pemprov Bali, mencanangkan program pertanian. Seiring dengan program ini, harus dibarengi dengan program peternakan. Sehingga akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.” Ucap Kresna Budi yang Juga Ketua DPD II Partai Golkar Buleleng ini.

Iapun mengungkapkan idealnya disektor pertanian dan perkebunan, pemerintah memberikan bibit unggul, untuk bisa menghasilkan buah yang berkualitas. Jadi, kalau ada bibit unggul yang ditanam, diyakini menghasilkan buah yang berkualitas untuk mampu bersaing dipasaran, karena memiliki nilai jual yang tinggi.

“Pemprov Bali focus lebih mengutamakan program yang langsung menyentuh masyarakat, bukan malah sebaliknya lebih mengutamakan proyek prestisius yang kurang menyentuh dan berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat Bali. Artinya, dalam situasi seperti sekarang ini, lebih mengutamakan tugas pokok sesuai visi dan misi.” tandas Kresna Budi. GS